Latar abu-abu menghiasi tempat ini, tempat yang dulunya sering dikunjungi orang orang untuk menghabiskan waktu dan sekarang hanya tinggal kenangan.
Beberapa tahun yang lalu
Cahaya percikan bagaikan kembang api, suara yang saling bersahutan tetapi bukan kegembiraan melainkan orang orang yang saling melepaskan peluru untuk bertahan hidup. Sebuah insiden, teror, dan berbagai ancaman mendatangi kota ini yang menyebabkan ini semua.
Di malam yang gelap ini, dua orang menatap tajam satu sama lain, peluru yang siap di lepaskan tertahan di ujung.
" Ku harap kau mati di tangan ku, tak peduli jika kau adalah orang paling ku cintai, tapi demi apapun aku sangat membenci mu, rasa benci ini tak akan pernah hilang walaupun matahari sudah redup oleh waktu " ucap lantang seorang perempuan sambil menatap tajam pada pemuda di depan nya.
Sedangkan pemuda itu hanya tersenyum merespon ucapan perempuan di hadapannya.
" Aku tau, berbuatlah sesukamu tapi ingatlah jangan mesenyesal untuk kemudian hari, tetapi apakah menurutmu aku akan menyerahkan nyawaku dengan cuma cuma ? walaupun aku sangat mencintaimu aku tidak suka memberikan dengan mudah "
pemuda itu mengendikkan bahu dan menatap ke langit malam dan senyum yang selalu bertengger di wajahnya.Perempuan itu menurunkan pistol tersebut, membuat peluru yang siap di keluarkan harus kembali ke tempat,
menatap wajah pemuda terus dengan tatapan sendu" Hanya 1 yang pernah ku sesali, yaitu ketika aku jatuh cinta kepadamu, selebihnya aku tak akan pernah menyesal sama sekali, kau hanya memberiku penderitaan bukan kebahagiaan, kau hanya memberiku air mata tapi tidak dengan tawa bahagia, kau bahkan tak pernah menatap ku bahkan untuk sekali, walau harus bertaruh dengan nyawa namun aku bersumpah di atas darah ku sendiri, jika bukan aku yang membunuhmu maka keturunan ku lah yang akan menghabis semua keturunan mu "
" Di dalam pistol ini ada 1 peluru yang akan menjadi penyebab kematian mu, mungkin sekarang aku gagal membunuhmu tapi tidak untuk lain kali, aku mengutukmu dengan segala dendam dalam hati ini, bahwa kau tak akan pernah mendapatkan seorang perempuan yang benar benar tulus padamu " lantang perempuan itu dengan dengan mengangkat pistolnya dan mengarahkannya ke dada pemuda tersebut.
" Benarkah, jika memang aku tidak akan mendapatkan perempuan yang tulus kepadaku. Aku akan memilih untuk tidak memiliki perempuan lagi karena sejatinya hanya kau yang ada dihatiku, yang selalu berada di hadapanku bahkan disaat seperti ini hanya kau yang terlihat di mataku. Benci aku dendamlah kepada ku aku tidak peduli dengan itu tetapi ada yang perlu kau ketahui jika . . "
pemuda itu menjeda untuk mehembuskan nafasnya
" Jika ini semua kulakukan untuk menjauhkan mu dari kakekku " diakhir dengan lirihan yang hanya dapat didengar oleh dirinya sendiri" Abaikan itu, jadi kau ingin mengambil nyawaku bukan ? lakukanlah jika kau bisa " Diakhiri denga serigai, tetapi sangat berdeda dengan yang berada di hatinya, mata dan mulut memang pandai menutupi segalanya tetapi tidak dengan hati dan perasaannya.
Perempuan ini hanya diam, menatap dalam mata pemuda itu, ada rasa iba di hati nya namun seolah tak peduli ia membuang rasa itu begitu saja, perempuan itu membalikkan badannya memunggungi pemuda tersebut lalu berkata
" Aku tak akan membunuhmu sekarang,tapi yang harus kau tau,peluru terakhir ini yang akan menembus jantung mu itu di kemudian hari,aku mencintaimu namun disaat yang bersamaan aku juga membencimu "
" Terserahmu, jika kau ingin membunuhku aku akan slalu siap, panggil saja aku jika kau sudah ingin "
Pemuda tersebut juga membalikkan badannya melihat semua hamparan gedung yang telah terbengakalai dan roboh hanya menyisakan debu dan kenangan, tanpa ia sadari hatinya begitu sakit ketika mengucapkan itu semua, tetapi ia sudah berjanji dengan dirinya sendiri akan melakukan apapun demi perempuan yang berada di belakangnya.
" aku pergi dulu, aku akan patroli di sekitar sini jika kau membutuhkanku kau sudah tau bukan apa yang harus kau lakukan "
Seraya meninggalkan perempuan yang dicintainya, perempuan itu hanya diam tanpa membalas ucapan pemuda tersebut, tanpa disadari air mata nya mengalir begitu saja,hati nya pun sakit mengucapkan itu semua.
Namun pada akhirnya, kita adalah dua rasa yang harus terpisah oleh keadaan, namun kenyataannya kita adalah rasa yang tak ingin di pisahkan, kita mempunyai rasa namun dunia mempunyai takdir
takdir nya bukan aku begitu juga dengan aku yang takdir nya bukan dia
END
150623
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN YA
TUNGGU CERITA SELANJUTNYA
(n) : author males nyari nama jadi begitu saja
Malam semakin larut udara juga mulai mendingin, angin yang diciptakan dari helikopter membuat pemuda tadi segera kembali dan mencari perempuannya
" Cepat lari lah, aku akan menahan mereka selagi kau menjauh " Ucap pemuda tadi dengan netra mata yang berkeliaran melihat sekeliling
" Ada apa denganmu " Perempuan didepannya belum paham dengan situasi yang terjadi dengan tiba tiba ini
" Ck cepatlah "
" HEY ANAK NAKAL DIMANA KAU, TAK SEMUDAH ITU KAU LARI DARIKU . . "
Suara yang menggelegar di tengah keheningan malam membuat situasi semakin mencekam, dan terlihatlah lelaki tua dengan anak buah yang setia disampingnya
" Hooo ternyata kau disini dengan perempuan yang membuatmu membangkan dariku, sekali dayung 2 pulau terlewati ternyata semudah ini menemukannya aku tidak perlu bersusah payah untuk mencarimu jika kau datang sendiri kepadaku hahahaha "
" A apa maksudnya ini, apa yang sebenarnya terjadi " Batin perempuan itu dengan berbagai pertanyaan yang ada di kepalanya.
" Hey anak nakal kembalilah kepadaku atau aku akan melubangi dada perempuan di belakangmu itu "
" Lakukanlah jika kau berani, apa kau pikir aku tidak tau trik licik murahanmu itu cih "
" ANAK SIALAN TAK TAU DIUNTUNG, TEMBAK MEREKA BERDUA AKU TIDAK PEDULI LAGI "
Terjadi lah aksi penembakan dengan peluru panas yang siap melubangi mangsanya, kedua orang tadi berusaha lari dan menghindar dari peluru tetapi masalah baru datang ketika mereka sampai di jalan buntu yang tertutup oleh tembok penghalang
" Sialan, tidak akan sempat kau panjatlah tembok itu aku akan menahan mereka sebisaku "
" LALU BAGAIMANA DENGANMU BODOH "
" Aku ? Entahlah yang terpenting kau selamat jangan pedulikan aku . . " Pemuda tersebut memeluk Perempuan dan membisikkan sesuatu
" Jika aku tidak selamat, maka maafkan lah aku yang tidak menepati janjiku untuk mati di tanganmu dan jika kau mati disini aku tak akan pernah memaafkan diriku sendiri, larilah " Pemuda tersebut melepaskan pelukannya dan mengusak kepala perempuannya sebentar
Setelah itu pemuda tersebut membantu perempuanya untuk memanjat tembok
" Semoga kau selamat "
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story [ One Shoot ]
RandomHanya berisi short story & one shoot random. Karna kalo author bikin cerita biasa kadang suka buntu dan idenya pasti random. Jadi author bikin cerita one shoot saja. Malah curhat /plak Baca ya, jangan lupa vote sama komen. Untuk update, kalo author...