Siapa dirimu?

0 0 0
                                    

Aku terdiam dan merenung memikirkan soal permasalahan hidup.
Aku merasa hancur sehancur-hancurnya tidak berguna.
Membayangkan diriku seperti burung kecil yang jatuh dari sarangnya, mendarat kebebatuan  dengan begitu keras dan manyakitkan, ia terlelap oleh rasa sakit yang luar biasa namun tetap berkicau meminta pertolongan, waktu demi waktu tidak ada yang menolong ia bangkit, melihat keatas mencari ibunya dengan harapan mendapatkan makanan lalu pulang ketempat yang nyaman. Hanya bisa berharap dengan tubuh yang lemah tidak berdaya
Hari demi hari burung itu berusaha untuk bisa terbang, kelaparan, kehausan namun tidak ia pedulikan karena begitu ingin pulang kesarangnya, akhirnya ia berhasil untuk terbang secepatnya ia terbang ke sarang, setelah sampai ternyata terdapat telur baru dari sarang itu.
Ibunyapun datang dengan membawa banyak makanan tetapi ia di usir dari rumahnya sendiri karena di anggap ingin merusak telur yang baru itu, burung itu sangat sedih lalu meninggalkan ibu tercinta, berjuang bertahan hidup tahun demi tahun dengan memperhatikan telur itu tumbuh lalu dewasa sama dengan dirinya.
Sekali waktu berpapasan dengan saudara kandung, namun ia sangatlah cepat, terlatih dan akurat dalam memangsa membuat iri sang kakak, dengan mengucapkan "Lihat aku, aku begitu cepat dan efisien, kamu bisa apa? Hahaha... sangat lamban, lemah dan tidak berguna dengan nada suara merendahkan" pada akhirnya sang kakak pergi dan tidak pernah kembali ke tempat kelahirannya itu dengan perasaan campur aduk menyedihkan.

Sungguh kamu begitu hebat dan pintar di banding aku
Namun aku sangat senang dengan hal yang aku bisa dan merasa cukup dengan hal itu
Tetapi engkau selalu memandang aku begitu rendah, dengan di hiasi senyuman puas seakan "lenyaplah dasar tidak berguna"

Hei... kenapa engkau begitu membenci diriku yang bodoh ini? Hah.. bukannya dirimu yang serba bisa dan hebat, kenapa  engkau menatapku dengan rendah dan seakan ingin membunuh

Ingatlah aku tidak membenci dirimu walau engkau begitu membenciku, apa hakku untuk membenci dirimu?

Jika aku mau, aku bisa melampuimu namun aku tidak seperti itu, aku ingin engkau menjadi yang terbaik

Namun aku benci dengan tatapan wajahmu, hei apakah kau ingin hancur sehancurnya? Oleh keserakahan yang terdapat dari dalam dirimu.

Teruslah seperti itu, aku menikmatinya sampai saat itu tiba.

Aku sangat percaya adanya karma

Lenyaplah perlahan wahai temaku, sugguh aku menyukaimu

Lenyaplah perlahan wahai temaku, sugguh aku menyukaimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang