"Kira-kira kalo baru kenal kemarin ngajak nikah dosa gak sih ta?"
Nicta menoleh, "ngga lah kal, baru ketemu sejam aja boleh ko dinikahin."
Haykal tersenyum, "kalau gitu, lo mau ga nikah sama gue?"
"Hah?"
••••
Nicta pov
"Saya nikahkan dan kawinkan nicta basaltia diana binti bapak sumirana dengan mas kawin emas 20 gram dibayar tunai."
"..."
"Sah!"
Aku tersenyum kecil tak bisa menahan blushing, akhirnya aku sah dengan laki-laki yang baru kutemui sebulan lalu. Tanganku merekah menarik lengan suamiku dan menciumnya, potret demi potret kudengarkan melihat para DDD mencari momen kami.
"Alhamdulillah aku sah nikahi kamu." Ujar haykal setelah aku mencium tangannya.
"Ih.." aku memukul pelan lengan haykal. Teman sebaya ku yg kini menjadi suamiku, sejujurnya aku sangat terkejut karena sebenarnya justru kami sudah kenal dari lama. Hanya saja pertemuan lebih intim terjadi belakangan ini.
***
"Haykal gak mau nginep sehari dulu disini kah? Mama mau mesra-mesraan sama anak mama."
Haykal melihat kearahku dan mama, "apa aku pulang sendiri dulu aja ya ma? Biar nicta nginep semingguan dulu disini."
"Ih masa kepisah-pisah atuh gak boleh." Kata mama.
"Maafin haykal ma, haykal gak maksud cuman... ada wasiat dari ayah buat ketemu nenek dulu karena nenek kan gabisa dateng kesini." Ujar haykal.
"ga apa-apa, yen sampeyan teka kene preian, nggeh." Ujar mamaku. Haykal mengangguk dan mencium tangan mama, "muhun ma, haykal janji."
Aku menarik lengan suamiku dan mengajaknya ke kamar, "mama ngomong apa tadi, aku gak ngerti."
"Kamu ga diajak," jawab haykal.
"Ih mas.." aku memukul lengan suamiku sambil membaringkan diri di kasur. "Kenapa juga ya aku ga bisa basa sunda lancar, padahal mamaku kalo ngomong di rumah nenek basa sunda tuh."
"Itu namanya kebiasaan, kamu kebiasaan ngomong indo jadi ya kebawa terus. Coba ngomong sunda kamu juga kan ngga sering." Jawab haykal.
"Aku bisa tapi kalau sunda, nih ku contohin. Ekhem, aa bade ibak heula teu? Mun hoyong ku adek di pasakkeun caina, bilih hoyong cai haneut. Kumaha?"
"Mau adu mekanik po?"
Aku tertawa, "nda mau mas haykal, ayo bobo besok kereta jam 6 kan?"
"Iya dek."
Haykal menarik selimut dan menutupi tubuh kami berdua, balasannya aku memeluk nya sembari sesekali memejamkan mata.
"Mas.."
"Hm."
Aku tersenyum, "aku ngga nyangka aku nikah sama orang yang kusuka selama 3 semester pas kuliah."
"Iya po? Selama itu kamu suka aku?" Tanya haykal menoleh kearahku.
Aku ngangguk yakin, "kamu sih cuek,"
Haykal mengelus kepalaku, "aku masih suka insecure dulu, takut ngerasa ga cocok buat siapapun. Kamu paham kan,"
"Iya, tapi pada akhirnya kamu berani kan lamar aku." Jawabku. Haykal mengangguk, "karena aku takut kehilangan yang kesekian kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
As programmer husband
FantasyBagaimana jadinya jika pertemuan pertama membuahkan benih-benih cinta yang justru lebih tulus dibandingkan yang bertahun lama nya bertemu?