Twins Revenge : Chapter 25

3.8K 275 28
                                    

Tolong di vote ya untuk dukung author, dan biar author semangat buat update nya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolong di vote ya untuk dukung author, dan biar author semangat buat update nya!

✘♚✘


"Mah.. Miya belum pulang juga ya?" Alena menatap Lora kecewa, ibu rumah tangga itu mendapat video kiriman Glen dan terkejut saat melihat isi video itu. Lora yang di tatap seperti itu keheranan karena tidak tau apa penyebab nyonya Harison itu menatap nya kecewa.

"Mah, ada apa?" Alena mendekat seraya menunjukan Lora video di handphone nya, Lora melebarkan matanya syok dan bertanya-tanya darimana video itu berasal.

"Bener apa yang ada di video ini?" Lora menelan ludahnya susah payah, sikap Alena tiba-tiba berubah tidak seperti Alena yang selalu berbicara lembut padanya.

Tentu Lora tidak mengaku, gadis itu meraih lengan Alena, "itu gak bener mah video itu bohong," ucap Lora.

"Lora jujur sama saya, apa benar ini kamu?" Alena sudah tidak memanggil dirinya dengan mama itu artinya Alena benar-benar marah sekarang.

"Ngga mah, Lora gak mungkin nyeburin diri ke kolam, mama liat sendiri kan kalo Miya yang dorong aku waktu itu,"

Plak!!

Pipi Lora terasa panas saat Alena menamparnya, tidak menyangka kalau Alena akan tega memukulnya. Gadis itu menatap Alena sendu agar Alena bersimpati, "m-mah.."

"Kamu pembohong Lora, kamu sudah membohongi saya! ternyata selama ini Miya tidak bersalah, dia tidak pernah menyakiti kamu, selama ini kamu yang mencoba memprovokasi Miya!" Lora memejamkan matanya saat Alena membentaknya.

"Video itu bohong mah, aku gak mung-"

"Diam!!" Lora diam, gadis itu mengepalkan tangannya kesal karena Alena terus membentaknya, "pergi dari hadapan saya sekarang juga, saya tidak mau tinggal satu rumah dengan gadis penipu berwajah polos seperti kamu!"

"Tapi mah,"

"Berhenti memanggil saya Mama, saya bukan ibu kamu," Arion datang dengan tampang khawatirnya, dia mendengar kebisingan dari arah kamarnya dan langsung datang, pria itu bingung melihat wajah Alena yang terlihat begitu marah.

"Ada apa ini?" Nah, sekarang Lora mengeluarkan jurus andalan nya, gadis itu menangis sesenggukan di hadapan orang tua Glen.

"Hiks.. hiks.. aku mau tinggal sama siapa lagi kalo bukan sama kalian, aku cuma kenal sama kalian hiks.."

"Sayang ada apa? Lora kenapa nangis?" tanya Arion langsung memeluk Lora agar gadis itu berhenti menangis.

"Dia udah nipu kita pah, selama ini Miya gak pernah nyakitin Lora justru sebaliknya," Arion mengernyitkan dahinya tak mengerti.

"Apa maksud kamu?" Lora semakin mengencangkan tangisnya supaya Alena tidak dapat bercerita, gadis dengan gips di kakinya itu terus menangis, "besok kita bicarakan masalah ini." Arion membawa Lora pergi membuat Alena semakin marah, wanita itu membanting pas bunga di nakas seraya berteriak kesal.

✘♚✘

"Yakin mau sekolah sekarang? kamu belum pulih sepenuhnya Maya.."

Maya berniat akan masuk sekolah hari ini, saat ini bukan waktu nya Maya untuk bersantai karena dirinya masih ada misi yang harus di selesaikan.

"Gapapa, cuma luka ringan kok," Ronald memijat pangkal hidung nya pening, luka ringan darimana coba? apa kena tembak itu luka ringan?

"Dasar keras kepala,"

"Kayak kakek, karena aku cucu kakek." balas Maya langsung dapat senyuman tipis dari Ronald.

Saat Maya tiba di sekolahnya gadis itu di sambut dengan baik oleh semua orang, Maya tau apa penyebab nya tapi gadis itu memilih untuk diam. Banyak orang yang menyapa Maya dan di balas senyuman tipis Maya, walaupun agak aneh Maya tetap menerima perlakukan mereka.

"Gue khawatir banget waktu tau lo kecelakaan," ucap Kiara menatap sedih Maya.

Orang-orang sudah tau kenapa selama tiga hari ini Maya tidak masuk sekolah, Rissa memberitahu kalau Maya kecelakaan dan harus di rawat selama beberapa hari, untungnya mereka percaya dan tidak bertanya penyebab Maya kecelakaan.

"Keadaan lo gimana? masih ada yang sakit?" tanya Bianna seraya menelisik seluruh tubuh Maya.

"Udah baikan," Bianna memghela nafas lega karena tidak ada yang perlu di khawatir kan lagi.

"Ummm, Maya.." panggil Nadin di ikuti teman sekelas Maya di belakangnya, Maya menatap mereka bingung seraya mengangkat salah satu alisnya.

"Kita mau minta maaf karena waktu itu udah bully lo, gue bener-bener gak tau kalo Lora aslinya kayak gitu, maafin kita ya?" ucap Nadin dengan wajah bersalahnya, hmm sepertinya permintaan maaf itu terdengar tulus jadi Maya harus memaafkannya kan?

Maya menghampiri Nadin membuat Nadin mundur sambil menatap Maya takut, sedangkan Maya malah tersenyum, "gak usah takut, gue gak ambil hati kok soal itu kalian gak usah khawatir, makasih karena kalian udah mau minta maaf dan gue hargai itu." Mereka yang mendengar itu akhirnya bisa bernafas dengan lega karena Maya tidak marah sama sekali.

"Kenapa kalian bergerombol begitu? kembali ke tempat masing-masing," suruh Bu Anita tiba-tiba, mereka pun kembali ke tempatnya semula.

Bu Anita melihat ke arah Maya yang sudah duduk tenang dengan wajah lempengnya, "sudah masuk kamu Miya?" tanya Bu Anita nyeleneh, Maya mengiyakan saja

"Baguslah, sekarang buka halaman yang kemarin kita pelajari, untuk Miya kamu boleh pinjem catatan teman kamu ya untuk pelajaran yang udah kamu lewati."

"Lo boleh pinjem buku gue," ucap Rissa.

"Makasih,"

"Tapi gak gratis." lanjut Rissa dengan senyum aneh yang mencurigakan, Maya merotasikan matanya malas lantas menepuk bahu Bianna untuk meminjam buku catatan tapi Bianna malah tersenyum bodoh, kemudian Maya beralih ke Kiara dan di balas cengiran dari Kiara, "hehe, jangan pinjem ke gue Mi."

"Penawaran masih berlaku." Akhirnya hanya Rissa yang dapat ia andalkan.

Twins RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang