Happy reading dan selamat datang di
Edelweis🖤Sabtu pagi yang dingin dengan gemericik air hujan,membuat siapapun akan malas beranjak dari kasur. Hawanya memang sangat cocok untuk bermalas-malasan.
Tidak terkecuali dengan Bunga Edelweis biasa dipanggil Bunga. Namanya memang aneh tapi ya begitulah bagaimana pun ia harus bersyukur dengan nama pemberian Orang tuanya itu.
Bunga beranjak dari kasur nyaman nya menuju jendela kamar untuk melihat keadaan diluar sana. Masih gerimis dan tertutup awan mendung.Ia ingin tetap di kamar tapi sayang dia ada janji dengan petugas perpustakaan. "Rasanya sangat malas hari ini" ujarnya,setelah puas melihat hujan dari jendela Bunga memutuskan untuk mandi dan bersiap-siap untuk pergi.
Setelah siap dengan rok pink dan baju putih serta jaket nya Bunga bergegas pergi tak lupa menyambar kunci kamar dan kos nya. Bunga merupakan mahasiswa sebuah universitas dengan jurusan ekonomi.
Bunga berjalan menyusuri jalanan dengan tas dan payung nya. Suasana terlihat lebih sepi,mungkin orang-orang masih enggan untuk beraktivitas mengingat cuaca sedang hujan. Apa kau juga seperti itu ketika hujan pagi?.
Jarak perpustakaan dan kos nya tidak terlalu jauh jadi Bunga tidak perlu kendaraan untuk ke sana cukup jalan kaki.
"Hai bu Dena" sapa Bunga begitu sampai kepada penjaga perpustakaan.
Wanita dengan kacamata yang semula fokus pada bukunya menoleh dan tersenyum kepada Bunga." hai juga bunga kukira kau tidak datang mengingat sekarang hujan pagi" ujarnya.
"Ya ingin nya begitu tapi buku yang akan ku pinjam ini sangat penting dan aku sudah lama mengincarnya" ujar Bunga disertai kekehan nya.
"Ya baiklah silahkan isi buku ini dan akan ku ambilkan buku mu" bu Dena menyerahkan buku kunjung perpustakaan yang harus diisi Dena.
"Ini buku mu" bu Dena menyerahkan buku berwarna putih dengan judul 'Abadi seperti Edelweis'.
Bunga tersenyum dan menerimanya. "Ini yang ku cari" ujarnya sambil memandang buku yang ada ditangannya dengan penuh minat.
Bu Dena hanya menggeleng dan tersenyum. "Aku membaca sedikit tentang buku itu dari halaman belakang ada satu kata yang membuatku sangat tersentuh 'semoga kita selalu abadi seperti Edelweis' entah kenapa itu sangat indah" ujar Bu Dena
Bunga hanya tersenyum setelah mengobrol sebentar Bunga beranjak dan ijin untuk pulang. Di perjalanan senyum nya tidak luntur sambil menatap hujan dan langit yang masih mendung,
membayangkan membaca buku dan ditemani segelas teh hangat. Sangat indah.Setelah sampai di kos nya Bunga bergegas masuk dan berganti baju setelah nya membuat teh hangat sesuai rencana. Hari ini tidak ada kuliah atau kegiatan dan sangat pas dengan cuaca yang mendung.
Setelah membuat teh Bunga duduk di kursi panjang dekat jendela membuka gorden dan menatap kembali cuaca diluar. Ia mengambil bukunya dan mulai membaca nya wajahnya berseri-seri hanya dengan melihat tulisan indah di buku tersebut.
Bunga begitu serius saat membaca,sesekali ia tersenyum dan tertawa dengan beberapa kata yang lucu. Ia sangat puas saat membaca bab pertama. Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang terbang di perutnya,kisah di buku ini sangat bagus.
Siapa yang tidak ingin mendapatkan cinta sejati dan berakhir dengan bahagia?. Dicintai dengan tulus dan indah adalah harapan semua orang baik di novel maupun di kehidupan nyata.
Sejujurnya Bunga tidak tau banyak tentang apa itu cinta karena jujur di usia 19 tahun ini dia bahkan belum pernah merasakan jatuh cinta.
Ia terlalu takut akan segala sesuatu yang terjadi saat jatuh cinta. Dan ada pepatah mengatakan 'ketika kamu jatuh cinta kamu juga harus siap untuk patah hati' yups! Bunga terlalu takut akan hal itu.
Namun dalam lubuk hatinya juga menginginkan agar kelak dirinya hanya mencintai satu orang dan tetap abadi. Iya ingin seseorang yang kelak ia cintai menjadi cinta pertama dan terakhir nya,menjadi kisah yang akan abadi seperti namanya yaitu 'Bunga Edelweis'.
Yang memiliki filosofi cinta sejati dan keabadian.
Bersambung......
Nb: jangan lupa untuk vote dan coment ya!! Jangan ragu untuk memberikan masukan kepada author. Part nya pendek dulu besok akan lebih panjang lagi. Jangan lupa juga untuk follow akun author ya...see you next part🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweis
Teen FictionAku berharap cintaku akan abadi dengan orang yang sama,berbahagia dan indah sebagai mana mestinya. Siapa yang tidak ingin hidup bahagia? semua orang pasti mendambakan kehidupan indah dan abadi bersama orang tercinta. Namun ini lah semesta dan takdir...