146.

324 30 2
                                    


' Betapa nyamannya hidup seorang penurut di dalam tubuh seorang yang jahat. '

" Apa, apa yang nyaman ? "

" Cuma bercanda kok.. "

Untuk sesaat tatapan bingung Duke dan Isidore menempel satu sama lain, bertanya-tanya apa yang telah mereka dengar. Sementara, Deborah asyik mengutak-atik budak catur hias, samar-samar mengelak.

" Jika benar para penyihir hitam sedang mencari orang suci, seseorang yang berhubungan dengan si pelaku pasti akan mendengar ini dan mendekati Miya. "

Selain itu, Deborah menganggap tingkah Miya mencurigakan. Ketika dia tertidur di depan Philaf, saat dia lewat dan pingsan, tapi kali ini dia berbohong secara terbuka.

' Entah bagaimana itu tak wajar. '

Deborah membuka mulutnya perlahan.

" Saat ini., aku berencana mengawasi Miya Binoche secara diam- diam agar tak terlihat. "

******

Setelah menjelaskan rencanaku kepada orang yang paling bisa kupercaya, Duke dan Isidore.aku langsung kembali ke kamarku.

Itu karena sakit kepala yang mulai kambuh lagi.

Rasa sakit yang menusuk pelipisnya membuat dahinya mengernyit dengan sendirinya.

Itu hanya sakit kepala sementara akibat bertumpuknya berbagai ingatan,

ah...

Jika kamu pamer, ayahmu atau Isidore akan membuat keributan.

"Aku tidak ingin membuatmu khawatir."

Tetap saja, dibandingkan saat pertama kali membuka mata, sakit kepala terasa lebih baik.

Ini mungkin karena ingatan yang bercampur dipilah sedikit demi sedikit.

'Ha.  Apa-apaan ini?'

Terlalu banyak yang terjadi dalam waktu singkat.

Berbaring di tempat tidur, aku melihat tanganku sambil menghela nafas panjang.


' Aku memiliki kekuatan ilahi. '

Sejujurnya aku bingung.

Aku sedikit iri pada orang yang menggunakan sihir sebagai dasar dan menggunakan ilmu pedang atau bahkan memerintahkan roh.

Tapi, rasanya aneh bila aku memiliki kekuatan yang tidak diketahui.

Namun, jika bukan karena kekuatan dewa, pacar tampanku tidak akan selamat.

Jadi ,aku memutuskan untuk berterima kasih kepada Tuhan karena memberikanku kemampuan ini.

' Hmm.  Haruskah kita mengujinya?'

Setelah aku potong punggung tanganku dengan pisau, luka itu langsung sembuh.

Tidak seperti mana, yang sama sekali tidak kuketahui, begitu divine power terbangun, aku bisa menanganinya sesuka hati.

Namun, meski ditarik secara maksimal, itu lemah dibandingkan dengan kekuatan yang meledak pada saat putus asa.

[ DY.02-END ]Aku Merubah Kepribadian Penurut kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang