Jimin tiba di depan gerbang kota bersama Taehyung seperti tak terjadi apapun. Ia melihat sutra yang banyak dan botol bersamanya. Jimin awalnya merasa mimpi tapi ketika Jimin mendengar botol itu bisa bicara manusia Jimin tau itu bukan mimpi.
"Kau harus masuk ke dalam istana."
"Hah ? ... Kauu sungguhan ?"
"Malam ini dia akan muncul."
"Dia siapa ? Heyy bicaralah yang jelas." Jimin mendecih menatap botol itu. "Kau kira masuk istana semudah itu huh ? Aku bukan bangsawan. Dia dia dia siapa kenapa kau bicara setengah setengah huh ?"
"Jiminah tolong bantu eommaaa"
Suara ibunya memanggil dan Jimin langsung berlari dengan botol itu di genggamannya
"Nee eomma"
"Jiminah tolong bantu kemasi semua pakaian penari ya. Jangan sampai terlewatkan ini daftarnya."
"Ne, baik eomma."
Jimin mengemasi aksesoris dan beberapa pakaian sesuai catatan dari ibunya. Ini tugas penting, pernikahan pangeran adalah hal yang tidak bisa dianggap remeh. Bahkan dengan inisiatif ia menambahkan beberapa stel cadangan untuk berjaga-jaga.
"Jiminah tolong antarkan surat ini pada Paman Park Shin Young."
"Ohh baik eomma."
Jimin mendengar bahwa sanggar musik pamannya juga diundang untuk acara pesta pernikahan pangeran. Jimin keluar menuju kediaman pamannya yang cukup jauh dan melewati rumah Taehyung.
"Oiii Park Jimin. Kau mau kemana ?"
"Ke rumah Pamanku."
Sekilas Jimin tercekat. Melihat aura Kim Taehyung yang tidak biasanya.
"Hei apa aku setampan itu sampai kau tidak berkedip hm ?"
Jimin mendengus "Aku pergi."
"Nanti mampirlah kesini. Aku punya barang bagus."
"Ya"
Jimin acuh tak menjawab karena dia berfikir ada sesuatu yang terlihat aneh dari sahabatnya.
"Itu bukan mimpi kan ? Apakah Taehyung juga memiliki tugas ? Atau dia tak ingat apapun ?"
Setelah mengantarkan surat, Jimin langsung kembali untuk bertemu dengan Taehyung.
"BERIKAN JALAN !"
Sebuah teriakan disertai iringan kuda berlari membelah kerumunan manusia. Seorang pria dengan pakaian jirah lengkap lewat dan Jimin menunduk mengintipnya sedikit.
"Tampan sekali."
Jimin menoleh ke sumber suara familiar di sampingnya.
"Kau ?"
"Beruntung sekali isterinya huhh."
"Taehyung ah ..."
"Waee ?"
Jimin mengernyit agak geli melihat Taehyung yang entah perasaannya atau tidak tapi jadi sedikit lebih feminim.
"Kau baik-baik saja ? Apa kau sakit ?"
"Kenapa kau bertanya begitu ? Kau itu yang sakit. Ayo kita ke rumahku. Aku mau pamer ciptaanku."
Jimin hanya pasrah ketika tangannya ditarik temannya.
"Tadaaaaa"
Taehyung memperlihatkan kulit tangannya yang kenyal dan segar.
"Ini adalah kreasi garam mandi terbaikku. Aku menghabiskan banyak uang untuk ini dan hasilnya sungguh menakjubkan bukan ? Wanita bangsawan mana yang tidak akan tergila-gila dengan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMODEUS The Story of Demon of Lust's Blood
Fanfiction⚠️ NSFW WARNING ⚠️ Cerita erotis ini berisikan kekerasan, penyiksaan dan juga pembunuhan. MOHON KEBIJAKAN PEMBACA UNTUK TIDAK MENIRUKAN ADEGAN DALAM CERITA. INI HANYA CERITA FIKTIF DEWASA. MOHON YANG USIANYA DIBAWAH 21 TAHUN JANGAN MEMBACANYA.