1. Mati

516 77 4
                                    


𝙷𝙰𝙽𝚈𝙰 𝙸𝙽𝙶𝙸𝙽 𝙼𝙴𝙽𝙶𝙸𝙽𝙶𝙰𝚃𝙺𝙰𝙽, 𝙱𝙰𝙷𝚆𝙰 𝙾𝚁𝙰𝙽𝙶 𝚈𝙰𝙽𝙶 𝙼𝙰𝚂𝙸𝙷 𝙱𝙴𝚁𝙽𝙰𝙵𝙰𝚂, 𝙱𝙴𝚁𝙰𝚁𝚃𝙸 𝙱𝙴𝙻𝚄𝙼 𝙼𝙰𝚃𝙸

(◍•ᴗ•◍)

𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶





Tak

Tak

Tak

Tak

Terdengar suara tapak kaki orang yang sedang menuruni tangga, ia adalah seorang remaja laki-laki, setelah sampai dilantai dasar, yaitu lantai satu, ia kemudian membelokkan langkahnya kekanan menuju ruang makan

"Bundaaa~" panggilnya pada seorang wanita paruh baya yang masih cantik terlihat sedang menata makanan dimeja makan

"Bunn~"

"Buun ihh!"

"Bunda!, ihh bunda budeg ya!" kesal remaja itu karena panggilannya hanya diacuhkan oleh si empu yang dipanggil

"Hehh, gak sopan ngomong gitu sama orang yang lebih tua" tegur si wanita paruh baya yang dipanggil Bunda itu

"Ya habis..., Bunda di panggilin gak nyaut, kaya budeg aja" ucapnya sambil menatap Bundanya dengan memanyunkan bibirnya

"Gak lucu, gak usah digituin mukanya" ucap Bunda sambil meraup wajah pemuda itu

"VARIOO!"

Saat sedang asyik memakan cemilan yang ada dimeja makan, ia dikejutkan dengan suara seseorang yang meneriaki namanya dari lantai atas

"Bundaa~" Vario -nama si pemuda itu-, berjalan menuju bundanya lalu berlindung di belakangnya

"Adek -apain lagi abangnya?" tanya Bunda dengan nada jengah, tak bisakah kedua putranya ini akur? barang satu hari saja

"Gak adek apa-apain Bunn" ucapnya dengan wajah melas berharap bundanya bisa menyelamatkannya dari singa yang sebentar lagi akan menerkam nya

"Gak ngapa-ngapain lo bilang!!" si singa datang dari arah tangga dengan menenteng sesuatu ditangannya

"INI APA HAH!" ucapnya lagi dengan memperlihatkan apa yang ia bawa tadi

"Yaelah, cuma gitu aja, lagian kan gue cuma bercanda"

"Ber-" ucapan Bara-si abang singa nya Vario, terpotong saat Andin- Bunda dari dua anak yang sedang bertengkar itu, menyela ucapannya

"Emang adek ngapain sih Bang?" tanya Andin sambil menarik tangan Vario yang masih bersembunyi dibelakang tubuhnya

"Liat nih bun~!, Vario tu keterlaluan banget, masa dia ngechat'in temen-temen aku yang cowok terus bilang aku suka sama mereka"

"Aku tuh malu bunn, pasti aku dikira Gay sama temen-temen cowok aku~!"

"Halah gue cuma bercanda kok" ucap nya lalu beranjak dari sana kembali menuju tangga untuk kembali ke kamarnya

"Heh mau kemana lo!" panggil Bara dengan wajah yang sudah memerah, lalu ia pun mengejar Vario menuju tangga

Tak

Tak

Tak

Langkah Vario terhenti tepat di bawah satu anak tangga dari atas karena tangannya dicekal oleh Bara, lalu Bara berdiri diatas satu anak tangga dari Vario berdiri

"Heh gue belum selesai ya ngomong sama lo!"

"Apa lagi sih anjir?!"

"Baperan amat temen-temen lo itu, kaya gitu aja dianggap serius" lanjut Vario

"Ya mungkin ini bukan masalah buat mereka, tapi ini masalah buat gue, Vario."

"Lagian lo kalo mau bercanda yang sewajar nya aja dong, gak sopan tau gak buka-buka HP gue gitu, gue gak suka" ucap Bara dengan nada tidak sukanya

"Yaudah maaf, sekarang minggir lo, gue mau kekamar" Vario menggeser Tubuh Bara agar ia bisa pergi dari sana

Tetapi Bara kembali manahan tangan Vario

"Apa lagi sih Bar?"

"Lo kalo gak ikhlas mending gak usah!"

"Mau lo apa sih?!, gue udah minta maaf ya!" teriak Vario karena kesal

"Berani lo bentak gue, hah!"

"Aduh Abang, Adek, jangan berantem ditangga ya, nanti jatuh" ucap Andin dari lantai bawah menasehati kedua putranya dengan wajah khawatir, pertengkaran kedua putranya ini sudah melebihi batas wajar ke-bercanda-an

"Berani lo?!" tak mendengarkan Andir, Bara malah semakin marah akibat Vario yang hanya diam saja, ia Kembali membentak Vario, dan dengan refleks mendorong bahu Vario

Karena tubuhnya yang tak seimbang akibat dorongan itu, dan ia juga tak berpegangan pada pembatas tangga, akhirnya Vario terjatuh menggelinding di anak tangga yang sekiranya terdapat lima belas anak tangga

Hingga ia mencapai lantai dasar dengan tangan kanan yang patah dan darah yang mengucur deras dari kepala dan juga hidungnya

Andin yang masih berdiri dibawah, tubuhnya langsung menegang, melihat putra bungsunya yang terjatuh dan bercucuran darah, ia langsung jatuh terduduk hingga kemudian ia perlahan mendekati tubuh Vario dengan sudah berlinangan air mata,melihat Vario yang matanya sudah terpejam

Tak jauh berbeda dengan Andin, Bara pun sama terkejutnya, ia menatap tangannya yang gemetar karena sudah secara tidak langsung mencelakai adik satu-satunya

Dengan panik bara langsung menghampiri tubuh Vario, memeluknya erat dan mengucapkan kata maaf berulang

𝙏𝙤 𝘽𝙚 𝘾𝙤𝙣𝙩𝙞𝙣𝙪𝙚

Transmigration : To Be Happy By Another SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang