[Day 6] My Mate By : @bolucoklatenak 🥮

465 34 1
                                    

🔞🔞🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔞🔞🔞

Musim dingin masih berlangsung, Jeongin semakin mengeratkan mantelnya yang ia gunakan. Tungkai panjangnya bergerak memasuki bangunan asrama yang ia tempati selama musim dingin berlangsung. Ia tak berniat untuk kembali ke kampung halamannya dikarenakan banyak hal yang membuatnya cukup terbebani. Lebih baik ia menetap di asrama dengan tugas-tugas yang menggunung daripada menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang di kampung halamannya.

Begini, biar kujelaskan sedikit kenapa Jeongin sangat tidak ingin kembali ke kampung halamannya. Ia merupakan omega yang sebentar lagi akan berumur dua puluh satu tahun dan tak memiliki pasangan hidup atau bisa disebut mate. Pernah beberapa kali ia kembali ke kampung halamannya, alhasil berat badannya turun drastis dikarenakan omongan-omongan orang tersebut yang cukup membuat Jeongin stress.

Kenapa demikian? Dikarenakan di kampung halamannya banyak omega yang dibawah umur Jeongin telah memiliki pasangan serta memiliki pups. Belum lagi dengan tuntutan ayahnya sebagai kepala suku, dikarenakan kampung halaman Jeongin masih ketat dengan urusan nenek moyang, yang terus menekan Jeongin untuk menikah dengan alpha pilihannya membuat dirinya muak.

Beruntung Ibunya memberikan pengertian pada Jeongin ketika ia tidak kembali pulang pada musim dingin kali ini. Ia menghela nafasnya pelan, membuat uap panas yang menyebabkan keluarnya asap. Tungkainya terus bergerak menyusuri lorong asrama, kepalanya tertunduk menatap lantai yang ia pijaki. Pikirannya terus melayang entah kemana, berbagai pikiran terus mengisi otaknya.

Bagaimana saat ia lulus kuliah nanti? Apa ia harus balik ke kampung halamannya atau tidak? Bagaimana jika ia ditekan terus menerus untuk mendapatkan pasangan secepatnya? Ba-

Bruk

“Aw!”

Jeongin meringis, bahunya terbentur cukup keras dengan bahu orang lain yang menyebabkan dirinya mundur beberapa langkah. Astaga orang di depannya ini benar-benar, apa ia tidak bisa lihat bahwa ada dirinya yang kesakitan?

“Bisa jalan gak sih?” Jeongin mendongak, menatap kesal pada orang yang telah menabraknya barusan. Baru saja ia ingin kembali memaki, mulutnya kembali terkatup rapat. Nyalinya seketika ciut berhadapan dengan orang dihadapannya ini.

‘Jeongin bodoh!’ rutuknya dalam hati.

Jeongin kembali mendongakkan kepalanya dan tersenyum lima jari pada sosok tinggi dan membungkuk meminta maaf.

“Maaf kan saya, Pak Hyunjin.”

Hyunjin atau yang dipanggil Pak Hyunjin oleh Jeongin menatap datar mahasiswanya. Jeongin dengan perlahan membalikkan tubuhnya untuk putar arah, lebih baik ia menghindari dosennya ini daripada nilainya berkurang bukan? Selamatkan diri saja dulu.

HYUNIN WEEK 2022Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang