***
Sebuah dongeng
Anggap ini sebuah dongeng belaka yang membuat pendengarnya berangan-angan bagaimana dongeng ini dapat berlangsung dengan sedemikian rupa.
"Dad, It's like a fairy tale, huh?" "Yes he is. He's like a superhero, who came suddenly and brought his warmth to me, dia seperti musim semi sejati."
✰
Itu hari ke tiga puluh sembilan setelah berakhirnya tahun. Sorak gemilang ucapan ulang tahun terdengar untuk satu orang saja, "Jeongin, selamat ulang tahun!" Orang tuanya menata pesta tersebut bak pesta untuk taman kanak kanak. Kue berwarna oranye itu terlihat lucu dengan beberapa hiasan diatasnya.
"Jeongin, kamu suka pestanya?" Suara itu, suara ibundanya, beliau masih saja menganggap anak semata wayang-nya itu layaknya berumur lima tahun. "Suka, Ma, makasih untuk pestanya!" Senyum yang indah terukir dari wajah Jeongin, jelas, dia tidak mau menghancurkan pesta yang dibuat oleh orang tuanya hanya karena pesta yang kekanak-kanakan.
"Jeongin berangkat!" Tepat sehari setelah pesta tersebut berlangsung, Jeongin melangkahkan kakinya dengan penuh semangat. Hari itu cuacanya cerah, sama seperti hatinya yang gemerlapan. Tetapi ketika ia sampai di depan gerbang sekolah, suasananya berubah. "Sial, gue terlambat lagi."
Bukan Jeongin yang berbicara tadi, tapi keduanya sama-sama terlambat. Belum pernah, Jeongin belum pernah melihat lelaki itu sebelumnya, entah karena dia murid baru atau Jeongin saja yang belum berkelana luas di sekolah tersebut. Tapi Jeongin akui, parasnya tampan, bak pangeran dari negri awan.
Mata rubah Jeongin terus menelisik lelaki tersebut, sampai pada akhirnya, lelaki tersebut berbicara, "Jeongin ya? Yang Jeongin? Yang kemarin ulang tahun?" Persetan dengan hal itu semua, Jeongin menganggap hal ini menyeramkan, ditambah keadaan kamar mandi tempat mereka menyelesaikan hukuman terlambat, Jeongin ingin pergi saja rasanya.
"Noo, jangan takut sama gue, gue ga gigit" hening sejenak, "gue Hyunjin, Hwang Hyunjin, cowok yang paling ganteng di sekolah ini, tapi setelah liat lo, gue ngerasa lo yang paling manis sedunia." Tidak, hal itu sama sekali tak terjadi, gatal itu, tidak Jeongin rasakan.
Berlari menyusuri koridor kelas yang sepi, rasanya merah-kelabu. Bagaimana bisa seorang yang tidak Jeongin kenal tiba-tiba menegur seraya mengenalinya dan tahu kapan ulang tahunnya. Dan yang paling penting, bagaimana gatal itu tak terasa?
"Felix, lo harus tau apa yang terjadi sama gue." Jeongin memasuki kelasnya, menghampiri teman sebayanya dan memulai percakapan dengannya. "Lo tau kalo ada orang yang bawa kehangatan dia ke gue, gue bakal ngerasa gatel?" Felix mengangguk tanda setuju dengan perkataan Jeongin.
"Lo tau ga ada cowok yang namanya Hyunjin di sekolah ini, dia... ganteng sih kata gue. Tapi dia beda, Lix, gue ga ngerasa gatel pas sama dia." Felix berhenti berkutat dari bukunya, mengarahkan wajahnya, menatap netra Jeongin lekat. "Hyunjin?" Seakan orang yang bingung, Felix pun tidak mengenalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HYUNIN WEEK 2022
FanficHyunjeong Project 2022 "Una In Perpetuum" Act 3 : HyunIn Weeks 💛Season of Spring ya EIRENE💜 feeling of peace and calm as a gift for those of us who appreciate Authors : - paseojin - Amaateeraasuu_ - h_jklmnjj / foxllamate - kenmasymdrome - siriusl...