1

969 129 8
                                    

Tap! Tap!

Sepatu hitam itu melangkah naik ke anak tangga, jalan masuk ke dalam rumah. Dia membawa perkakas rumah setelah dari depan membenarkan pipa air.

" Aku buatkan kopi."

" Harusnya kamu nggak banyak bergerak. Duduklah aja." Kata Rose saat Irene nggak betahan kalau diam terus. Jadi dia berusaha untuk melakukan hal kecil agar tidak menggangu kandungan sekarang.

" Jangan lakukan pekerjaan lagi."

" Aku bosan."

" Kamu mau jalan-jalan?"

Irene tersenyum. Dia mengangguk dan Rose suami yang pengertian sekali. Dia tau mood istri, keinginan istri.

Mereka pergi ke taman kota. Disana banyak orang-orang berkunjung bahkan keluarga.

Ada Rose yang memegangi tangan Irene lalu terduduk di kursi taman yang kosong.

Mata Irene menyoroti anak-anak kecil yang lari melewatinya. Mereka bermain riang bahkan teriakan orang tuanya yang menyuruh tidak berlari agar tak terluka.

Irene merasa....

Tidak sabar menunggu anaknya ini lahir. Di umur kandungan 5 bulan, 4 bulan waktu yang lama baginya.

" Saat aku lahiran, apa ini anak terakhir?"

" Dua anak lebih baik untukku." Jawab Rose. Tersenyum pada Irene sambil dia elus rambutnya.

" Ellan nggak sabaran. Dia seneng banget kalau punya adek cewek."

" Cowok agak sensitif nanti."

" Mhh~" Angguk Rose. Mengelus perut Irene sambil melihat sekitar taman.

" Mau sesuatu? Biar aku belikan."

" Aku mau yang panggang."

" Tapi nggak boleh pedas ya." Kata Rose saat Irene mengangguk dan suaminya berlalu pergi meninggalkannya sendiri untuk sebentar.

Irene membuang pelan nafasnya. Dia duduk tenang disana selama banyak orang kolar-kilir memenuhi aktifitas di taman ini.

•••

Drrtt~~!!

Drrrttt~~!!!

Hp bergetar. Baru juga pulang, Ellan nelpon. Jadi Rose angkat saat Irene sudah kembali duduk di sofa lalu mendongak memperhatikan.

" Hallo Dad?"

" Hallo."

" Aku mau Delmetra besok. Doakan aku memang Dad."

" Iya. Hati-hati. Jangan sampai terluka."

" Iya Daddy~ titip salamku sama Mommy. Aku sayang Mommy. Adekku juga!"

Rose tersenyum. Dia menjawab iya lalu menyampaikan hal itu langsung ke Irene tanpa menunda.

" Apa Ellan ketemu Jennie?" Tanya Irene.

" Aku nggak tau. Mungkin dia cari."

" Jennie pasti yang menemuinya duluan sebelum Ellan mencari." Jawab Irene sambil menarik panjang nafasnya lagi saat dia ingin bergerak, nyandar di sofa.

Rose terdiam aja. Irene sudah tau jika Ellan anak Jennie. Tapi dia nggak kecil hati karena dia juga mengurus Ellan sampai besar sekarang. Berkat Jennie juga, dia bisa mempunyai anak seperti Ellan.

----

Lilin di hidupkan. Ellan berbalik, jalan mendekati Areum yang selesai duluan.

" Ayo." Ajaknya. Jalan berdua keluar gereja setelah ibadah.

The Darkness of Love 7 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang