5. So Beautiful

1.4K 146 6
                                    

Harry terbangun ketika dirasanya ada cahaya matahari menembus masuk di jendela kamarnya. Harry mengerjap-ngerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk. Hembusan napas hangat milik Draco masih dapat ia rasakan pada ceruk lehernya. Ia menjangkau kacamatanya yang terletak di atas nakas lalu memakainya.

Harry berusaha menyingkirkan tangan Draco yang melingkar di pinggangnya. Bukannya terlepas, Draco malah bergumam tidak jelas dan semakin mengeratkan pelukannya. Harry mendengus lalu kembali mencoba melepaskan pelukan Draco, kalau tidak bisa lepas begini, bisa-bisa mereka berada di posisi seperti ini seharian.

"Draco, wake up." lirih Harry mencoba membangunkan Draco dari tidurnya.

Gumaman tidak jelas, lagi. Hanya itu yang Harry dengar dari Draco.

Harry menepuk pelan tangan Draco yang melingkar pada pinggangnya. Draco bergerak tidak nyaman lalu mulai membuka matanya, menampakkan iris kelabu miliknya.

"Lepaskan tanganmu." Harry memegang pergelangan tangan Draco lalu menariknya sedikit. Yang disuruh hanya melonggarkan pelukannya.

Harry memindahkan tangan Draco dari pinggangnya lalu duduk di tepian kasur. Harry mengangkat sedikit kacamatanya lalu mengucek matanya.

"Tidak baik mengucek matamu seperti itu." ucapan berupa teguran itu Draco lontarkan dengan suara serak.

"Kau juga pasti pernah melakukan hal yang sama." balas Harry tidak peduli sambil terus mengucek matanya. Dibelakang sana, Draco hanya diam.

Setelah dirasanya cukup, Harry membenarkan letak kacamatanya lalu beranjak menuju kamar mandi.

"Apa kau mandi bersama kacamatamu?"

Harry menoleh, menoleh dengan malas kearah si empunya suara. "Tidak." balasnya singkat.

"Aku akan meletakkannya ke suatu tempat di kamar mandi nanti." lanjutnya lagi.

Draco tidak menjawab, hanya mengiyakan didalam hati. Terus memandangi punggung Harry sampai tidak terlihat ketika Harry menutup pintu kamar mandi itu. Draco mendengus. Ia bangun lalu mendudukkan dirinya di tepi kasur seperti yang Harry lakukan sebelumnya setelah bangun.

Entah kenapa, setiap baru bangun dari tidurnya, Draco merasa tidak bisa berkata-kata kepada Harry. Seolah situasi menjadi canggung, walau Harry biasa saja. Dan entah kenapa, setiap siang atau malam, Draco baru bisa menggoda-goda Harry sepuas yang ia bisa. Ia bisa mengatakan apapun pada Harry, biar kata seperti 'bokongmu indah.' pun akan Draco lontarkan sepuas hatinya.

Tapi, hanya bercanda. Draco tidak akan melontarkan kata seperti contoh tadi, bukankah itu keterlaluan? Dia tidak akan menggoda Harry sampai seperti itu, walaupun dia selalu ingin mengatakannya. Bokong Harry memang indah. Oke, mari kita keluar dari pemikiran Draco.

Harry keluar setelah sekitar 10 menit berada didalam kamar mandi dengan bathrobe yang terbalut pada tubuhnya. Alasan Harry suka memakai bathrobe adalah, karena dia tidak suka
saat menggunakan handuk. Terlebih dia adalah pria, yang biasanya akan menggunakan handuk dililit sampai pinggang saja. Dia tidak suka dada nya terekspos begitu saja ketika menggunakan handuk yang hanya dililit sampai pinggang.

Entah kenapa. Dia hanya tidak suka.

Harry bisa melihat Draco yang duduk ditepian kasur. Draco menatapnya dari bawah ke atas. Harry agak risih dengan tatapan Draco.

"Apa?" Harry agak muak dengan tatapan Draco itu. Seolah Draco sudah menelanjanginya habis-habisan, dan tentu saja dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi lebih lama lagi.

"Tidak." balas Draco secara singkat.

Harry memutar bola matanya. Tak lama, ia menyuruh Draco mandi dan langsung dituruti oleh Draco. Begitu Draco keluar dari kamar mandi, Harry sudah memakai seragamnya, lengkap dan rapi.

[DRARRY] Your Mate. [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang