Maaf ya guys kalau cerita nya pendek tapi jujur aku sudah melakukan semaksimal mungkin. Karena aku udah pernah nulis cerita yang panjang dan itu akhir nya buat aku malah buntu dan aku mencoba versi yang mungkin akan nyaman saat aku nulis cerita, dengan nulis seperti ada bagus nya karena otak bisa berjalan lancar.
Back to story
Sebuah fakta mengejutkan pagi itu erika dengar. Tentang laki-laki yang tidak sengaja ia temui ternyata adalah karyawan baru di kantor tempat ia bekerja. Dalam hati erika terus bertanya-tanya, kenapa saat ia berharap tidak akan bertemu lagi seketika erika harus berhadapan kembali dengan seorang laki-laki yang menurutnya sangat menyebalkan.
"Selamat pagi semua, saya Adam karyawan baru, mohon kerja sama nya"
Saat itu lah Erika baru mengetahui nama laki-laki yang dianggap nya sangat menyebalkan, Adam. Seperti waktu pertama bertemu, tanpa ekspresi Adam memperkenalkan diri. Banyak yang merasa kagum dengan adam, tetapi tidak bagi erika karena yang erika rasa Adam adalah orang yang membosankan dan menyebalkan.
"Baik setelah perkenalan dari Adam tolong semua nya kembali bekerja, untuk Erika dan Alen tolong bimbing Adam ya, sekian"
Erika yang mendengar hal tersebut tentu sangat terkejut tetapi ini pekerjaan mau suka atau tidak tetap harus erika jalani. Dengan berat hati erika tetap harus menerima nya dan melakukan yang diperintahkan semaksimal mungkin, lagi pula erika tidak sendiri.
"Adam, tolong kerjakan laporan ini ya, jika ada yang tidak dimengerti tolong tanyakan saja pada erika"
Setelah mendengar ucapan Alen, erika dengan pasrah hanya memberika senyum tipis saja dan menerima nasib nya. Erika lanjut mengerjakan pekerjaan nya tidak lama adam menanyakan apa yang menurut nya tidak ia mengerti dengan sabar erika membantu adam. Waktu sudah larut dan erika sudah menyelesaikan pekerjaan nya, ketika ia ingin pulang ada yang menggegam tangan erika seketika erika kaget dan hampir berteriak sebelum orang tersebut menutup bibir erika dengan tangan sebelah nya.
"Sssttt, jangan berisik"
Dengan muka kesal erika melepaskan tangan adam yang digunakan untuk menutup bibir erika, dan seketika adam pun melepaskan tangan yang sebelah nya yang menggenggam tangan erika.
"Ada apa sih?!"
"Saya mau ngajak makan malam bareng, bisa tidak?"
Seperkian detik Erika sempat terdiam sebelum akhir nya menerima ajakan adam untuk makan malam bersama.
Setelah nya mereka langsung pergi ke sebuah restoran yang waktu itu tidak jadi erika kesana karena melihat Alen disana. Adam pun memilih meja dekat jendela yang di luar jendela langsung terlihat jalanan yang tidak begitu padat dengan cahaya bulan yang indah pada malam ini.
"Saya mengajak kamu makan malam untuk permintaan maaf saya ke kamu"
Melihat Erika yang bingung dengan segera adam menjelaskan maksud dari ia mengajak makan malam.
"Maaf karena saya pergi begitu saja saat kamu sudah minta maaf"
"Hanya ekspresi itu saja yang bisa kamu tunjukkan?"
Bukan nya membalas pernyataan Adam, Erika menjawab dengan sebuah pertanyaan yang membuat Adam bingung namun seperkian detik ia mengerti maksud pertanyaan Erika.
"Betul Erika, hanya ekspresi ini yang bisa saya tunjukkan"
Erika pun tidak menjawab lagi dan langsung memanggil pelayan untuk memesan makanan. Sambil menunggu makanan datang, Erika dan Adam berbincang sedikit, sampai akhirnya makanan yang mereka pesan pun datang. Dengan lahap Erika menghabiskan makanan yang ia pesan, Adam yang melihat nya hanya terheran-heran tetapi ia tetap melanjutkan makannya.
Setelah selesai makan malam, Adam pun mengantar Erika pulang. Selama perjalanan hanya keheningan yang adam dapatkan karena setelah ia lihat kearah Erika, Erika sudah terlelap dengan sangat pulas, untung nya sebelum pulas Erika sudah memberikan alamat rumah nya.
TERIMA KASIH YANG SUDAH MEMBERIKA VOTE DAN KOMEN NYA, AKU TAU INI MEMBOSANKAN TAPI TOLONG DUKUNG CERITA INI YA, SEMOGA AJA INI BISA SAMPAI SELESAI.
YOU ARE READING
BETWEEN HEART AND MIND
Science FictionErika tidak percaya akan cinta bertepuk sebelah tangan akan tetapi ia ditemukan hal yang tidak ingin ia percayai. Dengan berat hati erika menjalankan perasaan yang seperti itu, ia ingin menghilangkan perasaan itu akan tetapi sudah terlambat karena...