Dulu hanya kamu satu-satunya laki-laki yang kuberi ruang di hatiku, yah bahkan mungkin masih sampai sekarang, sih. Menyesal? Tidak juga. Bahkan aku bersyukur untuk itu.
Kali ini, aku akan benar-benar melepaskanmu.
Ah, apakah melepaskan itu kata yang tepat? Aku bahkan tak pernah benar-benar memilikimu. Lebih tepatnya aku akan mulai belajar melepaskan perasaanku dan kembali memandangmu tak lebih dari sekadar rekan, partner, atau pasangan di lapangan. Kamu boleh pilih salah satu. Tenang saja, titel terbaik takkan lepas darimu kok.
Ah, diriku, kamu sudah tumbuh dewasa rupanya. Aku bangga padamu.
Sini kubisikkan sesuatu. Terkadang cinta pertama tak berarti apa-apa.