"Sama seperti di film favoritmuuuu, semua cara akan kucobaaaa!!"
Dongping bernyanyi keras-keras sambil sesekali menabuh meja. Untungnya makanan di atas meja sudah direlokasi ke tempat yang aman, alias ludes masuk ke dalam perutnya.
Yilyu yang mendengarkan nada acak dari Dongping hanya menggelengkan kepala. "Fals oi."
"Suka-suka gue!" Dongping melirik tajam. Ia lantas memainkan ponselnya, masih menggumamkan lirik lanjutannya---tidak benar-benar berhenti bernyanyi.
Yilyu masih menanggapi dengan santai. "Buset dah santai Bu, mau coba apaan sih lo?"
"Diem deh gue masi marah sama lo!"
Dongping menyahut tanpa menoleh ke empunya suara. Mata dan tangannya masih fokus ke ponsel. Sesekali memencet tanda love di unggahan yang terlewat di timelinenya.
"Anjir."
Dongping mendengus. Yilyu menghela napas.
"Ampun, Nyai. Sebut deh mau apa lagi? Sesajen yang tadi masih kurang?"
"Kampret!"
Jajanan sebegitu banyaknya yang Yilyu beli di minimarket tadi---sudah pasti semua harus favorit Dongping---hanya tinggal remahan saja. Membujuk Yang Mulia Huang Dongping memang butuh merogoh kocek dalam-dalam.
"Ketik nih, mumpung Siwei lagi di luar, biar sekalian nitip," ucap Yilyu, menunjukkan chatnya dengan Siwei sambil menyerahkan ponselnya ke Dongping.
Dongping menggeleng pelan. "Yang lo suka beli aja. Favorit lo," jawabnya.
Yilyu tersenyum lalu mengacak rambut Dongping. "Favorit gue kan elo."
"Basi. Gak mempan sama gue," cibir Dongping. Namun senyum mulai terbit di bibirnya.
Dongping mana mungkin bisa berlama-lama marah ke sosok di hadapannya ini.