Tiga

44 5 0
                                    

.

Apa yang lebih memuakkan dari ruangan serba putih berbau obat-obatan?

Entahlah yang jelas aruna sudah terlalu bosan untuk terbaring dengan selang infus dalam keadaan lemah disini

Mata indah itu hanya terpaku pada langit-langit ruangan dengan kosong

"Aruna" Suara panggilan akhirnya menyentak Aruna dari lamunannya

Aruna menoleh "Iya uncle" Jawabnya

Hanan, laki-laki yang merupakan adik dari ayahnya Aruna adalah dokter yang sekarang menjadi dokter pribadi Aruna

Hanan menoleh, menatap Aruna layaknya anak kecil yang polos dan riang

Karena hanan emang udah menganggap Aruna sebagai puterinya sendiri. Hanan nggak pernah menikah dan lebih memilih membangun karirnya. Setiap kali disuruh nikah selalu menjawab kalau dia nggak pengen nikah dan memilih jadi uncle rich buat Aruna aja katanya

"Kamu lagi mikirin apa? " Tanya hanan yang sekarang duduk di kursi yang ada di samping Aruna terbaring

Aruna menggeleng dengan senyum kecilnya

Kepala Aruna dielus lembut sama hanan, kenapa malaikat kecil ini harus ngerasain ujian seberat ini?

"Princess" Panggil hanan

Aruna menoleh menatap hanan masih dengan senyum kecil miliknya

"Kamu pasti sembuh kok, kamu jangan takut ya" Ucap hanan

Aruna terkekeh "uncle" Ucapnya

"Apa dua tahun terakhir ini belum selesai buat aku berjuang ya? Apa aku masih kurang keras usahanya? " Tanya Aruna

Hanan menggeleng "nggak, kamu udah keren banget bisa bertahan sampai sejauh ini. Uncle yakin kamu bisa, uncle juga bakalan selalu berdoa sama Tuhan biar princess kesayangan uncle ini bisa sembuh total" Jawab hanan

Aruna menghela nafas panjang "uncle..... Aku capek" Keluhnya

"Ayo istirahat dulu disini, nanti uncle bangunin" Balas hanan

Tapi Aruna menggeleng

"Uncle..... "

"Kalau Tuhan udah punya takdir yang jelas, bukannya kita gabisa melawan ya. Aku berenti ya uncle? " Ucap Aruna pelan

Asa dalam suaranya mulai melirih

"Kamu tau takdir Tuhan buat kamu itu apa? Nggak kan? Kita masih punya banyak waktu na, kita masih bisa berjuang lagi, jangan berenti" Ucap hanan

Aruna bangun dari tidurnya dan duduk menghadap ke hanan dengan kaki yang menjuntai di tepi brangkar

"Sakit uncle..... Badan aku udah nggak berasa hidup lagi saking banyaknya obat-obatan yang masuk. Mau sampai kapan? Uncle mau ngeliat aku sampai botak? Sampai lumpuh? Atau sampai lupa sama semuanya? Sampai kapan uncle? " Tanya Aruna

Hanan langsung meraih tangan Aruna dan dibawanya untuk di genggam erat. Air mata keponakannya mulai luruh dan hanan benci itu

"Sayang. Jangan berenti ya? Uncle mohon" Pinta hanan

"Kamu mau nyerah hm? Kan udah janji mau berjuang biar kamu bisa gapai mimpi-mimpi kamu. Kamu juga ga lupa kan? Bukan cuma uncle tapi ada ayah sama bunda juga yang selalu ada nemenin kamu" Ucap hanan lembut

Air mata Aruna menetes

"Hasilnya sama uncle, semuanya bakalan tetep berakhir sama. Aku..... Aku bakalan tetap pergi ninggalin kalian" Lirih Aruna

Senja, Peluk Arunaku •| Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang