.
Apa yang lebih memuakkan dari ruangan serba putih berbau obat-obatan?
Entahlah yang jelas aruna sudah terlalu bosan untuk terbaring dengan selang infus dalam keadaan lemah disini
Mata indah itu hanya terpaku pada langit-langit ruangan dengan kosong
"Aruna" Suara panggilan akhirnya menyentak Aruna dari lamunannya
Aruna menoleh "Iya uncle" Jawabnya
Hanan, laki-laki yang merupakan adik dari ayahnya Aruna adalah dokter yang sekarang menjadi dokter pribadi Aruna
Hanan menoleh, menatap Aruna layaknya anak kecil yang polos dan riang
Karena hanan emang udah menganggap Aruna sebagai puterinya sendiri. Hanan nggak pernah menikah dan lebih memilih membangun karirnya. Setiap kali disuruh nikah selalu menjawab kalau dia nggak pengen nikah dan memilih jadi uncle rich buat Aruna aja katanya
"Kamu lagi mikirin apa? " Tanya hanan yang sekarang duduk di kursi yang ada di samping Aruna terbaring
Aruna menggeleng dengan senyum kecilnya
Kepala Aruna dielus lembut sama hanan, kenapa malaikat kecil ini harus ngerasain ujian seberat ini?
"Princess" Panggil hanan
Aruna menoleh menatap hanan masih dengan senyum kecil miliknya
"Kamu pasti sembuh kok, kamu jangan takut ya" Ucap hanan
Aruna terkekeh "uncle" Ucapnya
"Apa dua tahun terakhir ini belum selesai buat aku berjuang ya? Apa aku masih kurang keras usahanya? " Tanya Aruna
Hanan menggeleng "nggak, kamu udah keren banget bisa bertahan sampai sejauh ini. Uncle yakin kamu bisa, uncle juga bakalan selalu berdoa sama Tuhan biar princess kesayangan uncle ini bisa sembuh total" Jawab hanan
Aruna menghela nafas panjang "uncle..... Aku capek" Keluhnya
"Ayo istirahat dulu disini, nanti uncle bangunin" Balas hanan
Tapi Aruna menggeleng
"Uncle..... "
"Kalau Tuhan udah punya takdir yang jelas, bukannya kita gabisa melawan ya. Aku berenti ya uncle? " Ucap Aruna pelan
Asa dalam suaranya mulai melirih
"Kamu tau takdir Tuhan buat kamu itu apa? Nggak kan? Kita masih punya banyak waktu na, kita masih bisa berjuang lagi, jangan berenti" Ucap hanan
Aruna bangun dari tidurnya dan duduk menghadap ke hanan dengan kaki yang menjuntai di tepi brangkar
"Sakit uncle..... Badan aku udah nggak berasa hidup lagi saking banyaknya obat-obatan yang masuk. Mau sampai kapan? Uncle mau ngeliat aku sampai botak? Sampai lumpuh? Atau sampai lupa sama semuanya? Sampai kapan uncle? " Tanya Aruna
Hanan langsung meraih tangan Aruna dan dibawanya untuk di genggam erat. Air mata keponakannya mulai luruh dan hanan benci itu
"Sayang. Jangan berenti ya? Uncle mohon" Pinta hanan
"Kamu mau nyerah hm? Kan udah janji mau berjuang biar kamu bisa gapai mimpi-mimpi kamu. Kamu juga ga lupa kan? Bukan cuma uncle tapi ada ayah sama bunda juga yang selalu ada nemenin kamu" Ucap hanan lembut
Air mata Aruna menetes
"Hasilnya sama uncle, semuanya bakalan tetep berakhir sama. Aku..... Aku bakalan tetap pergi ninggalin kalian" Lirih Aruna
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja, Peluk Arunaku •| Lee Jeno
FanfictionAruna tau dunia tak selalu ada dalam genggamannya, dia tidak ingin serakah. Soal cinta biarlah dia mengalah sekali asal nanti sakitnya tak bertambah. Cukup Aruna menyakiti semestanya, sesudah ini jangan lagi Bagaimana nanti jika Aruna benar-benar pe...