Enam

59 14 5
                                    

.

.

Lagi

Makin hari makin lemah pula pertahan tubuh Aruna. Seperti sekarang, dini hari tadi tiba-tiba hanan mendapat telfon dari keponakannya itu sambil menangis dan meminta untuk dijemput ke apartement miliknya

Dan sekarang tubuh lemah itu tengah terbaring tertidur setelah menerima infus dan juga obat yang dikasih hanan

Tangan hanan daritadi nggak berenti untuk mengelus lembut kepala Aruna

Hati hanan ikut sakit melihat ponakan kecilnya tak berdaya kayak gini. Aruna itu ceria, random dan punya banyak tawa yang biasanya selalu dia bagi ke semua orang disekitarnya

Tapi sekarang hanan nggak ngeliat itu semua lagi, walaupun Aruna masih mencoba buat tetap ceria. Adakalanya tubuh itu tak lagi bersahabat, sedikit saja menghabiskan tenaga dia bisa langsung drop

"Eunggh" Aruna menggeliat dan perlahan mata itu mulai bergerak terbuka

Hanan tersenyum "morning princess" Sapanya

Mata Aruna mengerjap sebentar menyesuaikan cahaya sebelum mulai menatap hanan yang duduk di sampingnya

"Morning uncle" Sapa Aruna balik

Aruna merubah posisinya buat duduk sambil meringis karena kepalanya sedikit pusing. Hanan langsung ngasih air putih buat diminum sama Aruna

"Gimana keadaan kamu? Udah mendingan atau masih kayak semalam? " Tanya hanan

"Udah mendingan kok uncle" Jawab Aruna

Hanan menghela nafas lega

"Uncle udah ngasih tau kalau kamu izin sekolah hari ini sama fandi jadi untuk hari ini kamu disini dulu buat mastiin keadaan kamu" Ucap hanan

Walaupun agak malas Aruna menyanggupi, lagian di apartement juga dia pasti bakalan tiduran juga seharian ini

"Ayah sama bunda kamu tiba disini nanti malam kan? " Tanya hanan

Mata Aruna membuat kaget "loh iya. Kok aku bisa lupa kalau ayah sama bunda pulang sih" Sungut Aruna

Hanan cuma ngasih senyum maklum

"Oh iya. Hehe" Aruna kayak ngerti maksud dari senyuman hanan barusan

"Uncle" Panggil Aruna lirih

Hanan memegang tangan Aruna seolah memenangkan

"Gapapa kok, kamu jangan takut ya? " Pinta hanan

Kepala Aruna menunduk

"Nanti gimana ya uncle? Makin lama semuanya bakalan hilang kan? " Tanya Aruna dengan suara bergetar

Hari hanan berdengut mendengar suara bergetar Aruna, bukan cuma Aruna tapi hanan pun takut akan kemungkinan itu

"Princess.... Kita mulai berjuang lagi yuk? Jangan mau kalah sama penyakit" Bujuk hanan

Kepala Aruna mendongak dan menatap hanan dengan mata berkaca-kaca miliknya

"Uncle. Udah telat, udah ga ada waktu lagi. Ini udah hampir selesai uncle" Balas Aruna

"Siapa bilang hm? Kita ga bakalan tau kalau ga nyoba dulu kan? Dua tahun kamu berhasil bertahan, nanti bisa jadi selamanya kamu menang loh" Ucap hanan lagi

Aruna terkekeh miris

Entah ini salah siapa tapi kadang Aruna membenci tubuhnya yang ini

Kenapa selemah ini?

"Nanti dulu ya uncle" Ucap Aruna

"Biarin aku ngerasain bebas dulu, sebentar uncle. Habis itu aku bakalan ngikutin apa yang uncle bilang" Tambah Aruna

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja, Peluk Arunaku •| Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang