Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa lo nolak Jeno? padahal lo tau sendiri, eksistensi Jeno di sekolah kaya gimana."
Renjun memutar bola matanya malas, ia tidak peduli dengan Jeno yang terkenal di sekolah sebagai murid tertampan dengan prestasi yang baik, Jeno inilah itulah sekali lagi ia tidak pernah peduli dengan itu. Ia tidak pernah memiliki perasaan dengan Jeno.
"Jangan suruh gue jawab pertanyaan lo, mending ngaca deh lo sendiri juga nolak Ningning kan? padahal lo tau sendiri kalo Ningning juga termasuk murid tercantik."
Jisung terdiam, kemudian terkekeh kecil "Gue gak pernah naksir sama Ningning."
"Ya gue juga, gue juga gapernah naksir sama Jeno."
Melihat sahabat dekatnya itu merajuk, Jisung merangkul pundak yang lebih pendek, dengan gemas mencium pucuk kepala Renjun gemas. Sedangkan Renjun berusaha menarik diri dari ciuman bertubi-tubi dari Jisung pada pucuk kepalanya.
"Jisung ish! stop!" Jisung berlari menghindari pukulan dari Renjun, dengan kesal Renjun mengejar pemuda yang lebih tinggi darinya.
"Kejar gue kalo lo bisa!" Renjun dengan sekuat tenaga menambah kecepatan berlarinya, namun karena tidak memperhatikan langkah, alhasil kaki Renjun tersandung kakinya yang lain yang menyebabkan tubuhnya terjatuh dari tangga.
"Aakhhh!!"
Grep!
Renjun memejamkan matanya erat, ia benar-benar terjatuh dari tangga. Namun anehnya tubuhnya tidak merasakan sakit akibat terbentur lantai. Kini yang ia rasakan tubuhnya seperti ditangkap oleh-
"J-jisung..."
Tubuh Jisung berada di bawahnya, dan dia tidak bergerak. Matanya tertutup, Renjun dibuat panik olehnya. Ia beranjak dari Jisung, kemudian menggoyangkan tubuh Jisung yang tergeletak, pipi Jisung ditepuk berkali-kali oleh Renjun.
"Jisung! ish bangun! gue gak minta lo buat nangkep gue tadi..."
Jisung tetap terdiam, kini Renjun sudah mengeluarkan benih air matanya. Menangis karena takut sang sahabat meninggal akibat terbentur lantai yang keras. Melihat Renjun menangis hampir meraung-raung itu mengundang perhatian siswa-siswi lainnya, termasuk Jeno.
"Jisung hikss.. gue minta maaf..."
"R-ren, Jisung kenapa?"
"Jisung kayanya meninggal Jen hikss utang dia di gue banyak Jen, terus gue bilang apa ke mama papa kalo uang gue buat seminggu ini sisa dikit soalnya diutangin Jisung hiks.. huaaaaa jisung bangun dulu bayar utang lo dulu hiks..." tanpa sadar Renjun memeluk Jeno yang berlutut di sampingnya. Jeno ingin sekali tersenyum, namun melihat situasi seperti ini ia mengurungkan niatnya untuk tersenyum.
Jisung yang niatnya hanya untuk mengerjai sahabat manisnya itu dengan spontan terbangun kala Renjun mengatakan bahwa dirinya meninggal.
"Woy siapa yang lo bilang meninggal?!" Jisung menyentil kepala Renjun dengan gemas. Yang disentil melepaskan pelukannya pada Jeno dan beralih menatap Jisung yang melotot kepadanya.