[2] Tokoh Besar Dicintai Semua Orang Setelah Bertransmigrasi Menjadi Buku

202 - Saya Memberikan Ini kepada Anda, Anda Hanya Harus Menerimanya

Jiang Yu memperhatikan bahwa panggilan itu tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Dia tidak terbiasa mendengarkan telepon orang lain. Dia ingin pergi tetapi Jiang Chenglang melambai padanya dan memberi isyarat agar dia duduk.

Jiang Yu berpikir sejenak dan memutuskan untuk tetap tinggal.

Namun, dia tidak tahu apa yang dikatakan di ujung sana. Jiang Chenglang tidak berbicara untuk waktu yang lama. Dia pasti mendengarkan orang di ujung sana.

Jiang Yu dengan sabar menunggu sampai Jiang Chenglang akhirnya menjawab, "Baiklah, saya mengerti."

Kemudian, orang di ujung sana mengatakan sesuatu yang lain. Jiang Chenglang mengerutkan kening dan menutup telepon.

Jiang Yu menatapnya.

Jiang Chenglang menjepit ruang di antara alisnya seolah-olah dia baru saja menemukan sesuatu yang menyusahkan. Namun, ketika dia melihat ke arah Jiang Yu, dia tersenyum dan bertanya, "Mengapa kamu mencariku, Xiao Yu?"

Tidak setiap hari Jiang Yu datang mencarinya, jadi tentu saja, dia tidak ingin dia pergi dan kehilangan kesempatan bagus untuk berkomunikasi dengannya.

Jiang Yu meletakkan benda itu di tangannya di atas meja dan berkata, "Ini untukmu."

Jiang Chenglang bertanya dengan heran, "Apakah ini hadiah untukku?"

Jiang Yu menjawab, "Ya."

Jiang Chenglang masih sedikit terpana. Bagaimanapun, Jiang Yu selalu bersikap dingin padanya. Sekarang dia tiba-tiba memberinya hadiah, dia sedikit tersanjung.

Jiang Chenglang melihat kotak itu dan langsung mengenalinya. Itu adalah merek jam tangan mewah yang terkenal secara internasional. Semua jam tangan dalam katalog mereka mahal dan harganya masing-masing tidak kurang dari satu juta yuan.

Jari-jarinya yang menyentuh kotak berhenti. Dia hanya memberi Jiang Yu 300.000 yuan sebulan sebagai uang saku. Di mana dia mendapatkan uang?

Mengingat pertemuan mereka dengan An Yimin, Jiang Chenglang yakin bahwa keluarga An tidak kaya dan tentunya tidak mampu menghabiskan ratusan ribu hanya untuk membelikannya jam tangan.

Memikirkan kembali bagaimana Jiang Yu mengatakan bahwa dia kaya, untuk dapat membeli ini dan memberikannya kepadanya dengan begitu tenang, asetnya pasti jauh lebih besar dari satu juta yuan. Dia tampak seperti baru saja memberinya sepotong kue sederhana.

"Xiao Yu, hadiah ini..."

Nada Jiang Yu tenang dan acuh tak acuh. "Itu hanya hadiah balasan. Kamu tidak perlu merasa terbebani."

Jiang Chenglang berkata, "Tapi hadiah ini terlalu mahal."

Jiang Yu tetap tanpa ekspresi. "Harganya hampir sama dengan kalung yang kamu berikan padaku terakhir kali. Saya katakan sebelumnya, saya tidak suka mengambil sesuatu dari orang lain secara gratis. Saya memberikan ini kepada Anda, Anda hanya harus menerimanya. Tidak perlu memberi saya hadiah lain sebagai imbalan."

Dia mengerutkan kening dan berkata, "Jika kamu melakukan itu, aku harus mendapatkan hal lain untukmu. Mengapa ada kebutuhan untuk rutinitas ini?"

Jiang Chenglang: "..."

Dia ingat.

Itu adalah kalung giok hijau yang dia berikan kepada Jiang Yu saat pertama kali mereka bertemu. Jiang Yu tidak menyukainya. Kemudian, dia menukarnya dengan yang berwarna ungu. Namun, setelah sekian lama, Jiang Chenglang telah melupakannya.

Hanya saja, dia belum pernah melihat Jiang Yu memakai kalung itu sebelumnya.

Dia selalu bersih dan tidak memakai aksesoris apapun.

Masalahnya, setelah Jiang Yu mendapatkan jumlah uang pertamanya, dia telah bersiap untuk memilih hadiah untuk Jiang Chenglang. Namun, dia telah tertunda oleh hal-hal lain dan masalah ini berada di urutan paling bawah dari daftar prioritasnya. Dia hampir melupakannya.

Kemudian, ketika dia sedang mempersiapkan hadiah untuk Jiang Xingyi, dia tiba-tiba mengingatnya. Dia mengambil kesempatan untuk menjelajahi internet dan secara acak memilih jam tangan senilai empat juta yuan untuk iklan yang dibayarkan. Arloji itu baru saja tiba hari ini dan Jiang Yu segera membawanya.

Setelah barang dikirim, tugas Jiang Yu selesai.

Melihat bahwa Jiang Chenglang tampaknya tidak berniat membicarakan panggilan telepon itu, dia tidak memaksanya.

"Karena tidak ada yang lain, aku akan pergi."

Jiang Yu tidak merasa perlu tinggal di sana. Dia berbalik dan hendak pergi ketika Jiang Chenglang memanggil, "Xiao Yu, tunggu sebentar."