1

39 7 1
                                    

Sorry fot typo(s)
Happy reading

Libur semester hampir berakhir. Dua hari lagi tahun ajaran baru akan dimulai, sudah saatnya mempersiapkan diri untuk kembali berkutat dengan kegiatan sekolah yang melelahkan.

Jisung si lelaki mungil dan manis sedang berada di kamarnya duduk bersila di tepi ranjang sambil meremas bantal gulingnya dengan wajah cemberut. Sepertinya jisung sedang gelisah pasalnya ayah jisung baru saja memutuskan  agar anak semata wayangnya tinggal di asrama sekolah.

Bukan tanpa alasan ayah jisung memutuskan hal ini. Pekerjaan Ayah jisung membuatnya jarang berada di rumah. Dan sekarang ayah jisung mendapat proyek di luar kota. Tentu saja sang ayah akan membawa sang bunda ikut pergi bersama dan meninggalkan jisung karna anak itu sebentar lagi akan mulai bersekolah lagi.

Jisung mendengus, hal yang membuatnya gelisah adalah bukan karena harus tinggal di asrama. Jisung sih senang-senang saja karena asrama sekolahnya sangat baik dan terawat, fasilitas di dalamnya pun lengkap jadi pasti sangat nyaman untuk ditinggali. Yang membuat jisung gelisah karena jisung harus tinggal di asrama bersama sahabatnya. Ya, Hyunjin. Jisung harus tinggal di asrama sekolah bersama hyunjin. 

TOK TOK TOK

Terdengar suara pintu kamar yang diketuk dari luar mengalihkan perhatian jisung.

"Jii.. kamu di dalam? Bunda masuk ya" bunda jisung bertanya dengan suara lembut dan hangatnya.

"Iya bunda.. masuk aja pintunya gak jiji kunci kok" anak manis itu menjawab dengan suara pelan.

Bunda jisung masuk perlahan sambil membawa sepotong cheesecake. Bunda jisung tau anak semata wayangnya pasti sedang gelisan karena keputusan mendadak ayahnya.

"Jii.. kamu suka ini kan? Ayo makan dulu" tawar bunda jisung dengan lembut. Jisung hanya mengangguk sambil meraih piring kecil berisi cheesecake dari bundanya.

Bunda jisung mendudukan diri di sebelah jisung kemudian mengelus rambut lebat pemuda itu dengan lembut. "Jiji kenapa cemberut gini sih? Harusnya kan seneng bisa tinggal bareng di asrama bareng hyunjin" sepertinya bunda jisung sengaja menggoda anak manisnya ini.

Jisung merungut makin cemberut dengan mulut penuh cheesecake dan sudut bibir yang kotor karena cream. "Bunda ihh.. jangan gitu dong. Bunda pura-pura gak tau banget" jisung berkata dengan nada kesal.

Sang bunda hanya terkekeh pelan sembari menghapus cream di sudut bibir putranya. "Iya, iya ji bunda tau kok. Kamu pasti gak nyaman sama hyunjin karena masalah ini kan?" Bunda jisung bertanya sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah dada kiri jisung. Entah kenapa hal itu malah membuat jantung jisung bekerja dua kali lebih cepat.

Wajah jisung merona samar. Dia tidak bisa menghindar dari tebakan bundanya. Jisung menundukkan wajahnya karena merasa malu. Jisung adalah anak yang terbuka pada bundanya, dia tidak segan menceritakan semua pada bundanya. Termasuk persoalan hyunjin.

Tangan lembut sang bunda tergerak menangkup pipi gembil anak manisnya hingga menghadap ke arahnya. Sambil tersenyum manis bunda jisung berusaha menenangkan "Jii.. gak papa ya. Kamu gak perlu gelisah gini sayang. Bersikap seperti biasa aja jangan bebani diri kamu sendiri. Hyunjinnya juga setuju kalian tinggal bareng di asrama karena mama hyunjin sibuk di rumah sakit. Jarak rumah ke sekolah kalian juga jauh, karena ayah sama bunda harus ke luar kota jadi ayah gak bisa antar jemput kalian lagi ke sekolah. Jadi, tolong ngertiin ayah kamu ya sayang" bunda jisung berusaha memberi pengertian untuk anak manisnya.

Jisung hanya bisa mengangguk pasrah. Tidak ada pilihan lain selain mengiyakan keputusan ayahnya.

"Bentar lagi hyunjin pasti kesini, kamu jangan keliatan gelisah gini dong di depan hyunjin" bunda jisung masih saja senang menggoda anaknya itu.

YOUTH - HYUNSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang