CHAPTER 2; sang pemeran utama

6 0 0
                                    

jantung raga seperti ingin meloncat dari tempatnya..

hutan ini...

tidak normal.

beruang dan wanita itu..

tidak normal.

mati

mati

mati

hanya itu yang terus terngiang di otak raga.

apa yang sedang mereka bicarakan, mereka terlihat seperti sedang bertarung dengan kata.

'persetan dengan itu, aku harus pergi dari sini, aku harus lari dari mereka, atau aku mati' ucap raga dalam hati dengan panik.

"ayo kita temui para tetua, mereka bisa memberi solusi" ucap beruang besar itu dengan tenang setelah berbicara lantang.

"aku.. akan mati.. kalau mereka tahu ini... aku mati..." ucap gadis itu hampir menangis, wajahnya ketakutan, raga pikir mungkin nasibnya dan wanita itu tidak jauh berbeda.

"kita tidak akan mati layana, kita abadi" ucap beruang itu meyakinkan.

'WHAT? mereka.... abadi?' pertanyaan baru pun muncul di kepala raga.

mustahil.

raga sudah muak

diam diam ia berenang menuju ke air terjun dan masuk ke dalamnya melalui menyelam di air.

bersyukur ia pernah mengikuti klub renang saat di sekolah menengah.

saat naik dari air, raga berlindung di balik air terjun dan duduk di dalam gua.

"sial, kalo gue disini terus yang ada bakal mati" ucap raga sambil meyakinkan diri menyusuri kedalaman gua itu.

mungkin saja ada jalan keluar,
harapannya.

raga terus menyusuri gua yang lembab itu, banyak lumut dan sangat licin.
anehnya, semakin masuk kedalam gua, semakin banyak bunga bunga yang bermekaran seperti taman bunga, memenuhi gua itu dari bawah hingga langit langit gua.

penuh bunga, indah.

ketakutan nya berkurang ketika melihat cahaya.

"ah itu pasti jalan keluar" saat sepuluh langkah kedepan, cahaya tersebut tidak terlihat lagi, namun saat langkah ke 11, cahaya tersebut kembali terlihat.

"gila.. ini gue yang gila apa emang ni tempat gak masuk akal" ucap raga frustasi

"ini... aneh"
raga sadar cahaya tersebut hanya terlihat saat ia melangkah ganjil.

ia pun memutuskan berhenti.

"ayo mikir mikir mikir" ucap raga sambil memukul-mukul kepalanya frustasi.

bunga bunga tadi tidak terlihat, ia baru sadar yang dia injak sekarang adalah rumput.

rerumputan yang...

kering.

padahal ia didalam gua yang seharusnya lembab.

raga memutuskan untuk kembali ke air terjun awal karena ia takut masuk terlalu dalam dan tidak bisa kembali lagi.

saat tiga langkah ke kembali, cahaya yang sangat terang muncul di belakangnya.

saat menengok kebelakang,

benar, ada jalan keluar yang tadi tidak ada.

memang aneh, tetapi raga memutuskan tetap keluar melewati jalan itu dari pada harus berbalik dan bertemu beruang besar dan wanita aneh tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The HeidysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang