7

98 10 0
                                    

Setelah selesai mengobati memar di punggung Jaemin, tiba-tiba seseorang menekan bel apartemen Jeno, membuatnya beranjak dari kasur dan keluar dari kamar. Jaemin masih setia diam di atas kasur Jeno sambil memainkan ponselnya.

Jujur saja, baru kali ini aku merasa nyaman berada di rumah orang lain selain Renjun dan Haechan,

Tidak lama kemudian, Jeno datang dan mengajak Jaemin untuk makan malam bersama. Jaemin mengangguk seraya beranjak dari kasur lalu mengikuti Jeno keluar kamar.

"Kau memesan apa, Jen?" tanya Jaemin dan Jeno hanya tersenyum seraya mengusap puncak kepala Jaemin.

Mereka tiba di meja makan dan Jaemin terkejut melihat hidangan makanan yang di sajikan oleh Jeno. Semuanya adalah makanan kesukaan Jaemin, mulai dari ayam goreng, tteokbokki, hingga Samgyeopsal.

"Jen, kau memang ingin pesan makanan ini atau kau tahu makanan kesukaanku?" tanya Jaemin pada Jeno, namun pria itu hanya tersenyum menanggapinya.

"Jangan banyak tanya, ayo makan. Tadi kau bilang lapar 'kan?" tanya Jeno balik, dan Jaemin tersenyum seraya mengangguk lucu membuat Jeno gemas padanya.

Setelah selesai makan malam, kini Jaemin tengah mencuci piring dan gelas yang mereka gunakan makan tadi, dan tiba-tiba sebuah tangan kekar memeluknya dari belakang.

"Jen, apa yang kau lakukan? Aku sedang mencuci piring dan gelas, nanti kalau jatuh bagaimana?" tanya Jaemin berusaha melepaskan pelukan Jeno.

"Biarkan dia jatuh, nanti aku akan membelinya lagi." Jeno tidak menghiraukan ucapan Jaemin, ia bahkan meletakkan dagunya di bahu Jaemin.

Jaemin tidak lagi memberontak dan membiarkan pria itu bermanja-manja dengannya. Tanpa Jaemin sadari, ia tersenyum bahkan menggesekkan kepalanya dengan kepala Jeno, membuat Jeno terkekeh pelan seraya mengeratkan pelukannya.

***

Setelah selesai dengan urusan mencuci piring dan gelas, saat ini Jaemin dan Jeno tengah berduaan menonton drama serial yang entah itu drama apa. Jaemin fokus menonton sedangkan Jeno sibuk bermain game sambil rebahan di paha Jaemin.

"Jen, bangun dong. Sepertinya tadi aku melihat buah di kulkas, aku boleh memakannya?" tanya Jaemin pada Jeno dan, Jeno mengangguk perlahan.

"Ya sudah, ayo bangun. Kau menindih pahaku, bagaimana aku bisa bangun kalau begini," gerutu Jaemin dan Jeno perlahan bangun dan bersandar di sandaran sofa.

Jaemin segera beranjak dan berlari kecil kearah dapur. Jeno melirik Jaemin dan terkekeh pelan melihat tingkah menggemaskan fake lover-nya tersebut.

Di dapur Jaemin membuka kulkas dan mengambil beberapa buah seraya memotongnya sesuai keinginannya. Lalu matanya menangkap sebuah kulkas kecil yang mampu membuatnya penasaran, dan akhirnya ia mengulurkan tangannya untuk membuka kulkas tersebut.

Wine?

Jaemin segera membawa buahnya kembali ke ruang tengah setelah menutup kembali kulkas mini tersebut.

"Jeno," panggil Jaemin dan Jeno hanya berdehem pelan menanggapinya.

"Untuk apa kau menyimpan Wine di dapur?" tanya Jaemin membuat Jeno meliriknya sebentar sebelum kembali fokus pada ponselnya.

Fake Love[Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang