Shaka diam seribu bahasa ketika melihat foto yang dikirimkan oleh nomor yang bahkan ia tak tau siapa pemiliknya
Mata nya melirik ke arah Yasa yang sedang menonton tv sembari memakan melon itu
Nafas nya mulai memberu namun ia tetap berusaha untuk tenang walaupun rasa nya ia sangat ingin sekali mengamuk
Yasa yang sadar akan perubahan mimik wajah sang kekasih pun mengernyit bingung setelah nya cowok sengklek itu menaruh piring yang berisi potongan melon lalu duduk didekat Shaka
"Shaka?" saat dipanggil begitu Shaka sedikit terkejut lalu berusaha menjauhkan diri dari Yasa namun Yasa lebih dulu mencekal pergelangan tangan nya "Hei, kenapa? Gitu banget muka nya?"
Shaka berusaha mengatur nafas nya "eeee..... Enggak kok" Shaka melepas celakan ditangan nya "gue.. Em ke kamar dulu" setelah nya Shaka berlari ke kamar, meninggalkan Yasa yang kebingungan sendiri dengan sikap nya
Shaka menyandarkan tubuh nya dipintu kamar setelah menutup nya. Hati nya sangat gelisah dan takut tapi ia masih menepis apa yang ia pikirkan
"Shaka, tenang lo nggak boleh gegabah! Foto itu pasti cuma editan, nggak mungkin Yasa ngekhianatin lo. Dia cinta sama lo, Shaka. Dia nggak mungkin main api dibelakang lo! Ini pasti kerjaan si cewe gila itu! Ya, pasti! Ini cuma editan, ini pasti ulah cewe itu yang nggak terima karna ditolak sama Yasa!" Ucap nya pada diri nya sendiri berusaha menenangkan hatinya sendiri meskipun tak berpengaruh juga
Hati nya tetap merasa gelisah dan takut. Shaka mondar mandir dengan terus menghalau rasa itu dan juga menghilangkan pikiran buruk nya
Lalu tiba tiba pintu kamar terbuka membuat Shaka terkejut
"lo kenapa sih, Shak? Kok kaya gelisah gitu?" tanya Yasa
"engg...... Enggak pa-pa, gue nggak gelisah kok" Shaka menampilkan senyum nya
Yasa menyipitkan mata nya lalu dengan segera ia menyudutkan Shaka "sayang nya lo nggak bisa bohongi gue, Shaka"
Shaka gelagapan ketika mata Yasa menatap nya tajam. Wajah keduanya juga sudah sangat dekat, Yasa dimode seperti ini sangat menakutkan di aga Shaka
"sini hp lo" pinta Yasa
Shaka mengerjap "ke-kenapa?"
"siniin hp lo, biar gue cek"
Shaka menggeleng "enggak ada apa apa kok dihp gue, beneran! Gue nggak bohong kok!"
"Shaka Damian Geraldi" ucap sang dominan dengan penuh penekanan. Rahang nya mengeras, tatapan nya begitu tajam
Shaka menggigit bibir bawah nya, sumpah! Yasa jika seperti ini kok ganteng nya kelewatan ya?
Shaka sudah keringat dingin sekarang, bingung mau gimana.
"Shaka! Siniin hp lo!" Yasa yang terlewat kesal pun akhirnya meninggikan suara
Yasa berusaha meraih tangan kanan Shaka yang disembunyikan dibelakang tubuh nya itu
Namun Shaka selalu menepis tangan nya.
"Emm.. Jangan, Yasa please by"
"siniin, nyembunyiin apa lo dari gue?"
Shaka menelan ludah nya susah payah, keadaan apa ini?!..
"Yas-"
Ucapan Shaka terhenti ketika suara pintu depan diketuk membuat Shaka lega
"em ada tamu gue buka dulu" sudah jelas Shaka akan kabur ke depan dan membuka pintu untuk tamu yang jam setengah sembilan malam begini bertamu
Shaka bernafas lega ketika yang bertamu adalah Ayah nya, ah pasti Ayah nya itu akan menginap malam ini
"tegang banget muka kamu, kaya abis liat setan aja" ucap sang Ayah sembari berjalan menuju sofa
"enggak kok, kaget aja ayah dateng nggak bilang dulu"
"Om Darren?"
"kamu disini juga ternyata" Yasa hanya tersenyum seadanya lalu ikut duduk disamping ayah Shaka
"ayah mau teh?" tawar Shaka pada ayah nya
"boleh"
Shaka beranjak menuju dapur untuk membuat kan teh untuk sang ayah
Tak lama Shaka kembali dan meletakkan secangkir teh dengan gula yang terpisah dimeja
Lalu ketiga nya larut dalam obrolan, sebenarnya Shaka hanya ikut nimbrung jika obrolan sang ayah dan Yasa masuk diotak nya jika tidak ya diam saja, sambil berusaha mencerna walaupun otak nya yang pinter ini nggak mudeng blas!
Sudah hampi pukul sepuluh malam tapi ayah nya tak juga beranjak membuat Shaka yakin jika ayah nya akan menginap malam ini
"ayah nginap disini nggak?"
Darren mengangguk dan membuat Shaka kegirangan membuat Yasa menghela nafas berat "Ya udah! Shaka tidur dulu ya!"
Shaka langsung berlari ke kamar nya
"oke, lo nggak boleh gegabah Shaka!" Shaka menggapai ponsel nya "sebenarnya kalo diem aja nggak bakal ada jawaban nya"
"apa gue cari tau sendiri aja ya?" Shaka menguap lebar, tumben sekali jam segini diri nya sudah mengantuk
Shaka memutuskan untuk tidur dengan ponsel nya di sembunyikan agar Yasa tidak dapat menemukan nya
Saat Shaka sudah terlelap Yasa masuk ke kamar dan duduk dipinggir ranjang, memperhatikan Shaka yang sangat nyenyak itu
Yasa menghela nafas berat tangan nya mengusap lembut rambut hitam Shaka
"Gue nggak tau lo lagi nyembunyiin apa dari gue, Ka. Tapi gue harap itu bukan hal buruk buat kita, gue sayang sama lo Shaka" Yasa mencium kening Shaka sayang
"mimpi indah Yang"
Tbc....
Nulis apaan dah
Om Darren tetap dihati 🙆❤
Apaan dah libur cuma seminggu? _-