Shaka hari ini menemani Yasa ke mall untuk membeli sepatu futsal. Pacar nya itu memang tidak boleh ketinggalan jika berurusan dengan sepatu.
Walaupun kadang Shaka kelewat kesal karna pacar nya itu sangat boros jika berurusan dengan sepatu, tapi Shaka juga tak bisa untuk melarang sang pacar
Ya kebetulan juga hari ini kedua nya sedang free.
"Ka, bagus yang item apa yang merah?" tanya Yasa dengan sepatu futsal beda warna di masing masing tangan nya
"bagus semua kok" mungkin jika Shaka menjawab begitu Yasa akan membeli kedua dua nya karna hal ini pernah terjadi dan hampir membuat Shaka mengamuk lantaran harga sepatu yang sangat fantastis itu
"yang item bagus tuh, yang merah kaya nya lo punya banyak sepatu futsal yang warnanya merah"
Yasa nampak berfikir atas jawaban Shaka. Ya bener sih, sepatu futsal Yasa yang warna merah tuh udah banyak banget kali.
"ya sih, ya udah deh yang item aja" pun pilihan Yasa berakhir pada sepatu berwarna hitam itu
"lo mau apa Ka? Gue beliin" tuh kan songong nya kumat
Shaka mendelik sinis lantas menoyor kepala sang pacar yang cengengesan itu "Songong bener lo!"
Yasa nyengir "hehe sebagai pacar yang baik hati dan tidak sombong kan harus beliin apa yang lo mau"
Shaka hanya menggeleng heran dengan sifat Yasa yang super random itu.
"laper nih, makan yuk!" ajakan Shaka pun diangguki oleh Yasa, toh Yasa juga sudah lapar
•
•
•
•
•
•
•
•
Malam harinya kedua nya sedang nongkrong bersama dengan kawanan Yasa
Bukan hanya kawanan segeng saja namun juga dengan beberapa teman dekat nya ya sebut aja geng nongkrong nya
Alvie dan Dita juga ada Atha juga ada, biasa nya Gala juga akan ikut namun kini batang hidung bocah itu tidak nampak
–ya you know lah
Ditengah tengah ramai nya kawanan geng itu yang lagi bahas hal random yang nggak masuk sama sekali ke otak Shaka, Shaka malah dibuat salfok sama Atha.
Ya, hanya merasa sedikit aneh dengan sikap Atha. Atha sedari tadi hanya tersenyum tipis dan melirik ke arah seseorang....... Putra dan begitu juga sebaliknya, Putra selalu memandang Atha dengan tatapan yang berbeda
Ya, yang Shaka rasakan sepertinya begitu
Shaka mengernyitkan dahi nya bingung "ada apa sih? "
Namun, pada akhirnya pun Shaka menggeleng kan kepala nya menghilangkan pikiran negatif nya pada sosok bocah yang hyperactive itu tiba tiba aja jadi lumayan kalem
Kenapa coba?
Lalu tiba tiba Atha bangun dari duduk nya "Gue ke toilet bentar ya"
Shaka dan lain nya pun mengangguk dan entah hal aneh atau tidak tak lama dari itu Putra juga ijin untuk ke kamar mandi
"mikir apaan sih lo, Ka" ucap Shaka sangat lirih kemudian meminum minuman nya kembali
Pukul sebelas malam Shaka dan Yasa berpamitan untuk pulang
Setelah sampai di apartemen kedua nya berbaring di kasur empuk itu dengan Yasa yang mendusel di perpotongan leher Yasa
Sedangkan Shaka malah berfikir untuk membicarakan apa yang ia rasakan tadi
"emm.... Yas"
"paan yang?"
Shaka sedang menimang untuk membicarakan hal ini
"Yasa"
"apa sih Shaka sayang? " Yasa akhirnya mendongak
"lo tadi ngerasa nggak sih kalo...... Putra sama Atha tu kaya ada apa apa gitu?"
Yasa mengernyitkan dahi nya heran "ada apaan gimana maksud nya?"
"ihhh masak nggak ngeh sih lo! Mereka tu kaya sus gitu tadi! Saling lirik gitu masak nggak tau ish!"
"perasaan lo aja kali, Ka" ucap Yasa mendusel kembali di perpotongan leher Shaka
Yasa mengambil tangan Shaka lalu menaruh nya, pada rambut nya "elusin yang"
Walaupun berdecak malas Shaka pun menurut untuk mengusap rambut Yasa lama kelamaan mereka pun mengantuk dan tertidur
Tbc....
-
-
-
Atha sedikit dikejutkan dengan seseorang yang memeluk nya dari belakang namun, kemudian ia tersenyum ketika sadar siapa orang itu
Putra....membawa Atha ke salah satu bilik toilet lalu memojokan nya dan langsung mencium bibir Atha dengan sedikit menuntut
Atha tanpa berfikir dua kali langsung membalas nya bahkan kini kedua nya pun sudah bersilat lidah
Atha mendorong dada Putra saat ia sadar kini mereka tengah dimana
"mhhh... Lanjut nanti, mereka bisa curiga"
Putra terkekeh pelan "diapart gue?"
"selalu begitu kan?"