Shaka menatap lekat foto itu, lagi. Meski rasa nya sangat sakit ketika melihat itu
Shaka menghela nafas berat, memejamkan matanya sebentar merasakan semilir angin menerpa wajah nya
Sudah dua hari Yasa dan Shaka seakan menjauh. Entah Shaka yang menghindari atau Yasa yang menjauh
"gimana cara nya tau foto itu beneran atau enggak, mau nyari tau aja bingung harus gimana" lagi lagi Shaka menghela nafas
"gue nggak tau bakal sehancur apa gue kalo lo beneran selingkuh, Yas" setelah nya Shaka beranjak pergi dari taman dan memutuskan untuk pulang ke rumah tanpa memberi tahu sang Ayah lebih dulu
Baru saja masuk ke dalam rumah yang sudah empat bulan tak ia kunjungi ini Shaka sudah disambut oleh beberapa pelayan yang menunduk hormat pada nya
Jujur saja, Shaka merasa sedikit risih saat mereka menunduk hormat begini, Shaka merasa jika diri nya bukan lah sosok yang perlu dihormati sampai begini nya
Sudah pasti itu semua karna kekuasaan ayahnya itu
"selamat datang, Tuan" kali suara yang cukup tegas menyambut nya
Shaka tersenyum pada Zion yang merupakan orang kepercayaan Ayah nya
Zion lebih tinggi sedikit dari Shaka juga tubuh yang lumayan berisi, namun jika disadingkan dengan Darren, Zion akan terlihat lebih mungil
"ayah ada?" tanya Shaka langsung
"maaf Tuan, Tuan Darren masih berada dikantor nya. Mungkin Tuan Darren akan pulang sedikit malam" jelas Zion membuat Shaka menghela nafas
"apa mau saya telfonkan Tuan Darren?"
"ah! Enggak, nggak usah" Zion hanya tersenyum tipis lalu mengiyakan saja
"ya udah, Saya ke kamar dulu" - kok vibes kaya langsung beda ya? Perasaan gue apa gimana sih nyet?
"Baik Tuan" Zion sedikit menyingkir dari tempat nya berdiri, mempersilahkan sang Tuan muda untuk berjalan ke kamar nya
Shaka berjalan menuju kamar nya yang berada dilantai atas lalu setelah sampai dikamar nya yang masih sangat bersih, rapi nan wangi itu Shaka membaringkan tubuh nya ke kasur empuk nya memejamkan mata nya sejenak lalu membuka nya kembali
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
21.30,
Pintu kamar Shaka terbuka dan Shaka langsung mengalihkan atensi nya.
Shaka menatap sang Ayah yang baru saja masuk itu dengan masih menggunakan kemeja hitam nya
"baru dateng, Yah?" tanya Shaka pada Ayah nya yang kini sedang duduk dipinggir kasur nya dan Shaka yang duduk kikursi meja belajar nya dengan menghadap sang Ayah
Darren mengangguk pelan sebagai jawaban nya "tumben kesini? Nggak ngabarin lagi?"
"Ayah kemarin juga nggak ngabarin kalo mau dateng"
Darren menggeleng heran seraya terkekeh "bales dendam ceritanya?"
Shaka nyengir "hehe.... Nggak kok, lagi kangen rumah aja emang"
"iya lah, empat bulan kemana aja kamu?" sindir Darren
"nggak kemana mana kok, ayah kaya nggak tau aja kehidupan kuliah gimana?"
Darren mendengus, bisa aja jawab nya Shaka ini ya
"terus yang bikin anak muda satu ini kesini kenapa? Nggak mungkin kalo cuma kangen rumah aja. Pasti ada masalah kan?"
Ah.... Ayah nya ini pintar sekali jika urusan tebak menebak
Shaka tersenyum tipis lalu meringis kala ucapan ayah nya itu memang benar ada nya. Namun ia mengelak
" nggak kok "
" heleh, pake ngeles lagi. Kamu tu kalo pulang pasti ada masalah sama Yasa atau yang lain nya. Nggak usah pura pura lupa, lima bulan yang lalu kamu pulang juga lagi berantem kan sama Yasa?" ucap sang ayah membuat Shaka nyengir lalu anak itu menghela nafas panjang
" Yah" Darren hanya membalas nya dengan deheman
"sebenarnya tu...... Udah dua hari ini sih kita kaya ngejauh"
"kenapa? Mau cerita? Sini, ayah dengerin" Shaka beranjak berjalan mendekat ke sang ayah lalu duduk disamping nya
"Yah, setelah Shaka cerita janji nggak mainin nyawa orang?" Darren tertawa
"iya"
"beneran lho Yah, ih!"
"iya beneran" beneran bikin orang itu mati
"jadi kenapa? Ada masalah apa lagi?"
Shaka mengambil ponsel nya yang berada di nakas dengan sedikit ragu Shaka mulai menunjukkan foto yang membuat nya galau sendiri itu
"Yasa selingkuh?" Shaka menggeleng pelan
"Shaka nggak tau, Shaka nggak tau ini beneran apa enggak. Shaka nggak cukup berani buat nyari tau sendiri"
"mau ayah bantu cari tau?" lagi, Shaka menggeleng
"kenapa? Bakal lebih cepet kan kalo ayah yang bantu nyari tau?"
"masalah nya ayah selalu nggak main main kalo urusan nya udah gini. Biarin Shaka yang nyari tau kalo udah berani"
"ya kalo gitu bakal lama menu jawaban nya, Shaka" Darren jadi gemes sendiri punya anak kaya Shaka gini
Darren menghela nafas "ya udah, sekarang tidur,udah malem. Besok kita obrolin ini lagi" Shaka mengangguk
Darren berdiri "ayah ke kamar, langsung tidur jangan begadang!" Shaka mengangguk menurut
02:00
Darren masuk ke kamar Shaka dengan sangat hati hati, langkah nya tertuju pada nakas samping kasur sang anak
Darren melirik sekilas ke arah Shaka lalu mengambil ponsel Shaka diatas nakas itu. Mencari foto yang tadi dan segera dikirim ke nomor nya selanjutnya jelas saja Darren akan menghilangkan jejak
Ponsel Shaka disimpan ditempat semula lalu Darren menatap anak nya yang sedang terlelap itu
"siapa pun yang berani mengusik kamu, sama saja dia cari mati, Shaka"
Tbc....
🙆