"Kak Anju, aku dapat juara satu lagi!"
"Kak, aku mau sekolah . . "
"Loh? Kak Anju juga nggak sekolah?"
"Pergi kalian! Aku bakal tetep juara, bukan Dinda!"
Bayang teriakan Esa yang memberontak kian berlanjut, amarah yang diluapkannya mengundang amarah bapak pula. Tak jarang disaksikannya anak laki itu mendekam dalam kamar terkunci seharian. Dirinya kasihan tak terkira, adik bungsunya yang hanya ingin menikmati masa kecil bersama teman-teman dan berprestasi itu tak mendapat kebebasan.
Dia maklum dan mengerti akan derita bapak, mulai kini keluarganya takkan lagi sama seperti yang sudah lalu.
Bulan April kemarin bapak keluar dari tempat beliau bekerja dan mengabdi, pulang-pulang kalimat cerca yang dibawanya seperti hari lusa, lusa, dan lusa.
Ranjua tau orang tua semata wayangnya yang tinggal satu itu berkecewa berat. Sistem kelembagaan yang disembunyikan para pendiri itu busuk adanya. Bukan main marah dan kecewa hatinya. Niat menyelidiki lebih lanjut dan menyelesaikannya menemui hambatan.
Oleh kejadian tersebut ia kena sial. Keputusan sudah bulat, tak dapat ditawar bahwa hari Selasa itu Adiwijaya diberhentikan. Ia disepak jauh agar tak membuka rahasia. Diberi laki-laki itu tuntutan, dijatuhkan tuduhan, padahal orang-orang itu tahu Adiwijaya tak pernah lakukan apa yang mereka katakan.
Sekalian pula pria itu sudah muak, segera ia angkat tas dan langkahkan kakinya keluar, bersumpah takkan ada anaknya yang ikuti kurikulum gadungan itu. Ranjua ditariknya dari sekolah menengah, Esa dipulangkannya paksa dari sekolah dasar.
Pukul 11 di ruang tamu diteriakinya Esa yang kesal .
"Mulai sekarang kau takkan lagi sekolah, tak usahlah ikuti sekolah gadungan itu. Ilmu bapakmu ini cukup untuk jadikan kau orang besar!"
Udara terasa menusuk padahal cuaca hangat oleh matahari. Dada pria itu yang memburu sedapat mungkin ia tenangkan meski sejak tadi usaha itu tak membantu. Kemudian ia berlanjut.
"Bapak yakin akan pastikan kau sukses kedepannya"
Namun tak diingat pria yang sudah sampai setengah umur itu, dunia Esa putranya bukanlah dunianya.
Esa memberontak.
"Aku mau sekolah, aku nggak mau jadi bodoh! Aku nggak mau diajar bapak! Aku.mau.sekolah!"
Ranjau yang sudah lama tahu duduk masalah bapak hanya mengatup bibir memandang keduanya. Gadis itu tahu kenapa Esa yang justru dimarahi bukan dirinya, karena bapak menaruh harapan besar pada putra satu-satunya itu.
Bukan pada putri sulung, sebab dia seorang perempuan.
.
.
.Preview selesai.
Kisah lanjutannya nggak tau akan up ato nggak.
![](https://img.wattpad.com/cover/329950969-288-k778938.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Underground of The School
Historia CortaIni draf yang terinspirasi dari seri Bedebah di Ujung Tanduk karya Om Tere. Setiap habis baca cerita musti pen buat cerita juga, ahahaa.. Btw, ini hanya short POV main character ya.. Yang entah akan lanjut ato nggak. Sebenarnya cerita ini klo di tan...