Bab Ketujuh

551 70 4
                                    

Harsh word
Bullying
Abusive Parents
Tolong jangan baca bagi kalian yang mudah ke trigger ya kak🤗




"Tolong jangan terlalu baik sama aku. Tolong bersikap seperti anak-anak lain yang gak suka sama aku."

Noah yang membaca satu per satu kata yang diketik Resta itu merasa tidak suka.

Pasalnya Noah sudah merasa nyaman berbicara dengan Resta mesti menggunakan penghubung untuk berkomunikasi, dan walaupun Noah dan Resta baru pagi tadi bertemu tapi Noah benar-benar tidak berbohong jika ia nyaman dengan Resta.

"Kenapa?"  Resta menggeleng.
"Aku mau berteman sama kamu apa salah?" Resta kembali menggeleng.

"Kamu gak berhak larang aku, karena disini aku yang mau berteman sama kamu. Kalau ada yang gak suka aku berteman sama kamu, ya udah aku gak peduli."
'Tapi aku peduli.' Ucap Resta dalam hati.

"Mereka benci sama aku Noah. Mereka gak akan suka kalau kamu main sama aku. Aku gak mau kamu juga dibenci karena kamu main sama aku. Noah, tolong bersikap seperti yang lain aja ya kalo sama aku."

"Gak akan Resta, aku gak akan jauhin kamu atau ikut seperti yang lain, yang suka bully kamu. Aku udah nyaman temenan sama kamu walaupun kita baru ketemu pagi ini karena aku jatuh." Resta menghela nafas panjang membaca kalimat Noah. Noah sepertinya akan sangat susah jika di beritahu.

"Terserah kamu aja deh Noah. Sepertinya aku kasih tahu kamu kaya gimanapun gak akan ada hasilnya."
"Itu kamu tau." Resta menghembuskan nafas panjangnya kembali.

"Kamu masuk sana, kelas berikutnya udah dimulai kan?" Noah menggeleng.
"Aku mau ikutan bolos aja, nemenin kamu disini sampe baju kamu kering."

"Ini bakal lama Noah. Bisa sampai jam pulang sekolah keringnya. Mending kamu masuk." Noah menatap Resta dengan pandangan tidak suka.

"Kamu sering dapet perlakuan kaya gini?" Noah berusaha memancing Resta untuk berbicara tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Kaya gini gimana?" Resta faham dengan maksud pertanyaan Noah yang terkesan menjebak dirinya.

"Pakaian kamu basahnya gak normal orang jatuh kepleset, Resta. Kalo orang kepleset itu pasti yang basah cuma baju sama celananya, tapi ini seluruh badan kamu yang basah." Noah masih berusaha memaksa Resta untuk berkata jujur.

"Aku kepleset di dekat wastafel, terus aku pas mau jatuh malah narik ember yang diatas wastafel yang ada airnya, jadi ya aku ketumpahan airnya kan?" Noah berusaha percaya kali ini, meski tidak sepenuhnya tapi ia berusaha percaya dengan mengangguk.

"Resta, kamu tinggal dimana?"
"Yang pasti sih gak mungkin di kota karena tempat kita sekarang aja udah bukan kota."  Noah tersenyum membacanya.

"Aku boleh main ke tempat kamu gak nanti pulang sekolah?"
"Mau ngapain. Rumah aku jelek. Lagian aku pulang sekolah harus ke tempat kerja." Resta berusaha menolak Noah yang akan datang ke rumah.

Resta takut jika sang ayah berada di rumah dan ia melihat adanya orang lain dirumah. Dan itu pasti akan membuat sang ayah marah karena merasa akan menghabiskan uang untuk menyediakan camilan ataupun makanan untuk orang lain.

"Kamu kerja?" Resta mengangguk.
"Dimana?" Noah bertanya dengan antusias.
"Aku jadi pembatik di salah satu rumah produksi di daerah sini."

"Aku boleh ikut ya?"
"Jangan. Yang ada kamu bosen. Lain kali aja gimana? Aku ajak main ke rumah juga."
"Kenapa gak sekarang aja?" Noah masih terus bertanya  dan seolah ia memaksa Resta untuk mengiyakan keinginannya.

EPHEMERAL || NOREN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang