e;

17 5 0
                                    

Ada kalanya daun pergi terlalu jauh karena angin membawanya, pun begitu dengan keduanya, bagai dua daun yang dulunya dalam satu ranting yang sama kini jatuh dan terbawa desau angin yang berbeda.

Gadis itu tak mengerti, ada kalanya titik-titik waktu mereka bertemu hanya sepenggal selam pandang, atau bahkan kini hanya dia yang memandang.

Karena sesungguhnya sosok Hyunjin mungkin sulit sekali terjangkau.

"Lo udah gak mau susunya lagi Ji? Buat gue ya?"

Kotak susu coklat dipandanginya lekat.

"Gue mendadak suka rasa taro."

"Anjir lah Yeji, gue tadi berebut ini sama cowo kelas sebelah demi lu lohh, trus gamau nih? Kepengin yang lain?"

"Ya siapa juga yang nyuruh."

Temannya diam, hafal dengan tabiatnya, memilih duduk menemani sang teman melanjutkan lamunannya sambil menatap lapangan indoor dari balkon kelas mereka di lantai 2.

"Kompetisi dance besok, kira-kira banyak yang liat gak ya dari sekolah kita?"

Kotak susu yang semula akan diminum ditaruh lagi.

"Kenapa? Lo gugup diliat banyak orang? Tenang, besok gue suruh Lia dateng di backstage bareng gue kok."

Dia hanya diam, bukan, dia memang membutuhkan sahabatnya untuk memberi dukungan, tapi jauh dari itu, hatinya hanya ingin menunggu sosok pemuda sama untuk datang dan kembali menukar kabar selayaknya biasa.














"Saingan lo Sheryll, Ji." Kipas terhenti, tangannya diam membatu.

"Yeji pasti bisa, Sheryll atau siapapun gak bakal bikin Yeji down kok." Suara lembut temannya datang, tapi rasa kalah sebelum berperang tak usai muncul menenggelamkan kepercayaan diri yang dibangun hati-hati.

Dan disaat itu hanya bayangan senyum sosok pemuda sama yang menghantuinya.

"Gue nenangin diri dulu ya." Ia pamit pergi, mencari udara segar kiranya mampu mengusir segala kekhawatiran.

"Hey."

Dia mendongak, ada sosok Hyunjin, tersenyum, dengan satu kotak susu berperisa taro ditangan, dijulurkan ke arahnya yang berjongkok menenangkan pikiran.

"Hyun..."

"Semangat, kemenangan lo, kemenangan gue juga, inget?"

Yeji mengangguk kecil sebelum berdiri dan mengangguk yakin di depan Hyunjin yang tersenyum lebar.

"Minum ini dulu, siapa tau bisa ngasih semangat, ini minuman yang gue minum setiap mau tampil nari, siapa tau ngasih pengaruh ke lo juga."

Diterima, Hyunjin mendekat, menepuk pelan pucuk kepala Yeji, mengelus surainya.

"Have a great performance dear."

"Thanks tho."

Mereka bertukar senyum, dan tanpa aba-aba Hyunjin menenggelamkannya dalam pelukan hangat.

"Semangat Ji, gue ada buat dukung lo selalu."

Ya, langit pagi menyambut riang ucapan Hyunjin kala itu yang mengantar gelar juara 2 diraih olehnya.











Bersambung...

sincerity ; hjyjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang