Kilas balik:2 (Makin menjadi)

27 5 1
                                    

Selamat Makan~

>>>>

"Lo jadi ambil beasiswa ke luar?"

"Gue pikir iya, kalo keterima juga syukur, dan kalo enggak ya mungkin gue ambil di kampusnya kak Juna"

"Enja gue pengen banget sekampus sama lo, tapi gue berdoa lo juga lolos" kata Dariel sambil memeluk lengan Sena.

Sejak kejadian di kantin, Dariel dan Senja lebih sering menghabiskan waktu istirahatnya di rooftop dengan bekal yang mereka bawa.

Pengumuman tanggal ujian juga sudah kembali di berikan, memang siswa kelas akhir tidak akan lepas dari yang namanya ujian.

"Lo pulang mau langsung bimbel kan Yel?"

Dariel mengangguk dengan pipi penuhnya "Ja lo ikut gue bimbel aja ya, nanti gue bilang mamih deh biar lo juga bisa ikut, gimana?"

Senja menggeleng ia menolak, biaya bimbel bukan termasuk murah. Dirinya memang orang yang berkecukupan malah keluarganya sangat cukup tapi melihat ibunya yang notabene seorang single mom, Senja hanya tidak ingin merepotkan lebih lagi.

Setelah mengunyah sebuah sosis Senja menjawab "thanks banget Yel, gue bisa belajar sama kak Juna kok, niatnya juga gue mau ke perpusnas nih."

"Kalo Lo berubah pikiran bilang gue ya."

Mereka berdua pun lanjut makan sambil diselingi obrolan ringan.

.

.

Toilet adalah tujuan Jeremy saat ini, saat membuka pintu dirinya agak terkejut dengan kehadiran seseorang yang amat tidak ia sangka bakal dirinya temui, tapi Jeremy kembali mempertahankan mimik wajahnya. Setelah insiden penyiraman di kantin lalu mereka belum sempat bertemu lagi, entah siapa yang menghindar.

Disana Senja juga sedikit terkejut tetapi segera berlalu acuh.

Jeremy tak ingin melepaskan mangsanya yang selama beberapa hari ini ia tunggu. Berjalan mendekat dan pergi berdiri di belakang Senja dirinya berbisik "lo ga akan gue lepasin."

Reflek Senja menutup telinganya setelah bisikan Jeremy ia dengar.

"Lo tuh apaansih!" amarah kini memuncak kembali di kepalanya, tangannya terkepal siap memukul lelaki menyebalkan di hadapannya itu.

Sebelum sampai mengenai wajah, Jeremy dengan cepat menahan lengan itu dan menarik Senja mendekat. Mereka saling bertatapan, yang mana Senja memberikan tatapan tajam sedangkan Jeremy berikan tatapan mengejek.

Tanpa mereka sadari tangan Jeremy turun menuju pinggang Senja yang mana tidak dirinya sangka akan sangat ramping dan pas di pelukannya. Mereka tetap bertahan dengan posisi itu sampai suara pintu terbuka dan beberapa siswa masuk yang terkejut dengan posisi yang Senja serta Jeremy buat.

Spontan Senja mendorong dada Jeremy dengan kuat dan pergi keluar dari toilet. Lalu disusul Jeremy dengan kedua telinganya yang memerah.

.

.

Berita di kalangan murid-murid kembali lagi ramai di bicarakan dengan Jeremy si lakon utamanya, yang tak sengaja terpergok tengah berpelukan dengan pelaku penyiraman dirinya. Berita itu bagai angin yang berhembus dengan cepat dan menyebar ke seluruh penjuru sekolah.

Berita itupun sampai di telinga Senja, Yang mana membuat si pemilik nama menggeram kesal. "Enja, lo gapapa kan?" Pertanyaaan Dariel membuat kekesalannya sedikit teredam.

"Iyel, gausah di bahas ya please. Lagipula itu bukan pelukan, posisinya emang ambigu tapi itu pure gue pengen nonjok si brengsek."

Dariel mengangguk pelan, sepertinya kesalahan terbesarnya menyukai Jeremy sehingga kini ia dan Senja menjadi bulan bulanan gosip-gosip penghuni sekolah.

.

.

"Jere!" Panggilan dari suara lembut yang amat sangat Jeremy kenal masuk ke indra pendengarannya. Mengalihkan atensinya dari ponsel ke arah datangnya suara, disana ada perempuan dengan rambut yang dikepang dua, tengah tersenyum kearah Jeremy. Itu Clarine perempuan yang kini sedang dekat dengannya.

"Ayin, kok kesini? Kamu gak ke perpus?"

Si perempuan tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit Clarine yang sering dipanggil Ayin oleh Jeremy itu menjawab "gajadi, perut aku laper."

Tawa gemas muncul dari bilah bibir Jeremy "hahaha, ayo kita ke kantin."

Clarine menggeleng, "aku bawa bekal" katanya sambil memperlihatkan kotak bekal kepada Jeremy.

Mereka mencari tempat yang sekiranya tak ada yang mengganggu acara makan bersama kedua anak adam dan hawa itu. Rooftop menjadi pilihan mereka karena rasa rasanya tempat itu bakal jarang dikunjungi oleh para siswa.

Pintu itu terbuka, samar-samar Jeremy mendengar tawa seseorang. Diujung sana Dariel dan Senja mengarahkan pandangannya ke arah dua sejoli itu dan mereka melirik dengan tajam. Yang mana dibalas dengan acuh oleh kedua pasang adam dan hawa tersebut.

"Kok tiba-tiba langitnya jadi mendung gini sih Ayin?" Suara Jeremy yang cukup keras terdengar sampai ketempat Senja dan Dariel duduk, "apa mataharinya takut kalah ya sama kamu?."

Clarine yang mendengar itu hanya tertawa kecil, perempuan itu sudah sangat hafal dengan gombalan Lelaki didepannya.

Tetapi berbeda dengan kedua lelaki yang sebelumnya ada disana. Membuat eksperesi ingin muntah saat mendengarnya, "Anjir? Iyel yang bener aja lu suka sama cowok kaya gitu?" Senja melemparkan pertanyaan itu kepada Dariel setelah ia mendengarnya.

Yang dibalas dengan eksperesi meringis oleh Dariel. "Pengen Muntah gue Juga Ja." Mereka berdua pun segera menghabiskan makanan yang ada, agar bisa melarikan diri dari sana, dan tidak mendengarkan gombalan aneh yang dikeluarkan oleh Jeremy.

.

.

Hi Daengsungers Jangan bosen bosen yaa.. Woof you all❤️❤️

(Cantiknya Enja😍)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cantiknya Enja😍)



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Clichè [Daengsung/Myungnyangz]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang