▪︎ ▪︎ ▪︎Sweet Scars ▪︎ ▪︎ ▪︎
BAB III
(Avaleigh)
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
Tiga hari telah terlewati sejak Rhe memberitahukan gilda night owl kepada Eireen. Rhe juga memberitahukan informasi dasar tentang gilda yang akan dikunjungi oleh Eireen.Saat ini Eireen berjalan mengendap-endap kearah pintu kamarnya. Ia membuka perlahan pintu kamarnya dan mengawasi sekitar kamarnya guna memastikan tidak ada pelayan yang masih terjaga.
Usai memastikan, Eireen kembali menutup pintu kamarnya. Tudung telah terpasang guna menutupi wajahnya agar tak dikenali. Semoga saja tidak ada satupun yang melihatnya ketika ia keluar dari kediaman. Bisa saja Eireen dianggap maling akibat tudung yang ia gunakan. Eireen hanya bisa berharap hal tersebut tidak pernah terjadi.
Gadis itu membentangkan tali yang dibuat dari gabungan beberapa selimut yang diikat menjadi satu. Ia memastikan untaian dapat digunakan untuk Eireen turun. Selepas Eireen turun hingga kaki mungilnya menginjak tanah, disaat itulah Eireen merasa lega dan aman.
Kemudian Eireen berlari kearah gerbang belakang. Ia diberitahu oleh Rhe bahwa gerbang belakang termasuk gerbang yang paling aman dan tidak akan dicurigai apabila ada seseorang yang keluar dari kediaman. Rhe mengatakan gerbang tersebut khusus tempat keluar para pelayan yang tidak tinggal di kediaman.
Dengan pelan, Eireen melangkah menuju gerbang di depannya. Agar kesatria yang menjaga gerbang belakang tidak mencurigainya, ia telah berjaga-jaga dengan mengenakan gaun rakyat biasa. Hal itu membuat kesatria yang berjaga tidak mencurigai Eireen ketika ia melewati gerbang kediamannya.
Setelah berjalan beberapa langkah menjauhi kediamannya, akhirnya Eireen dapat bernapas lega. Ia harus pulang sebelum pukul enam. Pada pukul enam para pelayan yang tidak tinggal di kediaman Dercav mulai berdatangan.
Eireen menoleh ketika mendapati kereta kuda yang telah disiapkan oleh Rhe berjalan mendekat. Ketika kereta itu berhenti tepat di depannya, Eireen buru-buru masuk ke dalam kereta usai mengatakan tujuannya.
Eireen memasuki toko kerajinan tangan dihadapannya sesampainya disana. Gilda ini cukup tersembunyi dan jika ingin membeli informasi, maka ia harus datang saat tengah malam ataupun lewat dari tengah malam. Di dalam toko itu, seorang pria menyapa Eireen dengan senyuman manis ketika ia menoleh ke arah pria itu. Pria berambut pirang yang dipadukan iria hitam menghampiri Eireen.
"Lewat tengah malam seperti ini apa yang anda butuhkan, Lady? Toko kami sudah tutup," ujar pria itu.
Eireen melipat tangannya sambil tersenyum miring. "Bukankah sudah jelas apa yang aku butuhkan dari gilda ini?" sindirnya.
Pria berambut pirang itu mengangguk-anggukan tanda ia mengerti.
"Nama saya Zander, Lady," ucapnya memperkenalkan diri.
Eireen membuka tudungnya dan turut memperkenalkan dirinya. Zander tersenyum tipis ketika ia melihat wajah pelanggannya.
"Nama saya Eireen, tuan Duke Avaleigh,"
Senyum tipis Zander berubah menjadi kekehan ringan. Zander cukup kagum dengan gadis didepannya ini. Tanpa memperkenalkan diri menggunakan nama keluarganya, Eireen sudah mengetahui posisinya.
Mungkin nama Zander banyak digunakan oleh sebagian orang di benua ini, akan tetapi Eireen telah mengetahui bahwa identitas pemilik gilda night owl adalah seorang Duke. Rhe yang memberitahukannya. Mengingat toko kerajinan ini dikelola oleh orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scars
FantasyHalyna Chesney adalah seorang dosen hukum yang dulunya pernah menjadi seorang pengacara yang tiba-tiba saja jiwanya menempati raga tokoh wanita utama Eireen De Roseanne Dercav dalam novel tragis "The Lady of Black Rose" karya Lilian Aubrey setelah m...