°°°
Hii...👋😁hallo guys aku update lagi di sini ya akun aku dah balik😁Yuk ramein biar semangat😁
Banyak typo
Plagiat 🚫❌
Jan lupa✷‿✷⭐°°°
Seorang bocah perempuan kecil dengan riang menggambar pada tembok luar rumahnya menggunakan sepidol.
"Hii..hii..bagus..." Gumamnya sembari tersenyum lebar
"Mamah,cama papah pasti cuka liat gambal ini hii..hii.." lanjutnya kembali sembari menatap gambar yang ia buat.
Gadis kecil itu kembali tersenyum lebar ketika mendengar suara mobil yang memasuki halaman rumahnya.
"Mamah...papah..."teriaknya girang sembari berlari menghampiri orang tuanya, yang hanya merespon dengan lirikan sekilas.
"Mamah..papah..aku mau tunjukin cecuatu ayo mah..pah" ucapnya kembali dan menarik tangan kedua orang tuanya pelan.
"Mamah sama papah cape,sana main!" ucap wanita yang tak lain adalah Dinar ibu dari gadis itu dingin.
"Cebebtal aja mamah ayo...ayo papah" kembali menarik tangan kedua orangtuanya.
"Aqilla..." teriak Arga yang merupakan ayah dari gadis kecil bernama Aqilla.
Gadis kecil itu tersentak kaget sembari menatap Arga takut.
"Kenapa papah..."tanya Qilla dengan sura bergetar
"Gambal Qilla baguskan pah.Ini papah,ini mamah dan ini Aqilla sama Illona yang di tengah" lanjutnya kembali sembari menunjuk satu-persatu gambar yang ia buat.
"Dasar anak kurang ajar,kamu pikir ini lucu hah?" bentaknya yang langsung membuat Aqilla diam dan menunduk.
"Kami ini cape dan kamu malah nunjukin hal bodoh kaya gini,kamu harus papah hukum!"
"Qil..Qilla salah apa pah?..Qilla cuma lindu kalian,Qilla mau cama kalian kaya Illona"
"Heh..kamu gak akan pernah bisa kaya Illona paham!" Sahut Dinar
Arga yang merupakan ayah Aqilla membawa ranting bunga mawar yang terdapat di halaman rumahnya yang sepertinya baru di pangkas oleh tukang kebun.
"Mana tangan kamu Aqilla!" bentak Arga
Meskipun ragu juga takut Aqilla tetap menuruti perintah ayahnya untuk mengulurkan kedua tangannya.Tanpa ragu Arga memukul kedua telapak tangan putrinya itu tanpa rasa kasihan sedikitpun.
"Arghh...shh...papah cakit..papah...hiks.." gumam qilla yang mulai menangis menahan sakit di kedua telapak tangannya akibat pukulan ayahnya yang memukulnya menggunakan ranting bunga mawar berduri.
"Sakit hmm..." menatap Qilla dan menghentikan pukulannya
"Ini masih kurang,dasar anak tidak tahu diuntung!" kembali memukuli tangan Aqilla mengunakan ranting berduri itu."Papah udah...hiks...cakit papah.."
"Tuan..tuan..sudah tuan kasian non Aqilla" ucap Bi Asih yang tiba-tiba datang dan menghalangi pukulan majikanya.Bi Asih adalah asisten rumah tangga di keluarga Aqilla,bagi Aqilla Bi Asih adalah ibu keduanya karna Bi Asihlah yang selama ini menggantikan sosok seorang ibu yang tidak pernah perduli padanya.
"Kamu Asih..sudah saya bilang urus anak ini dengan baik,saya tidak suka anak ini mengotori rumah saya!"
"Maafkan saya tuan.." ucap Bi Asih sembari memeluk Aqilla yang menangis menahan rasa sakit di kedua telapak tangannya.
Arga berjongkok mensejajarkan tubuhnya sembari menatap Aqilla tajam.
"Dengar.. jangan pernah sekali lagi kamu mengotori rumah saya paham!" Sembari mendorong kening Aqilla cukup keras.Kemudian Arga dan Dinar pergi memasuki rumahnya.
"Non..non Qilla gak papa?" sembari mengecek telapak tangan Aqilla
"Hiks...hiks... cakit bibi " guamam Aqilla sembari menunjukkan tangannya yang mengeluarkan darah.
"Sut...sutt...udah non,non Qilla gak boleh nangis.Biar bibi obatin tangan non Qilla ya" kemudian memeluk tubuh mungil Aqilla kembali.Ia sangat merasa iba kepada Aqilla yang jauh berbanding terbalik daripada Illona adik Aqilla,padahal umur mereka hanya berbeda satu tahun Illona yang berumur lima tahun dan Aqilla yang berumur enam tahun.
Jika Illona selalu mendapatkan perhatian baik dari ibu,ataupun papahnya Aqilla justru selalu mendapatkan bentakan dari kedua orangtuanya.Padahal anak kecil seumuran Aqilla seharusnya mendapatkan perhatian juga kasih sayang penuh dari kedua orangtuanya,bukan malah sebaliknya Aqilla justru mendapatkan bentakan,teriakan bahkan juga siksaan dari orang tuanya sendiri.
Bukankah itu akan sangat berpengaruh terhadap mentalnya?"Cakit bibi pelih" gumam Aqilla
"Ayo non biar bibi obatin hmm..." mengelus rambut Aqilla dan membawanya masuk kedalam rumah._______
"Non..non Qilla.."
"Hah..Ouh iya Bi,maaf Qilla gak denger"Aqilla tersentak kaget ketika Bi Asih mengguncangkan sedikit bahunya.
"Non Qilla kenapa ngelamun di sini sendirian? Ini udah malem non,ayo masuk disini dingin gak baik buat kesehatan non Qilla"
Qilla terdiam sembari menatap kearah langit yang penuh dengan bintang-bintang yang bersinar juga bulan yang menjadi penyempurna malam.
"Bi Qilla mau kaya Illona..." gumam Qilla pelan.Bi Asih menatap Aqilla penuh rasa iba,ia sangat mengetahui perbedaan sikap majikannya kepada kedua putrinya yang begitu ketara.
"Qilla juga mau ngerasain apa yang di rasain Illona bi, Qilla mau diperhatiin sama mamah di sayang sama papah.Kapan Aqilla bisa dapet apa yang di dapet Illona bi,kapan bi?" Lanjut Qilla yang sudah meneteskan bulir bening dari matanya dan menciptakan aliran sungai kecil di pipinya.
Tanpa menjawab pertanyaan dari Aqilla Bi Asih langsung memeluk tubuh Aqilla yang rapuh sembari mengusap kepala Aqilla sayang.
°°°
Segitu aja dul
u ya.
INGET ⭐
bye bye 👋
Komen untuk next ok👍
see you in the next part😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Of Life (REVISI)
Teen Fiction📍harap follow dulu sebelum membaca,biar selalu dapet notif setiap author update 📍 Intinya ini adalah sebuah cerita berupa alur takdir yang sudah di gariskan oleh tuhan kepada setiap hambanya.Tidak ada yang mengetahui mengenai takdir seseorang mela...