3. Taman Kota 🥑

6 0 0
                                    

            

          Lavender berjalan menuruni tangga rumahnya untuk pergi ke dapur dan mengambil makanan, ia sedang tidak ada kerjaan apapun jadi gabut dan untuk mengisi waktu luangnya ia memilih untuk makan cemilan yang sudah di stok lumayan banyak oleh Nini-nya.

Ia dirumah sendirian karena Nini sedang bertamu di rumah tetangga mereka yang berjarak lumayan jauh karena beda komplek, katanya sih sambil bahas soal arisan maklum ibu-ibu.

Eh nenek-nenek!

Lavender memang hanya tinggal berdua dengan neneknya, masalah orang tuanya tentu dia sudah tau.

Saat umurnya 5 tahun ia tak sengaja mendengar ucapan ayah Ravendra yang juga sudah menganggap Lavender seperti anaknya sendiri, waktu itu Edbert tak sengaja menyinggung masalah Kennard Axton yang akan menikah lagi.

Masa-masa kecil Lavender memang selalu dihantui rasa penasaran kenapa ia tidak memiliki orang tua, meskipun kedua orang tua Ravendra menyuruh gadis itu untuk menganggap diri mereka seperti orang tua kandung Lavender sendiri nyatanya gadis itu tidak bisa bohong dengan dirinya, ia membutuhkan kedua orang tua aslinya.

Saat itu pula Lavender memilih untuk diam dan tidak mencari tahu lagi soal kedua orang tuanya karena penjelasan Edbert, ia tidak marah hanya saja ia kecewa tapi apa boleh buat dari cerita Edbert sudah terlihat bahwa dia adalah anak yang tidak diinginkan untuk hadir oleh kedua orang tua mereka.

Untuk ayahnya, lelaki itu terkadang mengunjunginya hanya untuk memberi uang atau suatu barang yang mahal lalu pergi, seolah lelaki itu tidak betah untuk bertahan lama dengan putrinya.

Kabarnya Kennard sudah memiliki putri bersama istri barunya dan putra dari pernikahan istri barunya sebelumnya.

Terkadang Lavender selalu menangis kenapa takdirnya Setega ini, bahkan ia tidak pernah melihat sosok langsung ibunya meskipun ia sudah melihat lewat foto tapi ia ingin sekali melihat secara jelas sosok ibunya.

Mengingat hal itu membuat Lavender termenung hingga tak sadar bahwa kini ia sudah dipeluk dari belakang oleh Ravendra.

"Ngelamunin apa?" Bisik Ravendra bertanya dengan nada rendahnya, cowok itu menghirup wangi buah persik rambut sahabatnya. Wangi manis yang memabukkan.

Soal pertengkaran kecil tadi siang, mereka sudah berbaikan karena makanan. Ya memang semudah itu membuat keduanya damai.

"Nggak papa, cuman lagi mikirin kenapa ikan ngga pernah tenggelam didalam air" alibi gadis itu, entah dari mana alasan konyol itu.

Ravendra mendengus, terkadang sahabatnya itu memang konyol dengan pemikiran absurdnya.

"Lah cepet banget udah pulang, padahal baru jam 5 sore" celetuk gadis itu membalikkan badannya dan menatap Ravendra.

Ravendra mengangkat tubuh Lavender, lalu mendudukkan gadis itu di meja makan dan menaruh kedua tangannya di kedua sisi Lavender.

Ravendra sedikit membungkuk untuk menyamakan tingginya "cuman rapat ngga penting" jawabnya.

Lavender terkekeh ia mengusap rahang Ravendra lalu mengecup pipi cowok yang berstatus sahabatnya itu. "Di godain lagi sama ulet bulu?"

"Hmm"

"Makanya cari pacar, biar nggak digodain"

"Nungguin Callea single" jawab cowok itu lalu berdiri tegap, berjalan menuju kulkas untuk mengambil air dingin.

Tanpa tahu ada hati yang sedikit retak akibat ucapannya. Lavender menatap sendu punggung tegap Ravendra, rasanya menyakitkan saat seseorang yang kalian suka tapi justru mencintai orang lain terlebih orang itu teman dekat.

CASAMENTERO Z Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang