pinjam

17 12 2
                                    

"Anjir gue lupa gabawa duit." Dengan panik cewek itu segera memeriksa tasnya berharap menemukan selipan uang.

Jantungnya mencelos ketika ingat uang yang biasa ia selipkan dalam tempat pensil ia pakai untuk beli susu strawberry pagi tadi.

"Mampus." Ujarnya kemudian menepok dahi.

Sekarang apa? Mau telefon teman pun hpnya baru saja mati.

"Ini gimana anjir." Ia bergumam.

Ia menatap piring bekas tteokpokki tadi, "tau gitu tadi gue cek dulu bawa duit apa kaga."

Hufft,

Jangan heran, Kim Saeron memang seperti ini.

.
.
.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di pikirannya. Dengan segera ia memakai masker dan menggendong tasnya.

Jangan bilang.....

"Eh berhenti!"

Hah?

Cowok yang kebetulan lewat itu seketika berhenti. "Gue?"

"Iya, Lo." Dengan segera Saeron membuat gestur meminta uang. "Pinjem duit dong?"

"Heh?" Bingung tentu saja.

"Gue mau pinjem duit, lo ada nggak?" Kata Saeron lagi.

"Lo lagi malak?" Cowok itu bertanya.

"Kaga anjir, gue tadi makan lupa kaga bawa duit."

"Lah? Kenapa minjemnya ke gue?" Ujarnya sambil mengeluarkan selembar uang.

"Ya karna gue gabawa duit." Selesai itu Saeron mengambil alih uang ditangan cowok itu. "Makasih ya! Besok gue balikin."

Berlari kedalam dan membayar. Sempat Saeron intip nama di seragam olahraga cowok itu.

Na Jaemin.

Tunggu....

Na Jaemin???

Kok Jaemin?!



























































































































































































































"Jaemin!!"

"Apa??!"

Saeron berlari mendekat, ia lalu berlari kecil di samping Jaemin.

Jika kalian pikir Jaemin sedang kelas olahraga maka kalian salah.

Ia memang sedang lari keliling lapangan, tapi...

"Berhenti dulu deh," kata Saeron.

"Nanggung lah, cepetan ngomong." Balas Jaemin.

"Kemarin kelas lo ada mapel olahraga?"

"Ho'oh, mang ngapa?"

"Lo gak ikutan kan'?"

"Kok tau? Mang napa si? Mau ngadu gue bolos lo ya?" Jaemin mendelik.

"Kaga weh, gue mau nitip uang ini."

"Hah buat apaan? Mama gue lagi ga open brownies. Besok-besok aja la." Jaemin menolak.

"Bukan ituuu, gue mau nitip ini buat temen lo yang kemarin pinjem baju lo."

"Oh, boleh deh."

Tumben baik.

"Tapi beliin cilok deket perempatan ya."

Tuh kan.

Tapi yasudah lah.

"Renjun."

"Hah?"

"Kalo mau lo gebet."

HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang