Ternyata hanya sesaat 20

1.2K 64 7
                                    


Dalam sebuah ruangan yang dihiasi peralatan rumah sakit, para suster dan dokter terlihat begitu panik dan kewalahan. Memberi penangan pada pasien nya yang mengalami pendarahan cukup parah. Semua panik, tidak hanya para dokter dan suster di luar ruangan terlihat begitu khawatir, takut dan panik menunggu pintu ruangan itu terbuka. Namun, sudah beberapa jam yang lalu pintu ruangan oprsi itu belum juga terbuka.

Di dalam sana terdapat Vino yang sedang di tangani oleh dokter dan para suster. Vino sedang bertarung dengan hidup dan m*ti nya, setelah tiba-tiba seseorang dengan pakaian serba hitam masuk ke dalam ruang rawat Vino yang hanya ada Vino di dalam sana, yang sedang terpejam untuk istirahat. Tiba-tiba saja orang yang berpakaian serba hitam itu menyerang Vino dengan benda tajam, tanpa Vino ketahui.

Saat merasakan rasa sakit yang menusuk perut nya Vino membuka matanya dan ia sangat terkejut melihat seseorang sudah menusukkan benda tajam itu. Vino merintih kesakitan, saat orang itu kembali menusukkan benda tajam itu pada perut nya. Ia tidak bisa untuk menggerakkan tubuhnya, rasanya terlalu sakit. Bahkan selimut putih yang ia pakai sudah berlumuran darah, Vino memejamkan matanya menahan rasa sakitnya.

" Akkhh hah... "

" Shhhhh "

" Lu-lu si-siapaahh? " Ujarnya dengan susah payah

Orang itu tidak menjawab, ia tersenyum dibalik masker hitamnya dan lebih dalam lagi menusukkan benda tajam itu pada Vino.

Srak!

Jleb

"Arrgkhh! Aaaa... "

Tangan Vino ingin meraih tombol di sebelahnya, berharap dokter atau pun perawat datang atau siapa pun itu. Namun tangannya lebih dulu di cekal oleh orang itu.

" Akhh le-lepash! "

Bukannya melepas tangan Vino, orang itu kembali menusukkan benda tajam itu.

Jleb!

Membuat mata Vino melotot, dengan mulut nya sedikit terbuka. Sungguh Vino sudah pasrah sekarang, ia pun tidak bisa berbuat apapun. Mulut Vino terbata ingin mengucapkan sesuatu.

" Bu-bun-daahh... "

" Bunda Ayah maafin Vino, maaf Vino gak tahan lagi. Ayah Bunda makasih udah kasih kesempatan Vino, untuk Vino dapet kasih sayang lagi. "

" Abang kakak adek, maaf gak bisa jalan-jalan bareng. Gua gak kuat, kalian jalan-jalan tanpa gua gak papa ya? Tolong jaga Ayah Bunda...___"

Gelap semua gelap, mata Vino terpejam dengan sempurna. Setelah melihat mata Vino terpejam, orang itu segera melarikan diri tanpa di ketahui siapapun. Hingga seseorang datang, dengan wajah terkejut nya segera menghampiri tubuh Vino.

" Vino! "

~

Titttttttttttt

Suara nyaring monitor elektrokardiogram terdengar di ruangan yang menegangkan itu. Dokter dan para perawat terlihat sangat kelelahan, tidak bisa berbuat apapun lagi. Setelah menjalani operasi tiba-tiba saja jatung Vino melemah, di karena daya tahan tubuh Vino yang tidak kuat untuk menahan nya. Dokter segera memompa jantung Vino menggunakan alat kesehatan rumah sakit, namun mereka tidak bisa berbuat apa pun setelah beberapa kali mencoba. Dan monitor elektrokardiogram menampilkan garis lurus.

Lampu pertanda di ruangan itu padam

Mereka dengan terpaksa dan berat hati mencabut alat kesehatan rumah skt yang terdapat di Vino , lalu setelahnya menutup wajah itu dengan selimut putih.

Dokter keluar dari sana, ketika keluar dokter langsung dikerumuni oleh keluarga dari Vino.

" Dokter! Gimana? Gimana keadaan anak saya? "

Kisah Vino  || ( Lee Jeno  ) End [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang