(Bagian 3) "Tempe Goreng"

29 7 1
                                    

Wesley seperti teringat akan sesuatu dan melihat ke jam tangannya yg menunjukkan pukul 11.20 , Tak terasa mereka sudah ngobrol selama dua jam lebih.

"sepertinya kita cukupkan dulu untuk obrolan kita kali ini, karena kebetulan aku ada urusan di kelas lain... Bagaimana dengan mu Bill ?" Tanya Wesley sambil beranjak dari kursinya
"Oh kalau begitu aku juga akan pulang, sekali lagi salam kenal Wesley... Aku sangat tertarik dengan obrolan kita tadi, dan aku berharap kita bisa mengobrol lebih banyak lagi tentang bahasan bahasan seperti tadi kapan-kapan, Emm tapi..bagaimana caraku menemuimu di lain waktu? " Tanya Bill berharap..

Wesley tersenyum karena melihat Respon Bill yang terlihat tertarik , sambil menyodorkan tanganya untuk bersalaman, Wesley berkata..
" Sama sama. Kamu bisa menemuiku di Taman belakang kampus tepat di bawah pohon besar, dan aku Selalu di situ pada jam istirahat setiap hari kecuali rabu dan Minggu"

"Senang mendengarnya,karna ini hari Senin bisakah besok aku datang ke halaman belakang kampus untuk bisa lebih banyak lagi berbincang tentang Filsafat"

"Oh tentu saja silahkan, aku akan dengan senang hati berbagi apa yang aku ketahui, baiklah kalau begitu sampai jumpa.."
sembari melepaskan salamannya, Wesley berjalan keluar kelas .
"Sampai jumpa"

       Bill masih Belum beranjak dari kursi, terpaku dengan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan tentang dari manakah munculnya pemikiran pemikiran semacam ini? siapakah yang menciptakan filsafat? dan apakah filsafat itu sendiri?
banyak sekali pertanyaan yang ingin ditanyakan yang mungkin akan dia tanyakan besok siang ketika berjumpa lagi dengan Wesley.

Karna merasa lapar Bill berniat untuk membeli makanan dan kembali ke kos,Dia mulai berjalan menuruni tangga karna kelas yg ia pakai ada di lantai 3. Dan setiap kuliah di harus naik tiga tangga hanya untuk makan ataupun saat pulang dan berangkat,sungguh sesuatu ygs melelahkan menurutnya.

      Bill berjalan sampai akhirnya ia tiba di depan kampus, ada banyak sekali mahasiswa mahasiswi lain yang sedang duduk bersantai atau sekedar mengobrol di depan kampus.

     Bill berjalan santai di jalan Setapak yg mengarah ke gerbang kampus sembari menoleh ke kanan memperhatikan danau yang tidak terlalu besar berada di depan gedung tidak jauh dari gedung kampus tersebut.
      membandingkan obrolan yang tadi bersama Wesley, Bill Menganggap Alangkah tidak bermutu nya obrolan obrolan orang-orang yang duduk di danau tersebut dengan teman temannya.

      Dan akhirnya Bill tiba di pintu gerbang kampus dan lalu ia berbelok ke arah kiri di mana itu searah dengan kos tempat tinggalnya. dia bersyukur karena jalan tersebut merupakan jalan yang sebelah kiri dan kanannya rapat oleh pohon pohon besar dan Ranting Ranting daun nya seolah membentuk seperti atap di atas jalan tersebut.
        Sungguh Indah sekali matahari yang berusaha menyeruak dari dedaunan di atas, betapa sejuk dan nyaman nya sepanjang jalan tersebut yang mana di luar sana sangatlah panas karena ini merupakan 12.00 tepat.

          Tak lama kemudian karena sudah terlanjur lapar Bill lebih memilih untuk singgah terlebih dahulu ke warung makan di sebelah kos nya. warung makan ini satu-satunya tempat paling dekat untuk Bill makan karena setidaknya rumah makan yang lain berada kurang lebih 10 menit perjalanan dari kos di mana dia tinggal.

            Warung makan yang sebenarnya menurut bill menunya tidak terlalu enak juga. Sayur yang terkadang terlalu asin ,Dan terkadang malah Hambar, namun apa daya karena hanya tempat inilah yang paling dekat.
setelah Bill mengambil makanan sambil menatap nasi dan lauk yang ia makan dia berfikir ....
"dari apakah tempe goreng ini tercipta ? "
     jika aku gunakan mikroskop pada tempe goreng ini apakah aku akan bisa melihat bagaimana tempe ini bisa tersusun, dan jika aku bisa melihat ukuran yang lebih kecil lagi apakah memang benar tempe goreng ini tersusun dari partikel partikel atom yang saling menyatu seperti yang dia pelajari pada saat sekolah dulu.
Namun begitu ia tetap memakannya...
Dia merasakan rasa asin dari tempe tersebut..
dari mana asal rasa asin?
dan kalau memang itu berasal dari garam, tapi pertanyaan nya "Rasa Asin" itu sendiri apakah berupa benda? atau memiliki bentuk?
Dia menjawab dalam hati..
"tidak mungkin rasa asin akan berbentuk kotak ataupun bulat" pikirnya
"Arghh persetan..aku lapar"
lalu akhirnya Bill makan sampai selesai.

     begitu dia masuk ke kamar kosnya, Bill Berbaring di atas kasur dan merasakan kulit kulitnya bertemu dengan rasa dingin yang nyaman saat bertemu dengan kasur itu, dia merasakan rasa kantuk yang amat sangat sampai sampai dia tertidur tanpa melepas sepatunya..

------------------------------------------------

TEPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang