1

1.3K 46 2
                                    

10 thn mencari keberadaan putrinya, Amelia terus menangis dimalam hari sambil memeluk putrinya mereka pergi ke London setelah putri mereka hilang jejak tidak bisa terdeteksk walaupun mereka sudah menyews detektif handal dan mereka baru kembali sebulan lalu untuk berusaha lebih keras mencari putri mereka. Aldebaran sedang meeting dengan clien nya di sebuah cafe, saat akan keluar dari cafe Aldebaran menjatuhkan pandangannya pada seorang bocah kecil menjual asongan dilampu merah, saat bocah itu mendongakkan kepalanya mencari seorang pembeli yg lebih tinggi darinya jantung Aldebaran berdetak lebih kencang melihat wajah bocak itu yg seperti perpanduan dirinya dan istrinya hingga suara Ziro asistennya mengalihkan pandangannya
" Maaf tuan ada meeting dengan kepala staff perusahaan setelah ini" ucap Ziro
" baik, Ziro tolong selidiki bocah itu" ucap Aldebaran menunjuk bocah kecil yg ada di samping lampu merah
" baik tuan" ucap Ziro
" saya ingin datanya sore nanti" ucap Aldebaran
" baik tuan" ucap ziro. Lalu mereka menaiki mobil menuju kantor Smith corporation.
Pukul 4 sore data bocah yg diminta Aldebaran sudah berada ditangan Ziro. Aldebaran meminta Ziro membacakannya
" namanya arabella Raveena Q.A.
Tinggal di panti asuhan kasih bunda
Umurnya 10 thn
Ditemukan ditempat pembuangan sampah, ibu panti menemukan gelang rumah sakit ditangan bayi itu" ucap Ziro
" selidiki lebih lanjut Ziro tolong ambil sample rambut anak itu dan samakan dengan DNA milikku ziro" ucap Aldebaran
" baik tuan" ucap Ziro
Seminggu berlalu Aldebaran tidak berkata apapun kepada sang istri mengenai anak yg dia temukan mirip dengan mereka. Aldebaran hanya takut jika hasilnya tidak sesuai dengan apa yg dia inginkan
" tuan hasil nya sudah keluar" ucap Ziro memberikan amplop berlogo rumah sakit. Jantung Aldebaran berdetak lebih cepat melihat menerima amplop itu. Aldebaran membukanya perlahan setelah menyuruh Ziro keluar
" Ya Tuhan akhirnya " ucap Aldebaran meneteskan air matanya. Dirinya langsung menelpon orang suruhannya yg mengawasi pergerakan anaknya dijalanan. Setelah mendapatkan kabar dimana anak nya Aldebaran langsung menyusulnya. Hingga sampai dimana anak nya menjual asongan dilampu merah Aldebaran terus memperhatikan pergerakan anaknya,
" tuan" ucap Ziro
" ya" ucap Aldebaran sadar akan lamunannya
" nona berjalan ke arah kita " ucap Ziro saat melihat nona nya berjalan dengan asongan digendongannya
" bagus, saya akan memasukkannya langsung ke mobil" ucap Aldebaran datar. Saat ara berada tepat disamping mobilnya Aldebaran membuka mobilnya dan menarik ara masuk kedalam mobil perlahan
" ahhh" ucap ara kaget
" om siapa? awas ara mau jualan lagi" ucap ara berteriak
" syutt sayang ini daddy nak" ucap Aldebaran melepas tempat jualan ara dari leher anaknya lalu mengangkat tubuh kecil anaknya ke pangkuannya.
" tidak aku tidak punya orang tua awas om aku mau jualan huaaaaaa" teriak ara keras
" diam nurut, jalan Ziro" ucap Aldebaran tegas membuat ara terdiam. Aldebaran mengelus punggung mungil putrinya
" ke Mansion " ucap Aldebaran merasa anaknya mulai tertidur
" baik tuan" ucap Ziro
Saat diperjalanan Aldebaran hanya menatap wajah mungil nanti menggemaskan yg ada didekapannya hingga mereka sampai dimansion, mansion sangat sepi karna semua orang sedang melakukan aktivitas nya
" mas" ucap orang yg baru keluar lift dia adalah Amelia istri Aldebaran
" kamu bawa siapa mas? " tanya Amelia pelan
" anak kita sayang mas udah menemukannya" ucap Aldebaran menggandeng Amelia untuk kembali memasuki lift
" baby ara maksud mas? " tanya Amelia tidak sabaran
" iya honey aku sudah test DNA seminggu yg lalu dan hasilnya sama" ucap Aldebaran menidurkan putrinya diranjang besar miliknya
" astaga mas" ucap Amelia setelah melihat wajah putrinya perpaduan antara mereka
" enghhh" lenguh ara membuka matanya perlahan
" om ara mau jualan dulu " ucap ara saat teringat sesuatu
" daddy baby" ucap Aldebaran dengan tatapan datar juga mata tajamnya membuat Amelia menundukkan kepalanya
" hey sayang, ini mommy baby" ucap Amelia menggengam tangan mungil anaknya
" ara tidak punya orang tua tante, ibu panti bilang ara ditemukan didekat pembuangan sampah" Ucap ara lirih
" maafkan kami baby, dulu sewaktu baby baru lahir baby diculik sama rekan kerja daddy, daddy dan semuanya mencoba melacak keberadaan baby tapi tidak bisa terlacak" Ucap Amelia
" mulai sekarang baby ara panggil mommy and daddy ya" ucap Amelia. Ara yg polos dan lugu pun akhirnya menganggukan kepalanya
" mommy" ucap ara
" iya sayang" ucap Amelia dengan mata berkaca kaca, akhirnya dirinya bisa bertemu dengan bayi yg selama ini dirindukannya
" daddy" ucap ara
" good babygirl " ucap Aldebaran menciun bibir tipis nan merah ara membuat ara terkejut dan mengerjapkan matanya membuat Amelia juga Aldebaran gemas
" daddy sun bibir ara? " tanya ara lugu memegang bibir nya
" yes baby, tidak boleh ada yg mencium bibir baby ara selain mommy and daddy baby ingat itu" ucap Aldebaran diangguki ara.
" sekarang baby ara mandi dulu dengan mommy yuk" ucap Amelia
" ara sudah besar mommy" ucap ara
" tidak ada penolakan baby" ucap Amelia menggendong ara dengan gampang. Aldebaran yg melihat istrinya sangat antusias hanya menggelengkan kepalanya. Amelia membawa ara ke dalam kamar mandi,
" baby ara mandi dulu okey" ucap Amelia melepas semua pakaian ara lalu memasukkan perlahan tubuh ara ke dalam bathup
" dingin sayang? " tanya Amelia menyabuni tubuh anaknya
" heem" ucap ara
" sebentar sayang" ucap Amelia bergerak lebih cepat membersihkan tubuh ara. Setelah itu Amelia mengangkat ara membungkus tubuh ara dengan handuk bersih nan lembut lalu menidurkan ara diranjang
" mommy ganti baju" lirih ara kedinginan
" iya sayang, sebentar ya mommy ambilkan baju baby dulu" Ucap Amelia segera memasuki walk in closet anaknya. Amelia memang selalu memperbarui walk in closet anaknya setiap taun sesuai usia anaknya. Tak lama Amelia keluar dengan membawa celana panjang serta kaos panjang nan tebal, mengoleskan minyak telon lebih dulu ditubuh anaknya lalu memakainya pakaian.
" nah sudah cantik, makan siang dulu yuk? " tawar Amelia dibalas gelengan ara. Ara memeluk Amelia erat seperti takut kehilangan kembali kasih sayang seorang ibu
" baby ara kenapa hmm?" tanya Amelia dibalas gelengan ara
"sayang, baby makan siang dulu belum makan dia" ucap Aldebaran memasuki kamar nya
" tuh disuruh mam sama daddy loh" ucap Amelia mengelus punggung sempit anaknya
" kenapa mom? " tanya Aldebaran melihat anaknya meringkuk didekapan sang istri
" gatau, tiba tiba gini" ucap Amelia
" sayang, baby kenapa hmm? " tanya Aldebaran mengambil alih anaknya ke gendongannya
" astaga baby" ucap Aldebaran melihat darah keluar dari hidung anaknya
" ke rumah sakit mas" ucap Amelia panik. Aldebaran langsung berlari keluar kamar diikuti istrinya.
" rumah sakit pak" ucap Amelia pada sopir
" baik nyonya" ucap sopir
" cepat" bentar Aldebaran kepalang panik
" sebentar sayang jangan tutup matanya baby hey denger daddy adek hey" ucap Aldebaran ketika anaknya menutup matanya
" cepat" ucap Aldebaran mendengar sopir nya
" baik tuan" ucap sopir melajukan mobilnya dengan cepat hingga mereka sampai dirumah sakit milik keluarga smith, dokter pribadi mereka sudah menunggu mereka karna Amelia tadi menelponnya
" tuan tunggu diluar" ucap dokter ketika Aldebaran ingin masuk ke ruang UGD
Satu jam ara diperiksa, Aldebaran juga Amelia duduk dikursi tunggu, Aldebaran berusaha menenangkan istrinya yg terus menangis padahal dirinya sendiri juga sedih tapi dirinya harus menguatkan sang istri. Tak lama dokter keluar Aldebaran segera berdiri
" Bagaimana keadaan nya? " tanya Aldebaran
" bisa ikut ke ruangan saya tuan? " tanya dokter diangguki Aldebaran. Sesampainya diruangan dokter
" bagaimana keadaan putri ku? " tanya Aldebaran
" putri anda mengalami panas dalam, ia juga terlalu banyak menghirup polusi udara yg kurang baik bagi tubuhnya, asam lambungnya naik juga ada infeksi dilambungnya mengakibatkan dirinya sulit jika diberi makanan kasar" ucap dokter
" apakah berbahaya? " tanya Aldebaran
" tidak tuan, anda hanya perlu memastikan udara yg dihirup nona sehat juga makanan yg nona cerna merupakan makan sehat juga bergizi dan untuk saat ini nona harus memakan makanan yg sudah dihaluskan hanya beberapa hari ini setelah itu kami akan melakukan observasi lambung nona" ucap dokter dianggukki Aldebaran
" harus dirawat? " tanya Aldebaran
" setelah infus nona habis, nona boleh pulang" ucap dokter dianggukki Aldebaran. Seteah itu Aldebaran juga Amelia masuk ke ruang rawat pribadi mereka. Disana terdapat anaknya yg masih terlelap dengan infus ditangannya
" baby dulu tinggal dimana mas? " tanya Amelia menghampiri putrinya
" baby tinggal di panti asuhan kasih bunda, baby bekerja jadi penjual asongan dilampu merah depan cafe bintang " ucap Aldebaran
" pantesan dia menghirup udara yg kotor, hari harinya dijalanan" ucap Amelia menyesal kenapa tidak dari dulu menemukan putrinya

Baby GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang