Malam ini dibawah langit kota seoul nampak sunyi sekali, angin berhembus dengan halus membuat kehangatan sangat dieluhkan malam ini. Seperti yang terlihat dengan Dua pasang anak manusia tengah duduk di pinggiran sungai han. Meski keduanya terlihat bersama tapi seperti ada sebuah sekat yang enggan untuk mereka lewati. Saat itu keadaan benar-benar sangat hening sampai-sampai gerak seekor semutpun mampu terdengar oleh rungu yang yang ada disitu. Nampak sang gadis manis bersurai sebahu dengan tatapan sendu melihat eksistensi langit yang enggan memberikan sedikit energinya untuk sekedar tersenyum.
"apa kau sangat menyayangiku" tiba-tiba suara sang gadis membuka percakapan.
Si pria mengaitkan alisnya tak mengerti "pertanyaan macam apa itu? Apa sekarang kamu meragukanku?"
"bagaimana aku bisa mempercayaimu jika untuk mengucapkan kata aku mencintaimu pun kamu tidak pernah"
Sang Pria jengah. Selalu itu yang menjadi persoalan. Apakah definisi cinta itu hanya berdasarkan kalimat 'aku mencintaimu'? Tidak kan?
"sekarang aku benar-benar takut, Taehyung"
Taehyung memegangi pelipisnya seperti menahan kesakitan yang amat luar biasa. Sebelum akhirnya dia menjawab "apa kau menyuruhku kesini hanya untuk mengajaku berdebat mengenai hal sepele seperti ini?" Taehyung berusaha sebisa mungkin menahan amarahnya agar tak sampai menyakiti gadisnya tersebut. Taehyung berdiri sambil berkacak pinggang membelakangi Yerin.
Merasa kecewa atas semua perlakuan Taehyung yang akhir-akhir ini mulai berubah, Yerin pun enggan untuk memperpanjang perdebatan malam itu. Sebenarnya bukan hanya itu saja, Yerin juga merasa bahwa sekarang Taehyung berusaha menghindarinya. Gadis itu bingung sebenarnya apa yang sudah membuat Taehyung berubah menjadi lebih dingin padahal dulu Taehyung adalah pribadi yang hangat dan sangat menyayanginya.
"aku hamil." gadis itu menunduk menatap perutnya
Hening hanya ada suara hembusan angin yg terdengar di antara mereka. Sang pria masih tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Dia belum siap untuk semua itu. Masih ada banyak yang ingin dia bereskan. Tidak! Ini tidak benar! Pria itu belum siap sama sekali!
"kenapa? Kau akan meninggalkanku. Kau akan menyuruhku membunuh anak ini?" si wanita hanya tersenyum hambar sambil memandang kebawah mengelus perut ratanya.
Ia sudah tidak kaget ataupun merasa shock mendapatkan respon seperti itu dari kekasih yang sudah mengisi hidupnya selama satu tahun ini. Baginya diamnya Taehyung sudah memeberi jawaban.
"kenapa kau diam saja? Apakah benar kau akan meninggalkanku Taehyung? " kini gadis itu menatap nyalang pria tampan bernama kim taehyung itu. Jujur jauh dilubuk hatinya ia masih berharap Taehyung akan menyangkal kata-katanya tadi. Tapi lagi-lagi kekasihnya itu sama sekali tidak bergeming sedikitpun bahkan sekedar menenangkan pun tidak.Pikirannya kacau, Lalu selama ini apa dia hanya mempermainkan perasaannya saja? Pikiran-pikiran negatif mulai terbentuk didalam sel-sel otaknya.
"ini sudah malam. Akan ku antarkan kau pulang" Taehyung tak memberi respon apapun seolah dia tak menganggap serius apa yang telah menimpa kekasihnya itu. Manusia macam apa kau ini Taehyung?.
"apa? Hanya itu saja jawabanmu? Aku kira kau benar-benar mencintaiku. Aku kira kau__hikkk"
Air mata tak bisa lagi ia tahan tangisnya pecah kala pria yang selama ini ia cintai dan sayangi sepenuh hati tak mau memikirkan kehamilannya. Hanya satu kata yang bisa mendefinisikan hatinya saat ini 'hancur'.
Perlahan taehyung mendekat hendak meraih tangan kecil itu tapi dengan segera Yerin menepisnya.
"lepas. Jangan pernah menyentuhku lagi. Aku sangat membencimu Taehyung" Yerin pun berlalu dari tempat itu.
Taehyung terdiam mematung sorot matanya menggambarkan sesuatu yang sulit dijelaskan tapi entah apa itu. masih memandang punggung Yerin yang semakin menjauh pergi dari sana, tak lama ia merogoh sesuatu dari kantong celananya segera ia menghubungi seseorang.
"Eomma, aku setuju dengan semua saranmu kali ini"
" Eomma senang akhirnya kau bersedia melakukannya sayang." jawab seseorang dari ponsel tersebut.
***
Hari ini pagi Yerin terasa sangat berat. Yerin bangun dari tidurnya. Kepalanya terasa pening matanya kelihatan sembab karena effect tadi malam yang semalaman tidak bisa berhenti menangis sehabis pulang dari pertemuannya dengan taehyung. Ia tidak menyangka masa depannya akan berakhir seperti ini semuanya hancur tak tersisa dan yang lebih parahnya kekasihnya sendiri lari dari tanggung jawab. Kekasihnya mencampakannya setelah tau ia hamil.
Semua bayangan dan rencana-rencana tentang hidupnya yang sudah tersusun dulu telah sirna karena kehamilan yang tak pernah ia bayangkan sama sekali. Kini ia seperti kehilangan harapan tak ada lagi tempat untuk sekedar berkeluh kesah membagi semua kesedihan yang telah ia rasakan saat ini. Kedua orang tuanya sudah lama meninggal dan sekarang ia tak tau lagi harus berbuat apa.
"apa yang harus kulakukan sekarang? Appa Eomma apa yang harus aku lakukan? Aku takut, aku takut, hikkks...hikkks...." Yerin berguman sendiri meratapi takdir hidupnya.
"appa Eomma bawa aku pergi dari sini. Aku ingin ikut dengan kalian. Aku tidak bisa menjalani semua ini sendiri." ia duduk sambil memeluk kakinya sendiri. Kini hanya ada tangisan pilu yang mendominasi ruangan kamar tidurnya.
***
Sementara dikediaman keluarga Taehyung pagi ini, salah satu penghuninya nampak sibuk bersiap-siap mengepak barang-barang kedalam sebuah koper yang cukup besar.
"apa kau yakin Taehyug, tak ingin bertemu dulu dengan Yerin? Tiba-tiba suara seorang wanita cantik berusia paruh baya melangkah mendekat menuju kekamar Taehyung.
Seketika Taehyung menghentikan aktifitas berkemasnya.
"tidak Eomma. Semakin cepat aku pergi akan semakin baik" jawab Taehyung berusaha meyakinkan dirinya sendiri dan ibunya kemudian segera ia melanjutkan lagi memasukan semua barang yang ia bawa.
"baiklah Semua terserah padamu. Eomma tunggu dibawah, cepatlah karena pesawat kita akan berangkat dua jam lagi." kim Haneul tersenyum sembari menepuk bahu putranya kemudian beranjak pergi dari kamar itu.
"iyaa"
Drrrrttttttt.....Drrrrtttttt.....
Taehyung menoleh benda pipih persegi panjang yang berbunyi, segera ia meraih benda itu dari atas nakas lalu segera menggeser tombol hijau."iya hyung?"
TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Reason [KTH-JYR] [END]
FanfictionRemake dari akun lamaku @ekineverse Mungkin short story ini terkesan membosankan, tapi karena aku mencintai dan menghargai prosesku, usahaku, dan kemampuanku maka cerita ini aku publish ulang:)