Setelah kurang lebih lima belas menit Yerin diperiksa akhirnya Dr. Seokjin menghampiri pria bermata sipit Tadi. Dengan harap-harap cemas pria itu menanti jawaban dokter tentang penyebab sahabatnya itu pingsan.
"apa anda suaminya?" tanya dr. Seokjin
"oh, A_aku buk____
"sebaiknya istri anda harus banyak istirahat karena kejadian seperti ini biasa di tahap trimester pertama kehamilan" potong dokter seokjin sambil tersenyum melihat wajah gugup pria dihadapannya.
"A_apa?ha_hamil?" ekspresi kebingungan semakin mendominasi wajahnya. Banyak kebingungan dan pertanyaan di benak pria itu.
Apa selama ini Yerin sudah menikah? Apa dia hamil tanpa ikatan pernikahan?
"jadi anda belum tahu mengenai kehamilan istri anda Tuan Park Jimin? Kalau begitu Sekali lagi saya sampaikan istri anda positif hamil. Usianya baru menginjak delapan minggu. Jadi saya sarankan untuk supaya istri anda tidak melakukan aktifitas yang berat dan memikirkan sesuatu yang terlalu berat karena itu semua bisa mempengaruhi janin yang kini ia kandung. Nanti saya akan buatkan beberapa resep dan juga vitamin untuk istri anda."
"oh iya dok, terimakasih" akhirnya pria pemilik bibir tebal bernama park jimin itu meng'iyakan saja dugaan seokjin. Lagian tidak ada salahnya juga mengaku sebagai suaminya Yerin toh ini juga untuk memperlancar pemeriksaan Yerin dirumah sakit itu.
"baiklah kalau begitu saya tinggal dulu tuan Park. Jaga baik-baik istri anda" seokjin membungkuk sebelum akhirnya pergi dari ruang rawat Yerin.
Tak lama setelah dokter pergi, Yerin akhirnya mulai siuman perlahan matanya terbuka. Menatap langit-langit yang terasa asing. Perasaan terakhir dia sedang berjalan dari rumah Taehyung tapi sekarang ada dimana dia. Dia terlihat bingung lalu menangkap atensi si pemuda yang sedari tadi masih setia menemaninya disamping tempat tidurnya.
"oh, kau sudah bangun?" pemuda Park itu sedikit terjingkat dari duduknya memastikan Yerin baik-baik saja.
"k_kau....Park Jimin?" Yerin kaget tidak percaya.
"iya ini aku. sudah lama kita tidak bertemu dan aku tidak menyangka akan bertemu lagi denganmu dengan cara menemukanmu hampir pingsan dipinggir jalan seperti tadi."
"iya. Terimakasih sudah menolongku, jimin-ssi" lirih Yerin sembari tersenyum hambar.
Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang tertahan dibenak Jimin tapi sebisa mungkin ia menahannya karena ia merasa bukan saat yang tepat untuk menanyakan perihal apa saja yang terjadi dengannya selama ini termasuk soal kehamilan Yerin apa lagi ini adalah pertemuan pertama mereka setelah bertahun-tahun lamanya saling kehilangan kabar. Tapi pemuda Park itu menetralkan pikirannya untuk tetap berprasangka baik. Bisa saja selama ini Yerin memang sudah menikah. Jimin tak mau terlalu sibuk memikirkan itu semua. Sekarang ia sudah cukup senang karena Tuhan masih memberi mereka kesempatan untuk bertemu lagi.
***
Hari demi hari berlalu. siang berganti dengan malam tak terasa ini sudah bulan ke tujuh sejak hari dramatis itu. Hari dimana Taehyung pergi mencampakan dirinya dan calon bayi mereka. Selama itu pula Yerin berhasil melewati hari-hari terberat dalam hidupnya tanpa sentuhan kehadiran Taehyung. Ia berhasil menjalani fase-fase perjuangan kehamilan seorang diri. Mulai dari morning sickness, perubahan emosi yang gampang tersulut, serta fisik yang cepat lelah. Tapi Yerin mampu melewati itu semua. Ia tak sabar dua bulan lagi bayinya akan hadir ke dunia ini.
Tokkk...Tokkkk....
Dengan susah payah ia melangkah hendak membuka pintu itu. Sekarang untuk berjalan pun sudah sangat susah mengingat usia kandungnya sudah menginjak tujuh bulan perutnya kini nampak besar di balut terusan selutut berwarna putih serta sweter hangat berwarna kuning muda. Yerin nampak sangat keibuan dan anggun mungkin effect dari kehamilannya.
Perlahan ia membuka kenop pintu apartemennya.
Manik indahnya mengerjab tak percaya dadanya tiba-tiba terasa nyeri hatinya seperti di tusuk ribuan anak panah. Matanya terasa panas. Wajah itu, wajah itu kini muncul lagi di hadapannya. Wajah yang selama ini berusaha ia kubur dalam-dalam beserta kenangan indah yang ada.
Ya, Kim Taehyung sang pelaku pemborbardir hati dan hidupnya kini muncul lagi dihidupnya. Bagaimana bisa dia datang lagi dan bersikap seolah-olah tak terjadi apa-apa
"k_kau?" dengan cepat Yerin hendak menutup pintu itu tapi dengan cepat pula tangan gagah milik Taehyung berhasil menahan pintu itu.
"k_kenapa kau datang lagi? Cepat pergi dari sini, aku tak membutuhkanmu!!" Yerin berusaha mengendalikan akal dan hatinya agar tetap bisa berfikir seimbang. Ia tak akan membiarkan hatinya lemah dihadapan pria itu. Ia sudah terlanjur kecewa dan tidak bisa memaafkan pria itu.
"APA SEKARANG KAU JUGA TULI? CEPAT PERGI TAEHYUNG KEPARAT!!! AKU BENCI KAU, AKU SANGAT MEMBENCIMU!!!" kedua tangannya tak tinggal diam memukuli dada bidang Taehyung emosinya membuncah tak bisa ia tahan lagi. Sikap tenang yang selama ini menutupi kesedihannya selama berbulan-bulan perlahan goyah oleh kehadiran Taehyung yang baru beberapa menit datang apartemennya.
Taehyung hanya diam tak berniat untuk menepis semuanya. Ia langsung menarik tubuh Yerin kedalam pelukannya. Yerin masih menangis terisak dalam pelukan taehyung tak membalas pelukan Taehyung tapi juga tidak berusaha menolaknya ia hanya pasrah entah akan seperti apa lagi tadir akan mempermainkan perasaan dan hidupnya tubuhnya lemas menyerupai jelly bahkan tak kuat hanya untuk untuk sekedar menepis pelukan Taehyung.
"maaf. Maafkan aku terlalu lama membuatmu menderita sendiri. Sekarang aku sudah disini tidak akan kemana-mana lagi" Taehung melepaskan pelukannya kemudian menatap kebawah ia tersenyum bahagia melihat buntalan perut Yerin tumbuh dengan bagus selama ini kemudian jemari panjangnya mengelus dengan lembut buntalan besar itu. Jujur saja saat ini jantung Yerin seperti mendapatkan lagi debarannya setelah sekian lama tidak merasakan sensasi seperti itu. hatinya tersentuh ada gelenyar aneh yang tak bisa ia pungkiri. Tapi dengan segera Yerin menetralisirkan pikirannya dengan yakin ia menyingkirkan tangan Taehyung yang megusap perutnya.
"pergilah. Kau Tahu sekarang aku baik-baik saja. Dan aku tidak membutuhkanmu dirimu untuk mengurus kita berdua." Yerin menyeka air matanya dengan kasar kemudian menatap kesembarang arah tak sudi melihat Taehyung.
"Aku tidak akan pergi sebe-" ucapan Taehyung Terpotong kala mendengar seseorang sedang membuka pintu itu.
Kleeeekkkkk....
Atensi pemuda bernama Park Jimin muncul dari balik pintu berwarna hitam apartemen itu. Semua pasang mata sontak menatap pemuda itu semua orang terkejut terutama Taehyung dan jimin. Mereka sudah mengenal satu sama lain tapi tetap saja Taehyung merasa terkejut dengan teman lamanya itu. Terlebih baru saja ia masuk kedalam apartemen wanitanya, masuk sendiri itu berarti pria itu tahu password pintu apartemen Yerin. Taehyung tak rela jika ada lelaki lain dekat dengan orang yang kini tengah mengandung anaknya.TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Reason [KTH-JYR] [END]
FanficRemake dari akun lamaku @ekineverse Mungkin short story ini terkesan membosankan, tapi karena aku mencintai dan menghargai prosesku, usahaku, dan kemampuanku maka cerita ini aku publish ulang:)