16. Kembali berjarak

17.6K 1.2K 34
                                    

Kahfi memegangi tangan Akbar yang saat ini masih menutup matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kahfi memegangi tangan Akbar yang saat ini masih menutup matanya. Bibir anak itu sangat pucat, untung nya mereka tadi sempat menemukan rumah sakit tercepat sehingga Akbar tidak kenapa-napa.

"Tenang lah baby boy, Akbar tidak apa-apa." Azaska mengelus pucuk kepala Kahfi. Algara dan Albara sedang bersama pengasuh mereka, Azaska sudah menyewakannya satu Kamar rumah sakit untuk kedua anak nya itu.

Seorang bodyguard yang berjaga didepan ruangan masuk membuat Azaska bingung.

"Ada apa?" Tanya nya.

"Lapor Tuan besar, didepan ada Tuan Alfaza yang memaksa ingin masuk."

Azaska langsung berjalan keluar ruangan menyisakan Kahfi dan Akbar. Dirinya menatap datar kearah Alfaza yang saat ini berontak karena para bodyguard Azaska yang menjaganya.

"Pulang, saya tidak mengizinkan Akbar bertemu dengan kamu." Ucap Azaska.

Alfaza mendekat dan bersujud dihadapan Azaska. Alfaza tidak mungkin melawan Azaska dengan cara kekerasan, jelas Azaska yang akan menang.

"Tolong, izinkan saya menemuinya sebentar saja." Pinta Alfaza yang tidak dihiraukan oleh Azaska.

"Usir dia!" Titah Azaska membuat para bodyguard nya menarik Alfaza dengan kasar.

Azaska kembali masuk kedalam keruangan dan mendapati Akbar yang kini sudah sadar. Azaska mendekat dan memeluk Akbar dengan sayang.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Azaska membuat Akbar mengangguk.

"Alfaza mana Pa?" Tanya Akbar menatap Kahfi dan Azaska secara bergantian.

Kahfi menatap Azaska meminta duda itu untuk menjawab pertanyaan Akbar.

"Dia Daddy bunuh."

"Dad!"

"Zas!"

Akbar dan Kahfi berucap bersamaan membuat Azaska bingung. Kahfi dan Akbar menatap Azaska dengan kesal karena jawaban Azaska tadi.

"Apa?" Tanya Azaska pura-pura tidak tahu.

"Daddy beberan bunuh Pak Al?" Tanya Akbar memastikan.

"Daddy hanya bercanda." Akbar menghela napas lega mendengar nya.

Azaska duduk dipinggir kasur rumah sakit Akbar, sedangkan Kahfi duduk dikursi disamping kasur. Mengelus rambut Akbar dengan sayang membuat Akbar tersenyum.

"Untuk sekarang, Daddy dan Papa mohon untuk kamu menjauhi Alfaza. Ada yang harus Daddy selidiki tentang dia, dan Daddy harus memastikan semua nya benar atau tidak.

Ekspresi Akbar seketika berubah bingung, heran, dan sedih. Masalah apa yang mengharuskan sang Daddy turun tangan? Hal itu membuat Akbar bertanya-tanya, apakah Alfaza membuat suatu kesalahan yang membuat Azaska tidak suka pada nya?

"Ikuti saja perkataan Daddy mu sayang." Ucap Kahfi membuat Akbar mengangguk.

"Akbar bakal lakuin apa yang menurut Daddy dan Papa benar."

Hari ini dan kedepan nya, Akbar akan kembali menjaga jarak dari Alfaza.

Saat ini Alfaza duduk dikursi yang ada diruangan bawah tanah, mengelus pisau yang saat ini siap mengonyak danging

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Alfaza duduk dikursi yang ada diruangan bawah tanah, mengelus pisau yang saat ini siap mengonyak danging.

"Apa kesalahan kalian?" Tanya menatap kearah empat bodyguard yang ada dilokasi Akbar tadi siang.

"Maaf Tuan, kami lalai dalam menjaga Tuan Muda Akbar. Kami pantas dihukum."

"Bukankah hukuman terlalu ringan untuk kalian? Bagaimana jika ku buat kalian tidak bernafas lagi? Itu lebih baik bukan?"

Diam, mereka semua hanya diam mendengar ucapan Alfaza. Habis sudah nyawa mereka.

"Kau, bukan kau yang tadi berani menyentuh milik ku tanpa izin?" Alfaza berdiri dan menodongkan pisau tadi keleher sang bodyguard yang tadi siang sempat menggendong Akbar.

"Maaf Tuan! Saya benar-benar tidak tahu harus bagaimana selain menggendong Tuan muda Akbar!"

Crash

"Arghhh!" Pisau tajam tadi berhasil melukai pipi bodyguard tadi membuat nya merintih kesakian. Siapa yang tahu bahwa pisau tersebut sudah diberikan racun oleh Alfaza?

Ketiga orang tadi semakin menundukan kepala nya takut.

Bugh

Kali ini bodyguard satu nya yang mendapatkan injakan kepala oleh Alfaza. Alfaza tanpa ekspresi menginjak kepala tersebut hingga mengenai lantai.

Alfaza menyodorkan pisau tadi kearah bodyguard satu nya yang saat ini ketakutan melihat wajah teman nya yang berlumur darah akibat injakan Alfaza yang terlalu keras.

"Tusuk dirimu sendiri atau aku yang harus menusuk nya?"

Bodyguard yang ditawarkan seperti itu tidak berani berucap satu kata pun membuat Alfaza geram. Dengan sangat enteng nya Alfaza menancapkan pisau tersebut keleher bodyguard tersebut.

Alfaza melirik kearah bodyguard yang terakhir, dirinya malas bermain-main. Mungkin serigala pribadi nya bersedia memakan daging keempat sampah ini?

Alfaza keluar dari ruangan dan memerintahkan seseorang untuk melepaskan para peliharaan nya. Hari ini peliharaan Alfaza kembali mendapatkan makanan yang lezat.

Ini hanya sedikit dari perbuatan gila Alfaza, semua akan terungkap dengan sendirinya. Tentang seorang Alfaza Giovan.

Kaga tau dah ni alur kemana :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaga tau dah ni alur kemana :)

Vote and komennya (❁´◡'❁)

Guru Mesum vs Murid Bandel [B×B | End] TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang