AKSEN 48 | WHY HIM?

214 18 0
                                    

DUA CHAPTER LAGI MENUJU ENDING! IT'S FEEL SO UNREALL!

Penantian panjang kalian, sebentar lagi terbayarkan akan ending AKSEN!

Sekaligus menjadi perpisahan untuk cerita aku kali ini so saddd huhuhu :(

Sekarang, siapkan posisi baca yang nyaman, cemilan, dan hati yang siap!

Happy reading <3

Jangan lupa follow wattpad zakisept dan instagram @zakisept & @wpzakisept

 Langkah kaki jenjang dengan celana panjang jeans hitam dipadukan jaket jeans denim biru miliknya yang pernah luntur itu, berjalan santai keluar dari sebuah minimarket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah kaki jenjang dengan celana panjang jeans hitam dipadukan jaket jeans denim biru miliknya yang pernah luntur itu, berjalan santai keluar dari sebuah minimarket.

Beberapa pasang mata pejalan kaki, menatap cowok itu dengan kagum. Pesona ketampanan Aksen tidak akan pernah berkurang. Cowok tampan itu melangkah gontai menuju motornya dengan sebungkus plastik barang belanjaannya.

Ya, kalau tidak menuruti kemauan sang Mama, Aksen tidak mungkin pergi ke minimarket sendirian. Apalagi di waktu malam minggu seperti ini.

Baru saja Aksen mengaitkan kantong plastik di kemudi motornya, sorot mata Aksen menangkap seorang wanita tua yang berjalan tertatih-tatih hendak menuju tepi trotoar. Dari arah kanan, melaju sebuah mobil dengan kilauan cahaya menyiaukan mata.

"AWASS!"

Teriakan nyaring itu, membuat beberapa orang yang ada di depan minimarket langsung terlonjak kaget mendapati seorang pemuda berlari secepat kilat menuju ke tengah jalan raya yang lenggang.

Tin..tinn! Bunyi klakson membuat debaran jantung Aksen makin tak terkendali. Ia dengan cekatan bagai kilat yang menyambar, merengkuh tubuh wanita tua renta itu lantas memberi sebuah tarikan untuk jatuh ke dalam pelukan Aksen.

Brukk! Aksen terjatuh perlahan dengan posisi tubuh wanita tua tadi berada di sampingnya. Satu yang Aksen syukuri saat ini, ia dan wanita tua ini tak terjadi apa-apa selepas mobil berwarna silver tadi melaju sangat cepat.

"Tante gak pa-pa?" tanya Aksen menegakkan tubuhnya sembari membantu wanita yang ada tadi kepalanya berada di atas dada Aksen itu, secara perlahan.

Wanita tua itu terlihat syok. Sorot matanya terlihat hampa dan dadanya naik turun, seperti menahan sesuatu yang terasa di dada. "Tante kenapa?"

Aksen makin kebingungan saat mendapati wanita tua di sampingnya mulai mengeluarkan decitan dari bibir sembari menunjuk sesuatu.

Mata elang Aksen menyipit tatkala sadar, bahwa wanita tadi menunjuk sebuah inhaler yang terjatuh tak jauh dari posisi mereka duduk di atas aspal jalan raya.

"Ini, Tante." Aksen mengulurkan sebuah inhaler yang baru saja ia pungut ke arah wanita tua ini. Dengan cepat, wanita itu menghirup benda kecil tadi dengan senyuman kecil.

AKSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang