Alunan melodi piano mengalun lembut melingkupi area La Kana Chapel. Prosesi pernikahan telah berlangsung. Pemberkatan terlaksana sebagaimana yang telah direncanakan.
Kini saatnya mempelai perempuan untuk melemparkan bunganya.
Pasangan pengantin baru itu tersenyum begitu cerah, seolah this is the day they have been waiting for.
Jeno melangkah gagah di sepanjang karpet yang menuju kearah altar. Bahunya beberapa kali menubruk siapa pun yang menghalangi jalannya. Rahangnya mengeras, menatap sengit sosok yang ada didepan sana.
Sebuket bunga milik sang pengantin pun telah dilemparkan. Bunga tersebut mendarat tepat di tangan Jeno yang tak sedetikpun menghentikan langkahnya maju.
Langkahnya melebar seiring jarak dirinya dengan sang pengantin menjadi lebih dekat.
Hingga saat dirinya tiba didepan sepasang pengantin tersebut, Jeno segera meraih kerah sang mempelai pria dan mencengkeramnya dengan kuat.
Buket bunga yang berhasil dia tangkap beberapa saat yang lalu diayunkannya. Lalu mendaratkan bunga tersebut tepat di wajah sang mempelai pria berkali-kali dengan membabi buta.
Puluhan saksi mata ditempat itu memekik kaget atas perlakuan Jeno yang notabennya adalah sahabat dari sang mempelai pria, Haechan.
Kelopak-kelopak bunga saling berhambur dan berjatuhan diatas karpet.
Belum puas, Jeno melemparkan buket bunga yang sudah hancur itu ke sembarang arah. Tergantikan dengan kepalan tangannya yang mendarat di wajah tampan sang mempelai.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
