never goodbye

574 49 3
                                    







bahkan bunga pun kalah indah
jika dibandingkan denganmu.









...


Hari berikutnya Jeno kembali ke apartemen Raya. Membawakannya makanan, membuka tirai jendela, dan mengganti buka di vas seperti apa yang biasa ia lakukan.

Ketika Jeno masuk kedalam kamar Raya, lagi-lagi dia tidak menemukan gadis itu disana. Dia berjalan kearah kamar mandi. Membuka pintu tersebut dengan tangan bergetar. Takut jika dirinya menemukan Raya berada dalam kondisi yang sangat dia khawatirkan.

Bunuh diri.

Namun entah dia harus merasa senang atau sedih ketika menemukan Raya duduk menekuk lututnya didalam bathtub dengan air yang terisi separuh.

Seluruh tubuhnya basah. Wajahnya pucat, bibirnya membiru. Entah sudah berap lama Raya berada didalam sana.

Jeno buru-buru menarik lubang pembuangan air pada bathtub tersebut. Tubuhnya bersimpuh diluar bathtub tepat di dekat Raya. Meraih tubuh ringkih itu kedalam pelukan hangatnya.

Kondisi Raya semakin memburuk. Jeno tau itu.

"Jangan kaya begini, gue mohon..." Jeno memeluk Raya erat dengan tubuhnya yang bergetar.

Tangannya meraih kepala Raya untuk membiarkan gadis itu bersandar di bahunya.

"Gue takut, Ray.."

Jeno melepas pelukannya perlahan. Menyentuh lengan Raya yang terasa begitu dingin. Dia menatap Raya. Pandangan gadis itu tampak begitu kosong. Jeno bisa merasakan kehampaan yang teramat di dalam sana.

Tangan Jeno terulur menyentuh pipi Raya. Mengusap titik basah di wajah ayu tersebut menggunakan jemarinya dengan lembut.

"Ada gue disini, Ray. Pergunain gue semau lo. Asal lo jangan kaya begini lagi." Kata Jeno sepenuh hati.

Alih-alih menjawab ucapan Jeno, raya justru meraih tengkuk Jeno. Tangan itu perlahan menarik Jeno mendekat.

Hingga bibir mereka saling bertaut.

Tangis Jeno sudah tak terbendung lagi.

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Missing ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang