Flashback
Gadis kecil cantik terduduk di depan rumah ditemani dengan teddy bear kesayangannya, menantikan pujaan hatinya pulang untuk menjemputnya bermain. Mata bulat indahnya mengerjab cerah ketika mendengar suara mobil yang dia nantikan. Kaki mungilnya langsung berlari menghampiri, "Ayaaahh, adek disiniii!" ujarnya disamping pintu mobil menantikan sang ayah turun. "Adek di mana? Ayah kok ga lihat?" usil sang ayah.
"DISIINII AYAH, ADEK MASIH KECIL!!" ujar putri mungilnya dengan menggebu-gebu. Melihat respon putri kecilnya, dengan gemas sang ayah turun dan menggendong sambil menciumi pipi gembul putri bungsunya. "Iya-iya sayang, ibu sama kakak dimana hm?" tanya sang ayah, melihat putrinya sendiri di depan rumah.
"Ibu di kamar sama kakak, kakak sakit ayah. Badan kakak panas" ujarnya. "Yaudah adek, kita ke dalam dulu ya" ajak sang ayah. Anggukan sang putri menyetujui hal tersebut, akhirnya mereka masuk ke dalam rumah untuk menemui ibu dan kakaknya.
Ketika memasuki ruang tamu, mereka disambut dengan wajah panik sang ibu. "Ya Tuhan Isha sayang! Ibu dari tadi nyari kamu sayang, Isha dari mana hm?" Tanya sang ibu sambil mengambil alih Isha dari gendongan sang ayah. "Adek di depan ibu, nunggu ayah pulang" ucap putri bungsunya dengan bersalah ketika melihat wajah ibunya. Ibu tersenyum merespon sambil mengecup pipi putrinya.
"Pulang cepat mas?" Ucap Lily sambil mencium tangan suaminya. "Iya, lain kali jangan biarkan Isha di depan rumah sendirian. Kamu kalau ngurus Erina sering teledor ngawasi Isha" Mendengar teguran sang suami, Lily hanya bisa tersenyum masam. Dirinya memilih diam dan membawa sang putri menuju kamar kakaknya.
Setelah sampai di dalam kamar putri sulunya, Lily menutup dan mengunci pintu kamar tersebut. Dirinya terduduk menangis bersandar pintu sambil memeluk Isha. Melihat sang ibu yang berlinang air mata, Isha pun ikut menangis sambil memeluk erat ibunya.
Sudah hampir 6 tahun semenjak kelahiran putri bungsunya, sikap Halim berubah menjadi lebih dingin dan uring-uringan. Selama ini Lily menahan diri dengan sikap yang diberikan oleh suaminya. Tak hanya dirinya, kedua anaknya juga merasakan dampak dari kondisi hubungan dirinya dengan suaminya.
Erina putri sulungnya yang paling merasakan tekanan emosi tinggi dan konflik antara kedua orang tuanya. Sementara putri bungsunya, hanya bisa merasakan ketidaknyamanan suasana yang ada, dikarenakan umurnya yang masih 6 tahun.
Tersadar akan tangisan kedua putrinya, Lily pun mengusap kasar kedua matanya menghilangkan air matanya. Dirinya bangun sambil menggendong putri bungsunya, kemudian membawanya ke ranjang Erina yang sedang terbaring sakit. Ketiga perempuan tersebut meringkuk saling berpelukan dan menguatkan satu sama lain hingga tertidur karena lelah menangis.
Beberapa jam kemudian Lily terbangun, dirinya memastikan kedua putri cantiknya sedang tertidur lelap. Dengan perlahan dirinya turun dari ranjang dan keluar menuju dapur untuk menyiapkan makan malam untuk keluarganya. Suasana terlihat sunyi, dirinya sudah dibiasakan oleh keadaan selama 6 tahun ini. Dadanya sesak menahan semua masalah yang belum terselesaikan selama ini. Dirinya menampar pelan pipinya untuk tersadar dari kesedihannya dan bergegas menyelesaikan masakannya.
Tak lama kemudian, dirinya selesai menghidangkan makanan di meja makan. Dirinya tersenyum sendu mengingat 6 tahun lalu, ketika mengandung si bungsu, mereka masih makan bersama dengan hangat di meja makan ini. Namun, semenjak kelahiran si bungsu, sang suami mulai berubah perilaku dan selalu melewatkan waktu makan malam dengan menyibukan diri lembur bekerja.
Hari ini, untuk pertama kalinya Halim pulang dari kantor sore hari. Sebelum membangunkan kedua putrinya, Lily berniat ke lantai atas memanggil Halim untuk makan bersama. Dirinya tak sabar melihat kedua anaknya bahagia, kembali merasakan makan bersama dengan lengkap. Ketika Lily akan melangkah menuju lantai 2, dirinya sudah mendengar langkah kaki menuruni tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back Home
RomanceRumah memiliki makna sebagai tempat berpulang untuk beristirahat. Lalu bagaimanakah sosok rumah bisa menjadi nyaman dan aman? Apakah setiap rumah memberikan kedamaian? Terkadang rumah yang megah merupakan sumber kesunyian dan rumah yang kecil bukan...