Tawa Kesedihan

8 0 0
                                    


3500+ kata!

~~~

POV Azra:

Beberapa jam setelah perjalanan, akhirnya aku sampai juga di restoran tempat technical meeting dilaksanakan. Dengan buru-buru aku mengambil tas dan laptop lalu bergegas memasuki restoran. Ku hampiri meja resepsionis untuk menanyakan ruangan yang digunakan WO pernikahan kakakku untuk mengadakan meeting. 

Setelah menyebutkan nama kakakku, akhirnya waitress mengantarkanku menuju ruangan VIP khusus pelaksanaan meeting. Setelah mengetuk pintu, aku akhirnya masuk ke ruangan tersebut. Terlihat wajah lega kakakku setelah melihat kemunculanku di balik pintu. Aku hanya menyengir lucu setelah mendapatkan tatapan tersebut. 

Setelah menyapa beberapa orang dan mencium pipi ibuku, aku pun duduk di sebelah kakakku. "Your style is so fashionable sist!" sindir kakakku. Ayolah, aku pun sedari tadi menahan malu melihat tatapan orang-orang selama memasuki restoran. 

Bagaimana tidak, dengan celana bahan dan kemeja yang lengannya sudah ku gulung, serta rambut yang ku cepol asal. Sangat mirip dengan wanita karir yang penuh tekanan beban kerja. Dengan senyum sarkas aku membalas ucapan kakakku, "Sorry sist! pesonaku memang sangat kuat". Sebelum kakakku membalas ucapanku, terdengar suara pintu yang terbuka. 

Terlihat ayahku memasuki ruangan. Aku melirik kakaku yang menarik napas dan mulai terlihat tegang. Dengan gesit calon kakak iparku sudah menggenggam tangan kakakku. Aku sedikit lega melihat hal tersebut. 

"Bisa kita langsung mulai saja, sepertinya semua yang berkepentingan sudah hadir" ucapku. Semakin cepat selesai semakin baik. Entah kenapa suasana tidak nyaman begitu kental dan ketara. Tanpa ku sadari tatapanku sudah sangat tajam semenjak ayah datang ke ruangan. Mengetahui hal tersebut, ibuku menyentuh lembut tanganku. 

Aku sedikit tersentak dengan genggaman lembutnya. Ketika aku memandang ibuku, beliau memberikan senyuman lembutnya yang selalu menenangkanku. Aku hanya membalasnya dengan anggukan, tanpa ada senyuman. 

"Baik saya izin memaparkan konsep pernikahan untuk nona Erina dan pasangan. Terkait degan konsep..." Tim WO mulai menjelaskan konsep yang dipersiapkan untuk pernikahan kakakku, sesuai dengan permintaan yang sudah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya. 

Mataku dengan tajam memperhatikan semua penjelasan yang diberikan, dan mencatat beberapa hal penting untuk dibaca oleh kakakku. Melihatnya yang sedang berusaha mengontrol traumanya, sudah dipastikan sangat sulit untuk menangkap diskusi pembahasan. 

Aku menarik nafas berat melihat kondisi kakakku, dirinya sangat keras kepala untuk ikut datang membahas keperluan pernikahannya. Di mataku lebih terlihat seperti menyiksa diri sendiri. 

Tim WO saat ini menjelaskan rundown dari pernikahan kakakku. Pernikahan akan dilakukan dengan meriah dan penuh dengan hiburan di dalamnya. Aku berusaha menjauhkan konsep intimate untuk pernikahannya. Aku ingin kakakku benar-benar menjadi dirinya di hari pernikahannya, tanpa adanya siksaan trauma dan penuh dengan kebahagiaan. 

Pemberkatan pernikahannya akan dilakukan di salah satu gereja kecil di pinggiran kota. Gereja tersebut adalah pilihan dari ibuku, disana tempatnya mendapatkan ketenangan yang selama ini menjadi kekuatannya. Semoga pemberkatan tersebut bisa khusyuk dan penuh dengan keberkahan. 

Jujur saja aku masih berusaha menebak beberapa celah yang akan menganggu di pernikahan kakakku. Banyak kekhawatiran yang aku rasakan selama menyusun pernikahan kakak. Bukankah ini terlalu lancar untuk keluarga yang penuh dengan masalah. 

Tak berselang lama dari hal tersebut, tim WO sudah selesai menjelaskan konsep acara. Aku pun mengucapkan terima kasih atas pemaparan tersebut. Aku melirik ke arah kakakku untuk melihat apakah ada yang ingin dia tanyakan. Namun, dia memberikan arahan untuk melanjutkan pembahasan terlebih dahulu. 

Come Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang