The Royalty

2

Celine pov

Setelah kibaran dari sapu tangan somi keempat lelaki itu tunggang langgang layaknya kuda yang mengejar targetnya nampaknya bermain main dulu sepertinya seru bukan dilihat setelah puas bermain - main nampaknya kini sudah harus serius bukan come on darkness kita lalui bersama dengan menyenangkan. Disertai senyum menyeringai yang hanya celine dan Tuhan saja yang tau

Back to sirkuit

Didekat garis finish somi dan teman temannya sudah menunggu celine dan yang lain nampak motor yang dikendarai mario sang ketua dark warrior mulai mendekat garis finish sang ketua mulai berlagak melambaikan tangan pada tim mereka sambil senyumnya menyeringai tetapi sebelum sedikit lagi menginjak garis finish ada satu motor asing yang mendahuluinya. Tampak motor tersebut memasuki garis finish dengan posisi terbalik dan mengacungkan jari tengahnya ke sang ketua dark warrior itu sambil mengejek akan memasuki garis finish ia lalu membalik motornya dan mengegas dalam kecepatan tinggi hingga bendera yang dikibarkan somi terlambai dengan epik dan melaluinya. Di lain sisi sang pengendara malah berputar di sirkuit tanpa memegangi motornya melakukan atraksi untuk merayakan kemenangannya. Setelah puas berputar si pemenang mendekati para temanya di sisi sirkuit. Bisa tebak siapa pemenangnya ya tepat sekali gadis manis dengan sejuta pesona yang sering disebut Celine Queen itu.

Setelah menghampiri temannya sorakan dan selamat senantiasa diucapkan pada gadis kecil ini , nampak kecewa dengan hasilnya ketua geng dark warrior ini mendekati sang pemenang dengan tangan mengepal siap memukul sang lawan sebelum diserang dari belakang celine nampaknya sudah peka dengan keadaan dan membantingnya kelantai sirkuit itu. Badan boleh kecil tidak dengan tenaga bukan. Tak terima akan serangan yang sudah terbaca lawan sang ketua dark warrior pun ingin maju kembali untuk menghajar siapa orang yang berani melawannya. Usahanya gagal karena dihentikan oleh wakilnya dan satu gadis tanggguh yang nampaknya tidak bisa diremehkannya itu.

" Bajingan lo ya ngapain lo HAHHHH mau nonjok temen gue IYA , jika lo berani nyentuh seujung kukunya aja gue bakalan patahin semua tulang tulang lo sama benda gak bertulang lo itu tanpa terkecuali bangsat" ujar somi yang siap menjadi garda terdepan ketika ada seseorang yang berani mengacau hidupnya dan teman - temannya. Gadis itu bahkan tidak akan pernah takut dan tak akan segan mencelakai orang yang berani mengusik ketentraman hidupnya apalagi sahabat yang sudah dianggap saudaranya sendiri yakni Celine.

" WOW wo woo santai som laki pecundang itu gak usah lo ladenin bahkan pipis aja masih dipengangin ngapain lo lawan sih buang tenaga"  Sarkas celine sambil menyeringai di dalam helm mencoba menghibur temannya. Suara tawa dari berapa temannya pun mulai terdengar. Nampak agak panas dengan ucapan celine barusan nampaknya kembali terbakar ingin rasanya menghabisi sang laki - laki dibalik helm itu

" Buka helm lo bangsat gue ratain muka lo ya anjingggg " ucap mario pada laki - laki berhelm itu. Semakin ricuh dan keruh suasana dalam sirkuit sang ketua dan wakil dari The Supperior juga ikut serta mendekat inginmenonton kejadian tersebut. Tanpa lama seseorang berhelm itu membukanya dan berkata.

" Dah puas kunci " ucapnya lantang sambil menenteng helm yang dipakenya tadi.

Berbeda dengan geng Dark warrior dan The Supperior dia nampaknya sangatlah terkejut dengan pemandangan  yang cukup mrmbuatnya tercengang itu bagaimana tidak mereka bahkan mampu di kalahkan bahkan hanya dengan gadis kecil yang sialnya sangat cantik ini , dengan mata bulat jernih , kulit putih , bibir tipis yang sialnya lagi mendekati sempurna itu. Tak ada satu pun laki - laki yang mampu menolak pesonanya bahkan ketua Dark warrior maupun The supperior ini begitu pula dengan wakilnya sekali. Mulai tersadar dengan lamunannya dengan suara jentikan berkali kali dari sang lawan mereka mulai memasang senyum terbaik mereka didepan gadis yang dipikir akan menarik perhatian sang gadis. Decikan bibir sang gadis sudah terdengar nampaknya dia mulai muak dengan suasana ini dimana lawan bicaranya mulai menatapnya dengan penuh puja itu.