🐰⭐: Daun Lamaran

2K 100 2
                                    

"Argh!" Jaemin mengumpat untuk yang keempat kalinya melihat ujung mulut botol itu mengarah padanya. Entah hari ini ia yang sedang sial atau badannya sungguh memancarkan magnet tersendiri sehingga botol itu sering menunjuk tepat ke arahnya.

"Botol minum siapa sih ini? Bawa sial banget," seru Jaemin emosi sambil bergerak berdiri berniat ingin menginjak-injak botol tak berdosa itu untuk melampiaskan kekesalannya.

"Eh botol tupperware gue!" Teriakan melengking yang memekakan telinga manusia sekelas berhasil menghentikan gerakan Jaemin. Sumber suara itu berasal dari Nakyung yang tadinya sedang asyik menonton drama korea lewat ipad-nya. Kebetulan Nakyung sedang duduk di bangku depan sekalian mengawasi ke sembilan manusia absurd yang tengah duduk melingkar di depan kelas untuk bermain truth or dare dengan meminjam botol minuman Nakyung sebagai penentu.

"Ehehe, sorry khilaf gue," jawab Jaemin yang tiba-tiba berubah jadi kalem dan memilih terduduk tenang kembali. Memancing amarah Nakyung sama saja meminta telinganya dibuat berdarah-darah karena harus mendengar lengkingan suara wanita itu dalam skala yang berkali lipat lebih tinggi.

"Makanya gue bilang pilih jujur aja." Entah dari mana hubungannya Hyunjin menyambung begitu saja.

"Iya, gak cape apa lo? Toh kalo jujur lo tinggal jawab aja pertanyaan kita," tambah Jeno yang iba pada keadaan Jaemin yang mengenaskan akibat sudah tiga kali mengerjakan tantangan dari mereka. Namun kalau boleh jujur seiba apapun ia pada nasib Jaemin, rasa senang Jeno bisa menyiksa dan mempermalukan Jaemin tetap jauh lebih besar.

"Nanti gak seru lagi kalo gue milih jujur. Semua tentang gue kalian udah tau. Bukan rahasia lagi gue ganteng, pinter, baik, ramah, tidak sombong, rajin menabung, idaman semua orang. Gue perlu jujur apa lagi sama kalian?" sahut Jaemin yang sempat-sempatnya memuji diri sendiri.

"Sini ayo gelut sama gue," timpal Felix kesal yang sudah siap dengan botol tupperware milik Nakyung di tangannya untuk menggetok kepala Jaemin.

"Udah, udah, gue masih sayang kuping gue." Cepat-cepat Soobin menarik botol minuman Nakyung dari tangan Felix sebelum dilihat oleh yang punya. Intinya Soobin melerai karena lebih peduli pada botol minuman itu daripada kepala Jaemin. Kasihan telinga mereka kalau Nakyung sampai menjerit lagi melihat botolnya diperlakukan semena-mena.

"Langsung aja kasih tantangannya daripada buang-buang waktu," perintah Renjun tak sabar karena isi kepalanya telah dihiasi oleh berbagai ide jahat untuk dipraktekannya kepada Jaemin. Pikirnya kapan lagi bisa mengerjai Jaemin sebebas ini.

"Gue dong! Gue! Gue belum ngasih tantangan dari tadi!" unjuk Haechan dengan semangat membara yang membuat Renjun terpaksa mengalah dulu karena sebelumnya ia sudah mengajukan tantangan saat Junkyu terpilih.

"Haduh skip skip! Ada yang lain gak?" tolak Jaemin tanpa mau mendengarkan dulu tantangan yang akan diberikan oleh Haechan kepadanya. Hanya mendengar suara Haechan saja sudah membuat perasaan Jaemin tidak enak. Otak Haechan isinya terlalu abstrak, mungkin tak ada lawannya jika dibandingkan dengan otak mereka berdelapan yang dijadikan satu. Sudah dapat dipastikan tantangan dari Haechan akan membuatnya melakukan sesuatu yang hina dan mengancam citranya sebagai cowok idaman semua orang.

"Lo masih inget kesepakatan kan?" imbuh Haechan yang langsung membuat Jaemin jinak menurutinya dengan patuh. Bagaimana tidak jika uang dua ratus ribunya bisa terancam melayang jika berani melanggar permainan konyol itu.

Jaemin yang sudah memasrahkan diri semakin memudahkan Haechan menyeretnya berdiri untuk mengikutinya keluar kelas. Tak lupa ketujuh manusia lainnya yang tidak mau ketinggalan ikut mengekori Jaemin dan Haechan.

"Jangan putus asa gitu dong, tantangan dari gue gampang kok," goda Haechan yang jelas berbohong.

"Apa cepetan bilang sebelum gue berubah pikiran," balas Jaemin sengak. Tak sadar diri kalau posisinya kini sedang terancam kehilangan harga diri.

KITKAT <nct dream ft. aespa>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang