Sudah kesekian kalinya Giselle menguap untuk menyalurkan rasa kantuknya yang masih tersisa. Apalagi cuaca dingin pagi itu membuat rasa malas dan kantuk Giselle sangat awet bahkan walau ia telah mencuci muka dengan air dingin sekalipun. Padahal ia sudah terlihat rapi dengan baju kaos yang warnanya secerah biru langit dan sweatpants yang lengkap dengan sepatu olahraga, serta rambut yang ditata seadanya dan kacamata yang bertengger di pangkal hidungnya untuk menutupi matanya yang masih sembab dan mengantuk. Ia sudah sangat siap untuk berangkat jogging pagi, namun sayangnya mata Giselle seakan masih bertahan tak mau diajak beraktifitas sepagi itu.
Jika saja Giselle tak teringat pada janjinya sepagi itu, ia mungkin sudah berlari masuk ke dalam rumah dan bersatu kembali dengan ranjang serta selimutnya yang kini tengah ia rindukan. Melawan rasa malasnya untuk keluar rumah saja sudah untung-untungan bisa dilakukan oleh Giselle yang biasanya memilih tidur sampai matahari meninggi di hari minggu seperti sekarang. Jika ia sampai melakukan hal bermanfaat di hari minggu begini berarti ada sesuatu yang terpaksa membuatnya bergerak, contohnya seperti janjinya pada seseorang yang meminta untuk ditemani pergi jogging. Iya, terpaksa, jujur saja ia tidak suka berolahraga atau berkegiatan yang menghasilkan banyak keringat.
Bagaimana Giselle bisa menolak permintaan mendadak tersebut, jika ajakan untuk bertemu itu datang dari sahabatnya yang sudah cukup lama tak dijumpainya. Jika Giselle tak salah mengingat, sekitar sepuluh bulan yang lalu adalah pertemuan terakhir mereka. Giselle dan sang sahabat mulai berteman saat di bangku SMP, namun sayangnya begitu masuk SMA mereka terpisah karena masuk ke sekolah yang berbeda. Lingkungan pergaulan dan aktivitas yang berbeda membuat komunikasi dan frekuensi pertemuan antara mereka menjadi semakin jarang selama dua tahun belakangan. Tenggelam dalam kesibukan sekolah masing-masing hingga tak ada komunikasi dan tak betemu dalam jangka waktu yang lama menjadi hal lumrah dan tak perlu dipertanyakan lagi.
"Woy, malah bengong! Ayo buruan matahari udah naik," teriak seseorang dari arah luar gerbang untuk menyadarkan Giselle yang sedang asyik melamun. Giselle segera bangkit dari duduknya dan mendapati seorang pria yang baru saja tiba di depan rumahnya dengan mengendarai motor. Pria berkulit eksotis pemilik senyum manis itu tentu adalah sang sahabat yang sejak semalam memaksanya beraktifitas di pagi buta hingga Giselle harus merelakan hari minggu malasnya.
Sebut saja nama sahabat Giselle itu adalah Haechan. Pria yang ramah dan kelihatannya tidak banyak omong, tapi di balik itu jangan harap ia bisa diam anteng saat bersama orang terdekatnya. Jika ia bertemu dengan Giselle maka sebagian besar dari obrolan mereka adalah keributan. Lihat saja bagaimana dengan sangat tidak tahu diri Haechan mengawali pertemuan mereka dengan meneriaki Giselle, padahal hampir setahun mereka tidak pernah bertemu.
Tidak ada perasaan canggung ataupun tak enak hati, apalagi basa-basi manis hanya untuk menanyakan kabar. Mereka layaknya teman yang setiap harinya bertemu. Justru basa-basi menanyakan kabar hanya akan membuat situasi menjadi dingin dan tidak menyenangkan karena mereka bukan baru mulai bersahabat kemarin sore. Sudah cukup banyak waktu yang mereka habiskan bersama untuk saling menyesuaikan kebiasaan dan sikap satu sama lain. Seperti memiliki kontak batin, mereka bisa saling memahami dengan cepat tanpa perlu bertanya, hanya dengan membaca raut wajah ataupun mendengarkan nada bicara satu sama lain.
"Dih, udah telat setengah jam berani banget lo neriakin gue gitu," protes Giselle sembari berjalan keluar gerbang rumahnya dengan bantingan langkah kaki kesal. Begitu jaraknya semakin dekat dari Haechan, Giselle langsung melayangkan tangannya untuk menggetok kepala Haechan yang untungnya sedang memakai helm. Setidaknya anggap saja itu salam pertemuan dari Giselle untuk Haechan yang telah lama hilang dari peredarannya.
"Iya deh maaf, gue mesti cakep-cakep dulu makanya lama," ujar Haechan dengan seribu satu alasan yang sangat percuma dikatakannya karena Giselle hanya akan mendengarnya bagai angin lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITKAT <nct dream ft. aespa>
Fanfic00'dream-aespa high school oneshot collection - 🐰⭐, 🦊🦋, 🐶❤, 🐻🌙