"Happy Reading 🚀☁️"
***
Diandra Grestakim Williams, anak perempuan yang terlahir dari pasangan Wulan Grestakim dan Hastanta Williams. Ia merupakan anak kedua yang lahir di pertengahan tahun 2003, ketika kedua orang tua nya sedang menempuh pendidikan di sebuah sekolah tinggi di daerahnya.
Tapi jangan salah sangka dulu, kedua orang tuanya memang melanjutkan studi saat keduanya sudah menikah, bahkan mereka sudah memiliki seorang anak laki-laki sebelum Diandra yang lahir tujuh tahun sebelumnya. Diandra juga memiliki seorang adik laki-laki yang usianya hanya berbeda satu tahun di bawahnya.
Kehidupan keluarganya bisa di bilang jauh dari kemewahan, bahkan terkesan pas-pasan, mengingat ayahnya yang hanya seorang pegawai negeri dengan penghasilan yang hanya cukup untuk keperluan sehari-hari mereka.
Diandra bukanlah anak perempuan yang terlahir dengan kesempurnaan dan keberuntungan. Sebagaimana anak kedua, dirinya selalu merasa di anak tiri kan dan di acuhkan oleh ibu nya. Sifat egois dan keras kepala yang di wariskan oleh ayahnya membuat Diandra menjadi lebih susah untuk di atur dan di kendalikan. Terlebih perlakuan ibu nya yang selalu ia anggap pilih kasih terhadap kedua saudara nya.
Saat ia masuk SMP, Diandra memutuskan untuk pindah ke kota lain dan menjauh dari keluarga nya. Kehidupan mandirinya berlanjut hingga SMA, bahkan saat ia akhirnya lulus dan memutuskan untuk masuk ke sebuah kampus di kota lain yang membuatnya semakin jauh dari keluarganya.
Ia sudah terbiasa hidup sendiri hampir 9 tahun dan hanya bertemu beberapa kali dalam setahun dengan keluarganya. Diandra kesepian? Tentu!
Jauh di lubuk hati terdalam nya selalu menyimpan banyak rindu dan hal-hal yang hanya bisa ia pendam sendiri, bahkan mungkin tak terpikirkan di benak siapapun. Kehidupan membentuk nya menjadi lebih tertutup dan susah bergaul dengan orang baru, sampai akhirnya ia melihat seseorang di zoom meeting saat hari pertama ia terdaftar sebagai mahasiswa baru.
***
Dia Gabio. Gabio Faaz Pramudya, cowok berwajah manis namun terkesan misterius yang sedang fokus mendengarkan penjelasan dosen di mata kuliah matematika diskrit di pagi itu.
Ini lah pertama kalinya Diandra merasa tertarik lagi pada seseorang setelah sembuh dari patah hatinya selama dua tahun usai di ghosting cowok kenalan nya secara virtual.
Namun bukannya memilih untuk mendekati dan mencari tau tentang Gabio, ia malah memilih untuk sadar diri dan berusaha menghilangkan perasaan suka yang muncul di hatinya.
"Cowok ganteng kek dia, mana mau sama cewe remahan rengginang kek gue gini," pikirnya. "Toh gue juga ga mau dekat atau punya hubungan sama cowok satu kampus, apalagi sekelas."
Setidaknya itulah isi pikiran Diandra sebelum akhirnya takdir berkata lain. Ia harus ditakdirkan untuk selalu satu kelompok dengan Gabio dalam mata kuliah apapun.
"Udah ngerjain tugas belum?" Diandra memberanikan diri untuk mengirim pesan pada Gabio. Jika bukan karena tugas kelompok, ia tak akan sudi menurunkan gengsinya untuk mengirim pesan terlebih dahulu, terlebih pada orang yang ia suka.
"Belum, laptop gue error," balas Gabio saat itu. Percakapan singkat yang tanpa Diandra sadari akan membawanya ke situasi sekarang.
Sejak hari itu, Gabio terus menghubungi nya untuk membahas tugas ataupun sekedar mengingatkan nya untuk mengisi presensi sebelum waktu yang diberikan habis.
Namun, seorang Diandra yang punya gengsi selangit dan rasa insecure yang tinggi tak pernah mau merespon Gabio dengan baik, demi mempertahankan prinsipnya untuk tidak jatuh cinta dengan teman sekelasnya sendiri.
Sampai suatu ketika, di suatu hari kala sedang berlangsung UAS di semester 2, Gabio menghilang tanpa kabar. Meninggalkan Diandra dengan beribu pertanyaan di kepalanya yang keras itu.
Diandra perlu menunggu dua hari untuk menyakinkan dirinya bahwa ia harus menghubungi Gabio untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang muncul di kepalanya.
"Lo berhenti kuliah ya? Kenapa?" Tanya Diandra
"Cie rindu sama gua ya," balas Gabio dengan sifat jahilnya yang selalu membuat Diandra kesal.
"Ya udah bodo amat!" Kesal Diandra kala itu.
Percakapan singkat yang berlanjut beberapa bulan setelahnya saat Diandra berulang tahun ke 18 dan mengunggah fotonya di sosial media.
"Happy birthday Diandra," tulis Gabio singkat namun cukup membuat Diandra kembali mengingat hari dimana Gabio pernah memaksanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun tanpa ia tau apakah Gabio serius atau hanya ingin menjahilinya.
Setahun berlalu dengan cepat, Diandra sudah berada di semester 4 dan sudah mulai masuk ke kampus secara offline. Kabar terakhir yang ia dengar dari Gabio adalah ia pindah kampus dan baru akan mulai kuliah dua tahun kemudian, terhitung sejak ia berhenti dari kampus Diandra. Yang artinya saat Diandra berada di semester 5.
Pertemuan pertama mereka berawal dari Gabio yang tiba-tiba mengajak Diandra untuk bertemu dan pergi menonton film KKN di Desa Penari yang saat itu sedang tayang di bioskop.
Pertemuan yang awalnya hanya di tanggapi iseng oleh Diandra, sekedar memenuhi ajakan teman lama yang akhirnya akan bertemu secara langsung setelah saling kenal selama hampir 2 tahun.
Disinilah kisah awal Diandra dan Gabio, awal dari semua rasa sakit dan bahagia, suka dan duka dalam hubungan sepasang remaja beda agama yang entah kemana arahnya...
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Teman Yang Bukan "Teman"
Teen FictionHts ga Jaya ga jaya ga jaya wkwkw, gimana sakitnya jalanin hubungan tanpa status selama bertahun-tahun tanpa ada kejelasan dan berujung asing, mungkin kalian ada yang related sama aku. Jadi silahkan baca xixi