KACEY

0 0 0
                                    

.      .      .

Kacey,

Malam ini sangat indah dengan bulan yang bersinar terang begitupun ribuan bintang bintang di langit yang bertebaran dengan cantik, Membuat siapa saja yang melihat langit itu akan terpana dengan keindahannya.

Namun Menurut Kacey, malam ini sangat buruk, Bahkan amat buruk menurutnya.

"BAJU SEKOLAH KAMU YANG ITU MASIH BAGUS!!" Pekik sang mama yang bernama Riani dengan nafas memburu, Sudah sangat kesal dengan tingkah sang anak yang sedikit sedikit minta pakaian baru, Padahal baru saja kedua anaknya itu menghabiskan uangnya sebanyak dua juta dalam dua hari. Itu terhitung banyak menurut Riani.

"Tapi pakaian kakak udah kotor ma .." Sahut Kacey tiba tiba karena melihat kakaknya seperti tidak niat untuk memberitahu masalah pakaiannya yang sudah kotor itu.

"KAMU ITU SUDAH MAU LULUS!! PAKAI ITU AJA LAH!" Riani menunjuk Kakak perempuan kacey dengan telunjuknya.

"JANGAN APA APA MAU YANG BARU! NGERTIIN MAMA SAMA PAPA SEDIKIT BISA GAK??!!" Semakin menjadi, Kacey memilih diam dan mulai fokus membalas chat dari pacarnya.

Loml :
Sayang, Kenapa chat aku di read terus?

Me :
Eh, maaff yaaa

Loml :
Iya iya gapapa sayang, gimana hari nya hmm?

Me :
bad

Loml :
iya kah? kamu mau cerita ke aku?

"KAMU JUGA CEY!"

Kacey mendongak menatap sang mama yang berdiri di depan pintu kamarnya, sedangkan ia duduk di atas sofa.

"Cey kenapa lagi ma?" Tanya Cey lelah, Rasanya ia ingin menangis saja kali ini, ingin menangis sekencang kencangnya.

"HANDPHONE TERUS KERJAANNYA, LIHAT ITU KAKAK KAMU NILAI NYA TURUN DRASTIS CUMA KARENA MAIN HANDPHONE!!!" Riani menunjuk sang kakak di depan kamar yang fokus membereskan pakaiannya, ia akan tinggal sendiri, Dia mau mencoba mandiri di usia yang sudah menginjak 18 tahun, Jujur saja di umur yang masih terbilang muda itu Sang kakak masih membutuhkan dukungan dan masih bergantung kepada orang tuanya, Dia juga belum mendapatkan pekerjaan karena masih di bawah umur, yaa itulah kesulitannya.

Kacey hanya diam, Tidak mau merespon ucapan sang mama yang membuat kupingnya rasanya ingin pecah saat ini juga, Apa tetangga mendengar pekikan sang mama? Oh, mungkin sudah jelas mendengarnya.

Mamanya berlalu dengan cepat keluar dari kamar kacey dan turun ke bawah, Beberapa menit setelahnya Kacey memutuskan untuk curhat kepada sahabatnya namun ..

"Anjing wifi di matiin." Ucap Kacey kesal dan memutuskan menonton youtube saja, Karena ada beberapa video yang sudah ia download untuk ia tonton saat sedang Offline.

Jangan lupakan ia sudah membalas chat pacarnya walaupun sedang offline, biarkanlah itu terkirim dengan sendirinya saat wifi rumah menyala.

"KACEY!"

Kacey menghela nafas dan menyahut panggilan papanya. "APAA??" Balasnya dengan teriakan.

"SUDAH MASAK BELUM KAMU?!" Ya, walaupun di rumahnya ada pembantu, tetap saja untuk menyiapkan papanya makanan harus dari tangan keluarganya, Kali ini giliran kacey yang membuatkan.

"SUDAH! ADA DI MEJA"

"KAMU DI KAMAR HANDPHONEE TERUS!" Ucap papanya, handphone handphone dan handphone.

"BISA GILA KAMU KARENA BENDA ITU CEY!!!"

"Shh, berisik dah!" Kesal kacey dengan membanting hpnya lalu menutup badannya dengan selimut, Ia akan tidur sekarang.

.      .      .


Pagi ini Aylona bangun lebih cepat, Menatap sekitarnya yang berantakan, Ia memutuskan untuk membersihkan kamar kost nya dulu sebelum mandi untuk ke sekolah.

Setelah semuanya sudah beres Aylona dengan sigap mengambil handuk mandinya yang tergantung di dekat pintu kamar mandi, Setelahnya ia masuk kamar mandi lalu membersihkan badan.

Sesudahnya mandi, Aylona keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk jumbo seperti biasanya.

"Huh hari rabu, kayaknya ada pr deh," Gumam Aylona dengan menyusun bukunya dan memasukkannya ke dalam tas, Ia sudah selesai siap siap, tinggal cus jalan ke sekolah.

"Bodo amat lah, nanti nyontek sama kacey aja." Ujarnya lalu segera keluar dari kost, tak lupa ia juga mengunci pintu kamar kostannya.

"Hai keyna!" Sapa Aylona tersenyum menatap keyna dan sang ibu.

Ibu keyna membalas sapaan Aylona, sembari masih membujuk anaknya agar berhenti menangis.

"Ututu, kenapa nangis ini adek cantik?" Tanya Aylona menghampiri, sesampainya di dekat Keyna, Aylona mendapat pelukan tiba tiba dari anak kecil itu.

"Hi-hiks ... ada ya-yang ganggu ke-keyna di kompleks huhuu hiks .." Aylona menaikkan sebelah alisnya bertanya pada ibu Keyna, 'kompleks depan?' Ibu Keyna pun menjawabnya dengan anggukan.

"Rumah orang kaya itu buk?" Jadi kost an yang ditinggali Aylona dan beberapa orang yang tidak bisa membeli rumah berada tepat di belakang rumah rumah mewah itu, dan jika ingin keluar ya lewat samping rumah besar milik orang, ya bisa dibilang Aylona tinggal di perumahan mewah, namun nyempil di kost kecil di belakangnya.

"Nanti pulang sekolah kita samperin ya? Kita ajak adeknya temenan key." Keyna mengangguk kemudia melepaskan pelukannya agar kak Aylona bisa segera berangkat ke sekolah.

"Duluan ya buk." Pamit Aylona kemudian berjalan ke depan gang, Sesampainya disana ia segera berjalan menuju halte di depan perumahan, Sedikit jauh tapi tak apa.

.      .      .

Bruk!

"Kalau Jalan hati hati!" Sentak Aylona saat barang orang yang di tabraknya terjatuh ke dekat kakinya karena bertubrukan.

"Oh mau nganter paket sekolah ya?" Tanya Aylona saat di kardus besar itu tertulis nama buku keluaran terbaru yang akan disimpan di perpustakaan sekolah.

"Mba kalau jalan lihat - lihat, Saya mana bisa lihat - lihat kalau ngangkat barang yang nutup pandangan mata saya." Balas Lelaki itu dengan suara baritonnya.

"Ya makanya jangan di tutup mata lo, Kan guenya juga gak sengaja, Impasin aja sih." Ucap Aylona menebas nebas debu yang tertempel di rok sekolahnya.

"Terserah." Lelaki itu kembali berjalan dan meninggalkan Aylona dengan wajah masamnya.

"Masih pagi udah buat badmood!" Aylona berjalan, Sembari memikir mikir dimana dia pernah mendengar suara itu?? Sangat tidak asing di pendengarannya, Sialnya Lelaki pengantar paket itu masih melekatkan helm di kepalanya.

"Dimana ya gue dengernya? Kalau belakangan ini sih kayaknya engga deh." Gumam Aylona terus berjalan menuju kelasnya.

"Beberapa bulan yang lalu?" Aylona berfikir, mencoba mengingat ingat dimana ia mendengar suara yang sama seperti suara tadi.

"Audeh! Kayaknya dia pernah nganter paket juga ke rumah gue, Makanya gak asing." Aylona melupakaannya, tidak baik juga untuk pikiran memikirkan tukang paket yang di utus sekolah.

"Na!" Sapa seorang gadis di belakang Aylona.

Aylona berbalik badan dan tersenyum ketika melihat Kacey tengah tersenyum sembari menghampirinya.

"Gue kirain lo dari tadi udah nyampe di kelas, Ternyata oh ternyata jalannya siput banget kayak gini??" Kacey berucap sembari terkekeh yang di balas geplakan kecil di tangannya Oleh Aylona.

"Mata lo!"

"Dua."

"AHAHA ANJIR!"

.       .      .

Thankyou and ily Kyl's.

NARIEL [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang