Terlalu berlebihan jika disebut cinta, terlalu menggebu jika ditahan. Namun aku berani mengatakan, bahwa aku jatuh suka.
'Dew Jirawat as Main Cast
-Not bxb
-Kisah anak sekolahan, cukup klise tapi siapa tau bisa mengisi nafsu halu kamu
Cinta- Apa itu cinta? Selama 17 tahun Vina Ardelia ini hidup, belum pernah ada tuh yang namanya cinta. Paling mentok suka dalam diam aja. Ngobrol sama cowok aja gak berani, apalagi nyatain perasaan :( Lihat hampir semua teman Vina sering diantar jemput sama pacarnya, Vina jadi ingin punya pacar juga deh.
Sebenarnya ini cinta udah Vina tungguin loh sampai Vina sekarang kelas 12, tapi gak datang datang:(( Vina udah dititik pasrah deh mau punya pacar atau enggak. Ya, semoga aja mungkin kalau udah menginjak bangku kuliah, si Doi bakal datang atau bahkan langsung jadi suami wkwk.
"Cringe." Aku menutup buku diaryku dan menguncinya dengan rapi. Kuno memang, tapi aku lebih suka menulis diary dan menghabiskan tinta pulpen daripada sakit mata jempol bengkak karena mengetik di Memo Handphone.
"Vin, pulang yuk. Takut busnya udah gak ada." Ujar Raya sambil menepuk pundakku.
"Yuk." Jawabku sambil membawa tas ransel lalu menggandeng Raya keluar kelas.
Aku selalu pulang sekolah bersama Raya karena rumah kita lumayan dekat hanya beda satu blok saja. Dari SMP aku selalu pulang bersama Raya, dan sekarang kita menjadi teman dekat karena itu.
"Um...Vin," Panggil Raya dengan ragu.
"Kenapa?"
"Tadi waktu istirahat aku ke ruang osis terus Rendy tiba tiba ngasih aku surat dan nyuruh aku baca di kelas. Waktu aku liat isinya---Rendy suka sama aku." Mataku terbelalak mendengar ucapan Raya.
"Hah?! Rendy? Rendy Wiguna?" Ucapku tak percaya.
What---Rendy? Orang yang selalu menghabiskan waktu istirahat di pojok perpustakaan untuk membaca komik?
"Iya, aku harus gimana dong?" Tanya Raya.
Aku mempercepat langkahku dan mengajak Raya untuk bergegas duduk di bangku halte. "Dia suka sama kamu dari kapan, Ray?"
"Nih baca aja suratnya." Aku mengeluarkan secarik kertas dari amplop berwarna ungu muda dan terlihat tulisan rapi Rendy yang tertulis diatasnya yang berisi.
Hai Raya, Maaf kalau aku tiba tiba ngasih surat kaya gini. Aku mau ngasih tau sebenernya aku suka sama kamu dari awal masuk sekolah Ray. Waktu kamu ngasih pinjem aku komik Naruto Vol. 25.
Dari semenjak itu aku suka merhatiin kamu walaupun aku kerjaannya cuma baca komik diperpus hehe. Aku tau kamu suka anting sama warna ungu, jadi aku kasih kamu anting warna ungu. Semoga kamu suka ya Ray.
Maaf aku cuma bisa confess pake surat Ray. Karena aku bukan Uzumaki Naruto yang PeDe-nya to the max. Udah segitu aja yang aku mau kasih tau. Aku gak mengharapkan jawaban apapun kok, aku cuma mau kasih tau aja perasaan aku buat Raya:))
Sehat selalu ya Ray!
Salam, Rendy RW.
"Oh my god, Ray. Gak nyangka Rendy bisa nulis beginian." Aku melipat kembali suratnya dengan rapih.
"Terus aku harus gimana?" Tanya Raya sambil menyimpan suratnya dalam tas. "Menurut aku sih kamu samperin Rendy dulu, bilang makasih buat antingnya. Terus sisanya terserah kamu deh."
"Malu Vinaa."
"Yaudah ayo naik dulu, busnya udah dateng tuh." Aku menarik Raya untuk naik ke dalam bus.
Ini pertama kalinya Raya mendapatkan hal seperti ini. Jadi dia tidak tahu bagaimana cara meresponnya. Sejujurnya aku pun belum pernah mengalaminya, tapi entah kenapa semua teman temanku selalu bercerita soal cinta mereka dan menanyakan saranku. Katanya saran dan ramalanku selalu tepat. Huh-- memangnya aku paranormal.
"Kita lanjut dichat aja ya Vin." Raya melambaikan tangannya padaku.
"Ciee Rendy ciee~" Godaku pada Raya.
"Ih Vina berisik!" Raya bergegas masuk dan menutup pintu. Aku terkekeh melihatnya merajuk.
Oh--- teriakan Raya sepertinya sampai ke ujung rumahku. Terlihat tetanggaku yang sepertinya tertegun dengan itu.
Aku melemparkan senyum simpul pada Dewa yang sedang berolahraga di depan rumahnya. Dia mengangguk sopan sambil tersenyum kepadaku seperti biasanya.
***
Cast
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• Vina Ardelia Tantono (You) •
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
